Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7
Setelah keduanya di tangani oleh dokter,bahkan Leo dan Rosa menunggu keduanya segera sadar.
Selain itu,mereka meminta keduanya dalam satu ruangan untuk memudahkan mereka menjenguk keduanya.
"Apa kau tidak berniat membeli makanan?"
"Beli saja sendiri,lagi pula kau punya kaki dan kenapa seolah memberi isyarat terhadap ku"sinis Leo terhadap Rosa.
"Biasa saja ngomongnya,apa kau begitu membenciku? Nada bicaramu,sungguh menjengkelkan bagi ku"keluh Rosa terhadap Leo.
"Berisik,lagi pula ini di rumah sakit dan tidak seharusnya kau bersikap manja terhadapku."
"Kau terlalu ke kanak-kanakan,apalagi kau lelaki yang tidak peka sama sekali terhadap perempuan."
"Siapa kamu? Lagi pula,kita tidak seakrab itu ya"ujar Leo dengan datar.
"Bukankah kita sudah berteman? Lagi pula,kau juga datang ke pestaku kemarin."
"Cih,aku tau niat terselubung mu itu dan lagi pula bukankah kau hanya mengundang Arnold saja? Buktinya,hanya Arnold yang di beri undangan dan aku? Bukankah aku hanya mendapatkan sebuah ucapan saja darimu dan dari awal saja kau tidak berniat untuk mengundangku bukan?"
"Kau benar-benar di luar pikiranku,kau berpikir negatif soal diriku yang mengundang kamu lewat ucapan dan setidaknya aku memiliki niat baik mengundang mu loh"ujar Rosa menghela nafasnya kasar.
Namun Leo hanya diam saja,lagi pula dia enggan berdebat dengan Rosa yang tidak mau kalah darinya.
Pandangan Rosa beralih terhadap Sasa dan Arnold yang saat ini terbaring lemah,dia menatap ke arah Leo yang kini fokus pada ponselnya.
"Sebenarnya,apa yang terjadi dengan mereka dan kenapa bisa mereka terjatuh dari tangga"beo Leo dengan heran.
"Jika kau bertanya terhadapku,lantas aku harus bertanya dengan siapa?"sinisnya.
Rosa saja kebingungan saat ini,karena dia tidak tau apa yang terjadi dengan keduanya dan dia bertanya-tanya di dalam benaknya tentang keduanya sejak dia berada di dalam ruangan menunggu keduanya.
"Apa mereka menjalin hubungan?"tanya Rosa menatap ke arah keduanya.
"Mana aku tau,tapi sepertinya Arnold menyukai Sasa dari cara Arnold memandang Sasa dengan intens."
"Kamu serius?"tanya Rosa yang cukup terkejut dengan ucapan Leo.
"Hanya pendapatku saja,apalagi aku tidak tahu isi hati Arnold yang sebenarnya.Aku pikir hanya rasa suka saja kemungkinan besar dan selebihnya aku tidak suka ikut campur dengan kehidupan percintaan Arnold sama sekali."
"Cih,dasar gemblung.Aku kira beneran,kau ini sahabat yang tidak berguna"kesal Rosa yang gagal mendapatkan informasi tentang kisah asmara Arnold.
"Kenapa kau mengatai diriku? Lagi pula,itu bukan urusanku sama sekali.Apa kau menyukainya?"
"Jadi urusan mu lah,apalagi Arnold sahabat kamu dan kau juga tidak perlu tau aku menyukainya atau tidak"ketus Rosa terhadap Leo.
"Dasar cewek gila,apa kau sudah menghubungi orang tua Sasa?"
"Aku tidak seakrab itu dengan orang tuanya,apalagi Sasa tinggal sendirian dan orang tuanya begitu sibuk dengan pekerjaannya"ucap Rosa menatap iba terhadap Sasa.
"Lebih kasihan si Arnold,karena orang tuanya sangat jauh dan dia hidup mandiri selama di sini."
"Wajarlah,dia kan lelaki dan berbeda hal dengan Sasa yang seorang perempuan"ujar Rosa sambil melipatkan kedua tangannya di dada.
"Sudah sore,aku harus balik"ucap Leo berdiri.
"Hey,apa kau akan pulang begitu saja dan membiarkan mereka berdua tanpa penjagaan sama sekali?"sewot Rosa.
"Apa kau tidak ingin pulang? Lagi pula,aku juga memiliki urusan ku sendiri dan aku tidak bisa stand by untuk menjaga mereka.Lagi pula,ayahku sudah menunggu kepulangan ku saat ini dan kau jaga saja sendirian"ucapnya dingin.
"Aku juga sama ingin pulang,apalagi tinggal di rumah sakit tidak menyenangkan.Lantas bagaimana dengan mereka berdua?"tanya Rosa dengan wajah yang kebingungan.
"Kenapa kau susah payah memikirkan mereka,lagi pula di sini aman-aman saja.Disini masih banyak perawat dan dokter yang berjaga 24 jam,ngapain kamu bingung-bingung tidak jelas seperti itu."
"Kau benar juga,yasudah antarkan aku pulang sekalian dan lagi aku takut kemalaman di jalan."
"Lah,aku bukan sopir mu ya.Lagi pula,rumah kita tidak searah dan lebih baik kau meminta supir untuk menjemput dirimu saja"ketus Leo yang langsung berlalu pergi begitu saja.
"Cih,dasar lelaki tidak punya perasaan dan bagaimana bisa dirinya membiarkan aku pulang sendirian"sebal Rosa terhadap Leo yang begitu egois meninggalkan dirinya seorang diri.
...****************...
Tengah malam telah tiba,Arnold merasa gelisah saat ini dan tubuhnya menjadi panas.Bahkan dia merasakan aliran energi di tubuhnya bertabrakan,semua energi tiba-tiba masuk ke dalam tubuhnya dan gelang kayu yang di pakai Arnold tiba-tiba mengeluarkan cahaya menyilaukan.
Gelang kayu itu langsung menyerap energi di sekitarnya,energi masuk ke dalam tubuh Arnold dengan cepat dan kini Arnold merasakan kesakitan di dalam tubuhnya.
Keringat bercucuran di wajahnya,nafas Arnold tidak beraturan dan terengah-engah.Arnold seketika langsung membuka kedua matanya dan pandangannya seketika melotot.
"Apa yang terjadi denganku"Gumam Arnold menatap ke sekeliling ruangan.
Dia mengingat kejadian saat di kampusnya,pandangannya beralih ke arah Sasa yang masih belum sadar hingga saat ini.
Arnold seketika melotot dan mengucek kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya.
Dia mencoba menatap Sasa sekali lagi dan cukup terkejut,dia ternyata tidak bermimpi sama sekali saat ini.
Arnold mengambil botol infusan,dia perlahan berjalan ke arah Sasa dan bersyukur Sasa tidak kenapa-kenapa.
"Bangunlah peri cantik"bisik Arnold di telinga Sasa.
Namun percuma saja Arnold berbisik,karena Sasa tidur begitu pulas akibat obat yang di suntikkan ke dalam tubuhnya.
"Aku bersyukur,jika kamu tidak apa-apa Sa"ucap Arnold lirih.
Tangannya terulur membelai rambut Sasa,seketika bibirnya tersenyum dan menatap Sasa yang menurutnya sangat cantik saat tidur.
"Aku harap,kau menjadi kekasih ku Sa.Sebisa mungkin,aku akan memberikan yang terbaik buat kamu."
Kemudian Arnold berjalan kembali ke ranjangnya,karena dia merasakan sekujur tubuhnya yang masih sakit.
"Sial,tubuhku sangat ngilu"rintihnya.
Arnold membaringkan tubuhnya perlahan dan dia kini menatap langit-langit kamar rumah sakit,dia merasa heran dengan keadaan dirinya yang kini satu ruangan bersama Sasa.
"Bukankah,biasanya orang sakit dalam satu ruangan satu orang ya"ucapnya bingung.
Dia kembali melirik ke arah Sasa,namun setidaknya dia bersyukur berada satu ruangan dengan Sasa saat ini.
"Lebih baik,aku melanjutkan tidurku saja"gumam Arnold yang merasa mengantuk.
Kemudian Arnold memejamkan kedua matanya,hingga dia langsung tertidur dengan begitu saja.