NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Setelah perawatan berkelanjutan bersama dokter Gita selama beberapa hari, Aletta mulai sembuh. Ingatan nya tidak sepenuhnya kembali. Dia hanya ingat pada hari pernikahan nya dengan Brian karena bantuan dokter Gita. Pekerjaan maupun keluarga tidak terganggu, karena memang kali ini ia hanya melupakan momen-momen penting bersama Brian saja.

Hilang ingatan sering muncul tetapi tidak terlalu parah seperti di awal. Dia hanya melupakan satu kejadian yang membuat nya stress saja. Dirinya kembali pulih setelah meminum obat dari dokter Gita. Namun anehnya dia terkena kembali setelah beberapa bulan terakhir ini.

Saat melihat ingatan Aletta mulai pulih satu persatu membuat Brian merasa perlu untuk waspada. Ingatan tentang hubungan nya dengan Inez bisa muncul kapan saja. Brian memutuskan untuk meminta temannya membuat obat yang mirip dengan obat milik dokter Gita. Ia menawarkan akan memberikan uang yang banyak jika temannya mau melakukannya. Dan dia minta dosisnya sedikit dikurangkan.

Memang pintar taktik yang Brian lakukan, sehingga semua orang percaya padanya. Istrinya akan hilang ingatan saat tahu Brian selingkuh karena hal itu bisa memicu rasa stress pada Aletta sendiri apalagi obat dari sang dokter sudah di tukar dengan obat suaminya.

Brian ingin merubah hubungan dengan istrinya makanya dia berniat untuk melepaskan semua hubungan dengan Inez si wanita pelacur itu.

Karena sejak awal pun dirinya di jebak.

"Maafkan aku sayang, jika tindakan ku ini terlalu berlebihan. Aku hanya ingin terus bersama kamu."

Brian pulang ke rumah sekitar jam 22 lewat 30 menit. Ia tidak mengambil lembur hari ini. Bukan karena apa, hanya saja dirinya mulai malas dan melakukan pemberontakan kepada bosnya. Lagian ia juga tidak pernah naik pangkat meskipun ia melakukan yang terbaik. Bosnya juga tidak mungkin memecatnya karena perusahaan itu mengalami perubahan berkat dirinya.

Saat membuka pintu rumah ia melihat Aletta yang mulai sibuk dengan pekerjaannya. Brian melepaskan sepatu serta kaus kakinya, berjalan mendekati Aletta dan memeluknya dari belakang.

"Jika kamu capek, kita bisa memesan makannya dari luar. Jangan terlalu memaksakan dirimu."

"Aku nggak capek kok sayang, pekerjaan ku juga hampir selesai."

"Apa kata dokternya?"

"Aku kan sudah bilang dokter mengatakan aku baik-baik saja. Itu mungkin saja efek samping dari obatnya. Lagian aku cuman kehilangan sebagian ingatan ku saja dan aku masih mengingat mu. Jadi tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir."

"Ya aku sangat bersyukur, kamu tidak akan pernah melupakan ku lagi kan setelah hari itu."

"Iya, aku nggak bakalan lupain kamu."

Kurasa sebaiknya aku tidak bilang pada Brian tentang saran dari dokter Gita.

"Gimana kalau hari ini biar aku saja yang masak."

Aletta melirik suaminya tak percaya dengan apa yang dikatakan nya.

"Emangnya kamu mau masak apa? Hmmm."

"Aku akan memasak apa yang ingin kamu masak. Tapi kamu yang arahkan saja. Aku akan melakukannya. "

"Baiklah, jika kamu memaksa. Maka dengan senang hati aku akan menjadi gurumu."

"Dengan senang hati guru. Hehehe."

"Aku akan naik untuk mengganti pakaian ku sebentar setelah itu baru kita mulai."

"Baiklah aku akan menunggu mu di bawah."

Brian segera ke kamar memikul tas kantor nya. Ia bergegas berganti dengan pakaian rumahnya. Ia berhenti sebentar sebelum keluar. Ada sesuatu yang belum ia lakukan. Brian berjalan mendekati lemari kaca yang biasa digunakan oleh sang istri untuk berdandan. Ia membuka laci lemari dan menemukan obat Aletta di sana.

"Aku harus segera menukarnya kembali."

Sebenarnya obat yang asli selalu disembunyikan nya dan yang Aletta minum selama ini ialah obatnya. Brian dengan cepat menukar nya, sesekali ia memeriksa pintu takutnya sang istri masuk secara tiba-tiba.

Setelah semuanya beres ia menyembunyikan obat aslinya dan turun ke bawah.

"Ayo kita mulai." Ajak Brian.

"Baiklah....Sekarang potong dulu dagingnya, karena kali ini aku akan membuat olahan semur daging sapi."

Brian mulai melakukannya. Kali ini dia melakukannya dengan suka rela. Dia memotong daging sapi menjadi bagian-bagian kecil, setelah diberi arahan oleh Aletta.

"Apakah segini cukup."

"Ya cukup. Kamu memang sangat pintar memotongnya." Aletta memuji suaminya itu, membuat Brian tersenyum bangga.

"Setelah itu rebus dagingnya dulu. Biar dagingnya sedikit lembek. Daging itu sangat beku dan keras akibat terlalu lama disimpan dalam freezer."

"Baiklah, lalu aku harus menggunakan apa untuk merebus daging ini?

"Gunakan panci kecil itu saja." Aletta menunjuk ke arah panci kecil yang tergantung di atas tembok.

"Kamu isi dengan air setelah mendidih airnya baru masukan dagingnya."

Brian dengan hati-hati melakukan apapun yang dikatakan istrinya.

"Sekarang kamu blender bumbu yang sudah aku siapkan dalam mangkuk itu." Kata Aletta. Kebetulan dia sudah menyiapkan bumbu-bumbunya.

Brian memasukan bumbu tersebut ke dalam blender sehingga menjadi satu. Setelah airnya mendidih Brian memasukan daging sapinya ke dalam panci untuk direbus.

"Air rebusan itu buang saja, kebetulan aku punya satu saset bumbu sapi kaldu biar rebus airnya yang baru saja. Tapi rasanya kamu bakalan lama. Aku akan membantu mu membuat kaldu ini saja, biar sisanya kamu yang lanjutin." Aletta mulai bergerak menggunakan panci kecil lain.

Brian meniriskan rebusan daging sapi yang sudah matang.

"Setelah itu?"

"Kamu tumis bumbunya, gunakan wajan ini."

Brian mulai menumisnya, dengan sedikit minyak.

"Jangan lupa masukan serai, daun salam sama lengkuas. Aduk saja dulu."

Aletta memasukan sedikit kaldu yang dibuatnya secara terpisah tadi.

"Masukan kecap manis, garam, gula serta bumbu penyedap rasanya."

Brian memasukan semua bumbu yang dikatakan oleh Aletta tadi sambil sesekali menanyakan pada Aletta tentang takaran nya.

"Apakah segini cukup,"

"Iya,"

"Garamnya,"

"Cukup,"

"Gulanya segini?"

"Iya, soalnya ada kecap manis juga."

"Penyedap nya?"

"Iya, segitu saja. Tunggu sampai setengah mendidih. Setelah itu baru masukan dagingnya, kentang sama wortel yang sudah aku potong kecil-kecil."

"Baiklah ibu koki."

"Seharusnya aku yang memanggilmu pak Koki. Karena sekarang kamu yang memasak untuk ku."

"Tapi kan kamu yang membantuku. Kalau tidak ada mungkin sudah gosong semua."

Beberapa saat menunggu kaldunya mendidih.

Brian mulai memasukan semua olahan daging serta sayuran dan di aduk secara merata lalu setelah itu, didiamkan sampai bumbu nya meresap sempurna.

Di akhir, Brian mencicip nya sedikit sebelum ia menyajikannya. Brian tersenyum pada Aletta, tanpa mengatakannya Aletta pun pasti tahu.

"Meskipun tidak seenak masakan kamu, asalkan masih bisa dimakan."

"Sini, aku ingin mencobanya juga,"

Aletta mencicipinya.

"Hmmm, masakanmu ternyata enak juga. Aku rasa oke juga. Suamiku akhirnya pintar memasak. Aku bisa nih jika pengen sesuatu tinggal meminta mu untuk memasaknya."

"Aku baru bisa semur. Dan itupun masih diawasi dan dituntun olehmu. Tapi ya, aku rasa aku sudah bisa sedikit. Jika kamu meminta dibuat kan semur dari tanganku, akan aku buatkan. Tapi tetap kamu yang arahkan. Dan kalau resep yang lain aku tidak tahu."

"Berarti kamu harus mencoba satu-satu nih."Mereka berdua menikmati bersama makan malam yang dibuat oleh Brian.

"Aku sangat puas, akhirnya aku bisa memasak untuk mu, ya walaupun cuman semur."

"Iya, makasih ya sayang."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!