Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Berlebihan
Nyonya Claudia mengajak Else untuk melakukan perawatan wajah sebelum pesta.
Karena perempuan itu penuh dengan bercak merah sekarang, nyonya Claudia terpaksa memanggil orang salon untuk datang ke mansion keluarga Duke.
Seumur hidup Else tidak pernah membayangkan jika akan perawatan kecantikan pribadi seperti ini.
Dia merasa seperti seorang putri kerajaan sekarang apalagi dari rambut sampai ujung kuku kakinya dirawat dengan sungguh-sungguh.
"Rambutnya terlihat tidak sehat jadi beri perawatan terbaik dan cat kukunya juga jangan terlalu mencolok, wajahnya juga harus mulus dan glowing," Nyonya Claudia memberi instruksi.
Sementara Else tidak bisa bicara karena tengah memakai masker sekarang. Dia pikir kalau perawatan hanya membutuhkan waktu satu atau dua jam saja nyatanya lebih dari itu sampai Else ketiduran.
"Menantu Anda sangat unik, Nyonya," komentar salah satu orang salon.
Nyonya Claudia sudah tidak kaget lagi melihat tingkah laku sang menantu.
Tak lama Laura datang setelah berbelanja karena Riftan sudah memberinya transferan uang.
"Ibu, aku datang," ucap Laura.
Laura datang membawakan tas edisi terbaru yang dibelinya. "Lihatlah tas ini!"
Atensi perempuan itu teralihkan oleh Else yang tertidur saat perawatan.
"Dia..."
"Namanya Else, dia istri Hugo," jelas nyonya Claudia sebelum Laura banyak bertanya.
"Ah..." Laura mengamati perempuan yang sepertinya masih polos itu. "Dia berbeda dengan Kara!"
Sebelumnya Riftan tidak pernah bercerita kalau pernikahan Hugo dan Else adalah pernikahan palsu.
Jadi, Laura tetap mengira jika Else adalah istri dari Hugo.
Sepertinya keberadaan perempuan itu tidak akan mengancam bayiku!
"Makan malam saja di sini," nyonya Claudia memberikan penawaran. Dia sebenarnya tidak cukup dekat dengan Laura tapi demi Riftan, dia akan bersikap baik.
"Baik ibu," balas Laura dengan senang hati.
Saat perawatan selesai, Else baru terbangun. Dia merasa tidurnya sangat nyenyak.
"Jam berapa ini?" Else jadi panik karena mendekati jam makan malam.
Dia buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Saat melihat penampilannya di depan cermin, Else kembali terkejut.
"Ya ampun, apa ini benar-benar aku?" pekik Else tidak percaya.
"Ternyata selama ini aku hanya kurang uang saja, semua akan cantik jika punya uang banyak!"
Else benar-benar mulai menikmati hidup sekarang. Dia segera bersiap untuk menyambut suaminya pulang kerja.
Ketika dia turun ke bawah lagi, Else melihat nyonya Claudia tampak berbincang dengan seorang wanita.
Else takut kalau wanita itu adalah Kara yang selama ini ditunggu oleh Hugo.
"Kak Else, 'kan?" tegur Laura seraya mendekat.
"Perkenalkan namaku Laura, aku kekasihnya Riftan!"
Entah kenapa Else jadi lega mendengarnya. Jujur saja dia belum siap jika harus berhadapan dengan Kara.
Jadi ini kekasih Riftan yang hamil itu!
Else mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.
"Senang bertemu denganmu, Laura," ucap Else selembut mungkin.
Kemudian Laura mengajak Else untuk bergabung bersamanya dan nyonya Claudia.
"Kami sedang membahas pesta kak Hugo nanti, kami ingin pesta dengan nuansa kerajaan Eropa yang sederhana," jelas Laura.
"Dia tidak akan mengerti," balas nyonya Claudia yang tahu selera Else.
"Um, sepertinya menambahkan cerita putri dongeng akan berkesan ibu," Else memberikan usul supaya tidak dipandang sebelah mata.
"Ide kak Else tidak buruk ibu," tambah Laura.
Nyonya Claudia hanya berdehem saja tapi diam-diam menulis ide Else untuk dia kirimkan pada wedding organizer.
Beberapa menit sebelum jam makan malam tiba, semua anak laki-laki keluarga Duke mulai berdatangan.
Laura tidak segan memeluk Riftan saat melihat kekasihnya pulang.
"Kendalikan dirimu, Laura," Riftan segera melepas pelukan sang kekasih.
"Bayi kita merindukan ayahnya," bisik Laura.
Hugo menggelengkan kepalanya melihat pasangan kekasih itu, pantas saja Riftan bisa tergoda karena Laura terus saja menyerang sang adik tanpa tahu malu.
Lelaki itu mencari Else dan pupil matanya membesar karena melihat penampilan sang istri palsu yang tampak berbeda.
Else kembali salah tingkah tapi dia berusaha baik-baik saja.
"Ibu yang memberikan perawatan padaku," ucap Else malu-malu. "Apa kau suka sayang?"
"Ehem!" Hugo berdehem pelan untuk menguasai dirinya.
"Kau terlihat lebih cantik dari biasanya!"
Wajah Else semakin memerah dan hal itu bisa dilihat jelas oleh Lowell.
Lowell masih menganalisa keadaan, dia tidak mau gegabah dalam mengambil tindakan. Untuk sementara biarkan saja kedua saudaranya itu bermain.
Saat makan malam pun, Lowell terus memperhatikan Else. Dia tidak bisa melepas pandangan dari perempuan itu.
Rupanya Else sadar dan memberi isyarat pada Lowell.
Ada apa?
Lowell memiringkan kepalanya seolah mengerti dengan kata hati Else, dia ingin berbicara berdua lagi.
Dan Else pun menganggukkan kepalanya.
Sesuai janjinya kemarin, Lowell memberikan banyak camilan untuk Else.
"Kau bilang masih suka lapar jadi terimalah ini," ucap Lowell seraya memberikan paperbag di tangannya.
"Ini banyak sekali, bagaimana kalau ketahuan oleh ibu," balas Else jadi takut.
"Tenang saja, kau bisa meminta bantuan pelayan untuk memasukkannya ke kamarmu," ucap Lowell memberi saran.
Else tampak kesenangan hanya karena camilan.
"Kau menyukainya kakak ipar?" tanya Lowell seraya mengusap kepala Else yang seperti kucing jinak.
Dari kejauhan Laura tidak sengaja melihat keduanya, dia jadi curiga kalau mereka mempunyai hubungan.
"Aku harus memberitahu Riftan," batin Laura.
lalu kenapa else sebagai orang luar merasakan manis,apa sekarang else mengandung keturunan duke 🤔 .