Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.
Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.
Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.
Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.
Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.
"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Bab 27~Tekanan Kuat
"Ada keributan apa ini?!" Seorang gadis cantik menatap sengit pria yang melemparkan meja tadi dan membuatnya hancur.
Si pembuat onar itu pun menoleh ke arah gadis tersebut. Seketika matanya berbinar melihat gadis cantik tengah berdiri dengan tatapan sombongnya. "Wah, gadis cantik rupanya. Apa kau sengaja datang ke mari untuk menyambut kami? Hehehe!"
Senyum culas itu sangat menjijikan di mata Xiao Mei sehingga membuatnya mendelik sebal.
Salah satu menghampiri dengan tangan terulur, bersiap menyentuh pundak Xiao Mei. "Nona, jika kau ... aaaakkkhhh!"
Tangan yang hendak menyentuhnya itu segera ditangkap Xiao Mei, lalu ia memutarnya hingga si pemilik tangan merintih kesakitan. "Jangan mencoba untuk menyentuhku, bodoh!" Tatapannya penuh peringatan.
Teman-teman pria tersebut terkejut lalu hendak memukul Xiao Mei. Namun, dengan gerakan gesit, gadis itu menghindar dan balik memukul mereka.
Bag
Bug
Brakkk
"Argh, kurang ajar kau!" Erang para pria besar itu.
Mereka semakin bringas melawan Xiao Mei, sedangkan para pengunjung dibuat lari kocar-kacir ketakutan.
Paman Hong terlihat sedih juga takut. Kondisi penginapannya kacau balau, perabotan hancur dan semuanya berantakan. Tapi, pria paruh baya tersebut juga takut untuk menghentikan mereka. Jadi, ia hanya bisa bersembunyi dengan tubuh gemetaran.
Xiao Mei terus diserang bersamaan, tapi dia tak menyerah dan melawan para pria besar itu.
Swoooosshhh
Duaaagghh
Braaaaakkk
"Aaaarrrrggghhh!" Tubuh para pria tersebut terpental ke luar penginapan menabrak pintu dan jendela hingga hancur.
Xiao Mei berdiri dengan tatapan angkuh lalu menunjuk mereka dengan pedangnya. "Jika kalian berani mengacau lagi di tempat ini, maka kalian akan mati hari ini juga!" ancamnya.
"Cuih, gadis ja-lang, beraninya memukul kami. Kau tidak tahu siapa kami? Kami adalah murid sekte Elang Hitam. Kau tidak takut, heh?!"
"Takut? Kau pikir aku ini pengecut seperti kalian! Heh, walaupun kalian adalah murid sekte Elang Hitam, aku tidak akan gentar untuk mengusir pembuat onar seperti kalian ini." tegas Xiao Mei.
"Brengsek, gadis kurang ajar. Kita tidak ada urusan, sebaiknya kau tidak ikut campur dalam hal ini!"
"Benar. Tujuan kami ke mari hanya mencari pemuda bertopeng yang telah mencelakai Tuan Muda kami. Jadi, sebaiknya kau mundur!"
Xiao Mei mengerutkan kening mendengar perkataan mereka. Rasanya ia pernah mendengar seseorang menyebut pendekar bertopeng. Tapi, di mana?
"Siapa Tuan Muda kalian itu?!" Tiba-tiba Fangxuan muncul dari dalam penginapan. Wajah yang tampan namun dingin, menatap tajam para pria besar tersebut.
Mendengar suara berat seorang pemuda, Xiao Mei pun sontak menoleh. Ketika menatap wajah tersebut, ia langsung terpesona. Walaupun wajah Fangxuan ditutupi sebagian oleh topeng, tapi sebagian lagi terlihat jelas dan itu sangat tampan.
"Dia pendekar bertopeng? Tapi, usianya seumuran denganku!" batin Xiao Mei.
Para pria besar segera berdiri dan marah. "Kau Fangxuan?!"
"Ya, aku Fangxuan, orang yang kalian cari. Jadi, siapa Tuan Muda kalian itu? Rasanya aku tidak mengenal kalian." ujar Fangxuan cuek.
"Brengsek. Kau memang tidak mengenal kami, tapi kau tentu saja tahu Tuan Muda Xu Yan, bukan? Garis meridian putus dan dia tidak dapat Berkultivasi lagi. Semua itu gara-gara kau, bedebah." teriak pria tersebut.
Mata Fangxuan berubah menajam ketika pria itu berkata kasar terhadapnya. Aura hitam muncul dari tubuhnya, namun ia terlihat santai menghadapi. "Kalian tidak tahu sebuah pertandingan. Lakukanlah segala sesuatu yang bisa membuatmu menang, termasuk melenyapkan nyawanya. Dan Xu Yan beruntung tidak mati," celetuk Fangxuan mengejek.
"Kau, brengsek! Hari ini kami akan membalaskan dendam Tuan Muda Xu Yan. Rasakan ini, hiyaaaa!"
Swoooosshhh
Para pria tersebut melesat menggunakan pedang untuk menyerang Fangxuan, tapi pemuda itu hanya bergerak ke samping guna menghindari serangan mereka sampai semuanya kewalahan.
"Kau sengaja mempermainkan kami!" hardiknya dengan napas terbata.
"Tidak. Kalian saja yang terlalu lemah." ejek Fangxuan lagi.
Para pria itu mengeram marah. "Kau?"
Ketika pria tersebut hendak mengayunkan pedang ke arah Fangxuan, pemuda bertopeng itu hanya menatapnya tajam. Matanya berubah menjadi merah menyala seperti bukan mata manusia sehingga memberikan tekanan kuat pada mereka.
Seketika itupun mereka mundur ketakutan dan pergi begitu saja tanpa berkata lagi. "Cepat pergi dari sini!"
Para pria sangar itu lari terbirit-birit setelah menatap mata Fangxuan, namun orang lain tidak tahu apa yang terjadi pada mereka dan mencemooh tingkah para pria tersebut.
"Bagus, akhirnya mereka pergi juga." ujar para penduduk yang melihat.
Paman Hong menghampiri. "Ya Dewa, tempatku menjadi berantakan seperti ini." Wajahnya terlihat sedih menatap barang-barangnya yang hancur dan tak berbentuk lagi.
Xiao Mei menoleh lalu membungkuk. "Maafkan aku, Paman. Aku akan mengganti rugi semuanya," tukasnya seraya membuka kantong berisi koin.
Tangan Fangxuan terangkat mencegah gadis itu. "Tidak, Nona. Semua ini terjadi karena kesalahanku. Mereka datang dan mengacau di sini karena ku. Jadi, aku yang akan mengganti rugi semuanya!" selanya sembari memberikan lima buah batu spirit kepada paman Hong.
"Eh, kau tidak perlu seperti ini, Nak!" Paman Hong menolak, namun Fangxuan tidak mau dibantah. Terpaksa pria paruh baya itupun menerimanya. "Terima kasih!"
Fangxuan lalu berkata lagi. "Makananku belum diantar," imbuhnya seketika menyadarkan paman Hong.
"Ah, baiklah. Putraku akan mengantarnya sekarang!"
Setelah mengangguk Fangxuan pun kembali ke dalam menuju kamarnya seolah tak terjadi apapun. Xiao Mei melihat sikap sombong dan dinginnya pemuda tersebut, namun baik hati.
Tanpa disadari, bibirnya menyunggingkan senyuman indah melihat pemuda tersebut. Sepertinya Xiao Mei mulai menyukai pemuda tersebut.
"Fangxuan. Hemh, nama yang bagus." pujinya sembari tersenyum.
Setelah puas mengagumi Fangxuan, Xiao Mei pun memesan kamar untuknya pada paman Hong.
Sebetulnya ia hanya lewat dan mendengar tentang kehebatan pendekar bertopeng dari orang-orang. Dan dewa memberinya suatu keberuntungan dapat bertemu langsung, tentu saja Xiao Mei harus memanfaatkan itu.
•
•
•
Hari ini kedua Chan, Xi Anzhing, dan Xia Lan ditugaskan pergi ke markas prajurit kerajaan, sedangkan Xu Yan tidak bisa ikut sebab garis meridian pemuda itu terputus setelah melawan Fangxuan.
Sebenarnya Xu Yan adalah tuan muda dari keluarga Xu, dan jenius berbakat dari sekte Elang Hitam. Namun, karena ingin menjadi prajurit khusus kerajaan, ia pun ikut serta dalam kompetisi tahunan yang diadakan oleh sekte tengkorak iblis di kota Zhengwu ini.
Walaupun nasibnya beruntung bisa selamat dari ruang dimensi, tapi nasib sialnya ialah melawan Fangxuan sehingga ia tidak bisa berkultivasi lagi.
Tetua sekte Elang Hitam berjanji akan melenyapkan orang yang telah mencelakai murid emasnya itu. Mereka mengutus murid senior untuk mencari Fangxuan dan membalaskan dendam.
Mereka pikir Fangxuan adalah pemuda bodoh yang mudah ditangani. Tapi, kenyataannya mereka salah sebab Fangxuan bukan orang yang bisa diremehkan.
"Apa? Jadi misinya gagal?!" Tetua sekte Elang Hitam marah besar setelah mendapat laporan dari utusannya.
"Pemuda itu sangat kuat, Tetua. Kami sampai ketakutan dibuatnya!" aku mereka.
Bug ... Bug
"Argh!" Para murid senior itu memekik kesakitan setelah mendapat pukulan keras dari tetua sekte.
"Dia yang kuat atau kalian yang terlalu lemah! Kau pikir aku ini bodoh? Bukankah pemuda itu hanya anak berusia lima belas tahun? Mengapa kau berkata seolah ia memiliki kultivasi di atas para tetua?!" amuk tetua sekte.
"T-Tapi itu benar, Tetua. Ia memiliki aura yang sangat kuat dan bisa menakan kami."
Tetua sekte terdiam sembari membalikkan tubuh menghadap ke luar jendela. "Orang yang mempunyai aura sangat kuat? Hmph, aku tidak percaya!"
...Bersambung ......
kultivasi ga jelas,semua nya ga jelas