Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 11. apa Artinya Aku Bagimu
Semua sudah berkumpul di aula harem.Para dayang membantu pihak koki istana untuk menghidangkan banyak makanan lezat disertaai kue usmantus yang dibuat oleh sang ratu sendiri.
Satu persatu selir memberi hormat kepada Gyeo Wool dan memberikan doa-doa baik mereka. Mereka juga menyampaikan simpati kepada sang ratu atas apa yang menimpanya.
" Yang Mulia Ratu, setelah sakit Anda semakin cantik dan bersinar."
" Ya ampun, apakah benar? Jangan terlalu banyak memuji aku jadi malu."
Bukannya basa-basi Gyeo wool mengatakan hal tersebut. ia benar-benar tersanjung oleh pujian dari salah satu selir di harem tesebut.
" Oh iya, apa selama aku tidak ada di sini semua berjalan baik-baik saja?"
Wool menatap satu persatu selir raja Hyeon tersebut. Rupanya selir Hyeon bukan hanya ada 4 tetapi bila di jumlah ada sekitar 10 orang.
" Maaf yang mulia ratu, saat Anda tidak ada harem di bawah kendali Selir Bin Da Eun."
Bukannya marah Wool malah tersenyum. Sambil meminum teh hijau miliknya Wool menatap kesegala arah di ruangan tersebut mencari keberadaan orang yang tengah dibicarakan tersebut.
Kasak-kusuk pun terdengar. beberapa selir yang memang tidak menyukai Da Eun mulai membicarakan Da Eun bahwa selir itu tidak sopan karena seudah membuat yang mulia ratu menunggunya.
" Jangan bicara seperti itu. Aku tidak apa-apa. Mungkin Selir Utama Da Eun tengah ada urusan yang lain. Kita tunggu saja, apakah kalian keberatan."
" Tidak yang mulia. Kami tidak keberatan."
Setelah beberapa saat Da Eun pun datang bersama Boram. Mereka semua menatap Da Eun dengan tatapan yan tidak dapat diartikan. Namun Da Eun acuh. Dia berjalan dengan kepala diangkat, sungguh sombong dilihat mata para selir lainnya namun tidak dengan Wool. Wool malah tersenyum ke arah Da Eun.
" Hormat kepada yang mulia ratu semoga ratu bahagia."
" Terimakasih selir utama. Silahkan duduk. Baiklah, semua sudah berkumpul di sini. Maka dari itu aku akan menyampaikan sesuatu yang akan dibaca oleh Kasim Ho."
Kasim Ho mengangguk lalu berjalan ke tengah aula untuk menyampaikan apa yang sang ratu inginkan.
" Berikut adalah peraturan harem yang telah Yang Mulia Ratu Gyeo Wool perbarui. Pertama ... "
Satu persatu Kasim Ho membaca poin yang dituliskan oleh Gyeo Wool. Semua mendengarkan dengan seksama. Pun dengan Da Eun, hingga sebuah peraturan dimana membahas mengenai anak. Di sana Da Eun sungguh terkejut. Bagaimana peraturan itu bisa berubah.
" Maaf yang mulia ratu, bagaimana peraturan tersebut bisa berubah. Bukannya tidak seperti itu sebelumnya."
Gyeo Wool menaikkan sudut bibirnya tentu saja dia sudah menduga akan ada protes dari salah satu selir di harem. Dan Wool tahu ada yang tidak beres dengan peraturan harem sebelumnya itu pasti ulah Da Eun. Karena bagaimana dia bisa tahu jika sebelumnya peraturannya tidak seperti itu. Sedangkan peraturan harem hanya ratu yang boleh mengotak atiknya.
" Oooh itu. Jadi aku akan menjelaskannya. Poin mengenai anak merupakan poin penutup pembaharuan peraturan harem ini. Di situ jelas dituliskan bahwa barang siapa selir yang memiliki putra tidak akan bisa jadi putra mahkota kecuali ratu tidaj bisa memberi putra. Meskipun nanti ratu dalam hal ini aku tidak bisa memberi yang mulia seorang putra, maka siapapun selir yang melahirkan putra pertama di harem ini akan jadi putra mahkota. Dengan catatan aku yang akan tetap menjadi ibunya."
Da Eun mengerutkan kedua alis nya, ia sungguh tidak mengerti maksud Gyeo Wool.
" Jadi seandainya yang mulia ratu tidak bisa punya anak terus hamba yang punya putra maka putra hamba akan jadi putra mahkota tapi tetap Anda yang jadi ibu nya? Anda yang tetap jadi ibu surinya?"
Gyeo Wool mengangguk, tentu saja begitu. Dia tidak mungkin membiarkan selir naik tahta ke posisi tertinggi. Selain memang tidak bisa, itu jelas akan menimbulkan pertikaian di harem.
Terlihat wajah Da Eun yang tidak puas. Tentu saja Wool tahu, ia kemudian menjelaskan bahwa semuanya sudah dibaca oleh Yang Mulia Raja Hyeon, bahkan ada stempel kerajaan yang dibubuhkan di sana.
Da Eun langsung tertunduk lemas. Rencana belum jadi dijalankan tapi tampaknya ia sudah kalah terlebih dulu.
Gyeo Wool begitu puas menyaksikan ekspresi wajah Da Eun. Ia akan berusaha menjauhkan kedudukan penting dalam istana ini dari Da Eun. Entah mengapa ia merasa jika Da Eun bukanlah wanita yang sebaik tampilannya. Meski begitu Wool harus bersikap bijaksana. Menjadi ratu bukan perkara mudah, banyak yang harus di urusin
🌿🌿🌿
" Arghhhh bedebaaah kau Gyeo Wool. Dasar jalaang sialan!!"
Sepulang dari pertemuan di aula tadi Da Eun tak henti-henti nya mengumpat. Ia sungguh kesal dan marah dengan peraturan baru yang di buat oleh sang ratu tersebut.
Sebenarnya yang membuat Da Eun begitu kesal adalah Hyeon yang dengan mudahnya menyetujui usulan dari Wool. Bahkan tanpa ragu membubuhkan stempel kerajaan di sana.
" Lalu selama ini apa artinya aku bagimu yang mulia. Apa aku hanya sekedar penghangat ranjang mu?"
Da Eun tergugu. Wanita itu menangis pilu. Ia kembali bagaimana dulu sebelum masuk istana. Da Eun bertemu Hyeon saat pria itu berjalan sendirian di hutan. Kebetulan Da Eun sedang mencari beberapa jamur liar.
Da En yang tengah mengambil jamur di pinggiran tebing tiba-tiba tergelincir. Dia berteriak meminta tolong, beruntung ada seorang pria yang melintas dan menarik tangannya. Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Hyeon.
Akan tetapi Da Eun todak tahu jika pemuda itu adalah seorang putra mahkota. Singkat kisah mereka menjalin kasih dan Hyeon menginginkan Da Eun jadi istrinya.
Namun karena Da Eun hanya seorang gadis desa biasa ia tidka bisa menjadi ratu, dis hanya bisa jadii selir.
Saat melamar barulah Da Eun tahu kalau Hyeon adalah putra mahkota yang akan dinobatkan menjadi raja. Tadinya Da Eun tidak ingin menikah dengan Hyeon tapi Hyeon berjanji hanya akan mencintai Da Eun meskipun nanti dia punya ratu.
Da Eun pun setuju. Tapi hingga saat ini Hyeon tidak pernah mau membicarakan mengenai anak kepada Da Eun. Sedangkan Da Eun sendiri juga tidak berani bertanya.
" Tidak, aku tidak boleh begini. Ya, aku harus bertanya kepada yang mulia soal anak. Bagaimana pun aku yakin putraku nanti akan jadi putra mahkota. Yang mulia pernah berkata bahwa dia tidak akan pernan mencintai ratu. Dnegan begitu ratu tidak akan pernah punya anak dari yang mulia. Dan juga aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku harus bisa menyingkirkan jaalaang itu dari istana ini."
Tampaknya Da Eun memiliki tekat baru. Ia benar-benar menginginkan anak bisa memperkuat posisi nya di harem istana.
TBC
his knp sih ratu hrs punya niat merebut raja...knp enggak di cuekin aja jg pedulikan lagi...jual mahal gitu...