NovelToon NovelToon
Alunan Takdir

Alunan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Apakah kalian pernah takdir?

Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 -Alunan Takdir-

Luna tertidur hingga pagi, saat dia bangun, dia melihat sekitar dan ternyata dia berada di kamar rawat, dia melihat salah satu suster yang sedang bekerja, karena sepertinya ada sebuah kecelakaan kecil di daerah sekitar sini.

" Suster " ucap Luna memangil sang suster

Suster itu mendekati Luna dengan beberapa alat di tangan nya " iya dokter ada apa? " menatap Luna yang sedang berusaha untuk duduk.

Walau sudah di beri obat, Luna Masi merasa sedikit pusing, namun dia ingat tugas nya di sini, karena tak ada dokter selain dia " apakah terjadi sesuatu? Kau membawa peralatan untuk gawat darurat " menatap suster tersebut

" Ya dokter, ada dua truk yang saling bertabrakan di depan sana, dan ada sekitar 4 orang yang terluka, 2 nya dalam kondisi yang sangat parah, kami sekarang sedang mengobati 4 kena itu " menatap Luna

Luna mengikat rambut nya, dia mengambil jas nya dan menarik nafas nya, lalu melepaskan infus nya " kau atur saja tempat tidur di sini, aku akan ke sana, dan tolong hubungi viola untuk merawat mereka di sini " perintah Luna

Suster itu menatap Luna bingung " tapi saat ini viola sedang bersama mereka di lokasi kejadian, karena ada salah satu dari mereka yang kritis masih di sana, dia tertimpa besi " jelas suster itu

Tiba-tiba saja Luna mendengar suara ambulance yang datang ke posko mereka " aku akan ke ruangan operasi sekarang, untuk 4 orang itu tolong kau dan yang lain rawat " memanggil beberapa peralatan yang ia butuhkan

" Dokter Luna, saat ini kah tidak bisa melakukan operasi karena semua dokter sedang sibuk saat ini, tak ada yang bisa menemani dokter di dalam ruangan operasi " jelas nya

Luna merasa bingung karena mustahil bagi nya melakukan operasi sendirian " aku hanya butuh dokter anestesi, aku bisa melakukan semua nya sendirian, kau panggil kan saja Bungga atau yang lain, aku akan menunggu di ruang operasi " berlari menuju ruang operasi

Suster itu meminta teman nya yang lain untuk melakukan pengobatan di ruangan medis, dan Bungga di minta untuk ke ruangan operasi karena dokter Luna sudah menunggu di sana.

Saat Bungga sampai di dalam rumah operasi, Luna sudah siap dengan semua nya, bahkan hal yang seharusnya di siapkan Bungga, sudah ia siapkan.

Bungga menatap Luna " dokter kau sahabat lincah " masuk ke dalam dan tersenyum kepada Luna

" Kau tau kalian semua pasti merasa lelah, jadi aku mengerjakan beberapa hal yang aku bisa " menatap Bungga

" Tapi dokter, wajah mu masih pucat, kapten Arya mengatakan kau tak boleh bangkit dari ranjang mu, lalu kenapa kau berada di sini? " bingung

" Ya, seharusnya memang aku tak ada di sini, tetapi apa gunanya aku jika terus istirahat? Aku sudah lebih baik kau tak perlu khawatir " mengambil alat operasi nya

Bungga menatap Luna " kami tidak khawatir, tetapi seperti nya kapten Arya yang merasa khawatir, dia tidur di samping mu sampai fajar, lalu pergi saat di hubungi oleh tim nya " jelas Bungga

Luna sama sekali tidak memberikan respon banyak untuk hal yang baru saja bungga katakan, dia hanya menjawab seadanya, karena memang ini adalah tugas nya, jadi tak perlu membawa perasaan pribadi ke dalam perkejaan.

Operasi Luna sama sekali tak pernah gagal, seperti saat ini, setelah selesai Luna keluar dari ruangan operasi, dia merasa pusing dan tatapan nya mulai buram.

Hingga

"Dokter Luna! " teriak seorang tentara yang berlari ke arah Luna

Luna menatap nya dan berdiri tegak, agar tidak terlihat sedang sakit " ada apa? " ucap Luna saat tentara itu sudah dekat

" Aku adalah Amar, aku salah satu tim kapten Arya, saat ini ada satu korban yang masih berada di lokasi, kondisinya sangat kritis, kami sudah melakukan yang terbaik, namun tetap saja tak bisa " jelas nya dengan nafas yang masih belum beraturan

Luna terlihat khawatir " apakah besi yang tertancap di tubuh nya sudah di cabut? jika belum maka dia tidak akan bertahan lama " menatap jam tangan nya

" Itu dia masalah nya dokter, alat untuk memotong besi nya belum juga tiba, jadi kami memotong bagian bawah besi nya, agar pasien bisa di bawa ke rumah sakit kita ini " menatap Luna

" Baiklah bawa aku ke sana, aku akan bersama nya dari dalam ambulance hingga ke ruang operasi, dan tolong minta kepada teman mu yang lain, untuk mencari alat pemotong besi nya saja, tidak perlu alat yang lama, alat apa saja asal tajam dan kuat " terburu-buru mengikuti Amar

Amar membawa Luna ke lokasi, saat mereka sudah sampai di sana, Luna melihat ada Arya dan viola yang sedang berusaha untuk menghentikan pendarahan dari sang korban.

Luna turun dari mobil dan langsung menghampiri viola " kau ambil kan aku kasa lagi, dan segera putar mobil nya, tak ada waktu untuk menunggu ambulance datang " mengambil alih tempat viola

Viola menatap Luna " kau sedang sakit, kenapa kau berada di sini Luna? "

" Apakah itu penting! cepat lakukan apa yang aku katakan " Luna membentak Viola

Viola yang sadar bahwa teman nya ini sangat mementingkan pekerjaan dari pada dirinya sendiri, dari dulu hingga sekarang, bahkan saat ujian di universitas saja Luna juga melakukan hal yang sama.

Viola mengambil banyak kain kasa untuk menutup luka nya lalu memberikan nya kepada Luna, setelah Luna menyumbat luka nya, dia meminta Arya dan tim nya untuk mengendong korban masuk ke dalam mobil.

Arya melihat betapa Luna sangat khawatir kepada pasien nya, dia merasa Luna sangat tulus dalam menolong seseorang namun dia tak memikirkan dirinya sendiri,

Sebelum naik ke mobil, Luna mimisan dan dai tak sadar akan hal itu, Arya mendekati nya dan menyumbat hidung Luna dengan tisu yang sudah ia bulat kan " hidung mu mimisan, kau tak bisa melakukan operasi jika kau sendiri mengeluarkan darah " menatap Luna

Luna menatap Arya dengan tatapan kosong dan khawatir nya, wajah Luna juga sudah basah oleh keringat " lalu mau dimana korban nya? Rumah sakit kota sangat jah dari sini, biar aku saja yang melakukan nya aku bisa " menatap Arya

Arya memberikan tangan nya " baiklah " ucap nya

" Kenapa kau memberikan tangan mu? Aku tidak butuh itu " Luna naik sendirian ke atas mobil, namun tinggi badan nya dan mobil itu sangat beda jauh, jadi agak sulit baginya untuk naik

Arya memegang pinggang ramping Luna dengan kedua tangan nya, lalu mengangkat nya dan mendudukkan nya di samping viola yang sudah naik dari tadi.

" Kau sangat keras kepala " Arya menatap Luna

" Ayo kita jalan, tak ada banyak waktu " ucap Luna sambil memasang kan infus kepada korban

Di dalam perjalan Luna sudah merasa pusing sekali, namun dia tak boleh pingsan karena ini adalah pasien terkahir nya hari ini, dia harus membuat pasien nya sembuh total barulah dia bisa boleh tumbang.

Saat samali di posko, Luna mendorong korban dan membawa nya masuk ke dalam ruang operasi, dia melakukan operasi dengan sangat lincah dan tepat, setelah luka nya terbuka, dia meminta beberapa tentara untuk masuk ke dalam dan ternyata Arya yang masuk.

" Tolong tarik besi nya, aku akan menutup area yang tertancap besi dengan kain kasa, kau bisa? " menatap Arya,

Arya melihat kedua bola mata Luna yang sangat indah, karena Luna memakai masker jadi wajannya tertutupi, Arya hanya bisa fokus pada mata nya.

" Ya aku bisa " ucap nya,

Saat ini seperti nya Arya jatuh cinta untuk ke sekian kali nya pada Luna

" Baguslah, setelah ini maka semua nya akan selesai, semua nya " ucap Luna mendekati pasien nya

" Tarik " ucap Luna lalu dengan cepat Arya menarik besi nya, dan Luna juga dengan cekat menutup luka nya lalu menjahit nya

Saat benang jahit terakhir Luna tarik, dia sudah tak tahan menahan tubuh nya lagi, dia tumbang dan untung nya Arya masih berada di belakang nya.

Arya menangkap Luna dan menatap nya " apakah kau baik-baik saja? "

" Aku berhasil Arya, aku berhasil " ucap nya dengan nada bicara yang lemah dan perlahan menutup mata mata nya dan menjatuhkan alat yang sedang ia pegang

1
Hilda Rahma Dewi
bagus banget novel nya tapi saya juga tetap bahagia banget terima kasih dengan novel toon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!