Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal. Namun, naas awal pernikahan nya sudah dimasuki oleh orang ketiga . Dan si*lnya orang ketiga itu tengah hamil janin milik suaminya. Kejadian itu ,ia bertemu dengan pria asing tapi, seperti orang yang kenal lama.
Akankan Divya bertahan dan menerima bayi dari wanita lain suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan orang-orang Kantor
PRANG!
Semua orang menoleh kearah sumber suara.
" Jerome!" seru semuanya kepada dalang pemecah piring itu.
Jerome senyum nyengir melihat semua pasang kata melihatnya.
" Maaf mom, tangan Jerome licin heheh." Ucapnya serasa memperlihatkan kedua tangannya, yang sudah penuh dengan minyak goreng dari ayam goreng yang ia makan.
" Kamu ini, kebiasaan makan ayam pakai kedua tangan kan belepotan tuh!" omel Inara serasa hendak merapikan pecahan piring itu.
" Sini Mom, aku bantu," Divya pun ikut membantu membereskan piring pecah itu.
Selanjutnya mereka melaksanakan makan siang dengan hikmat.
Di apartemen, Yovan dan Vina sedang berdebat.
Vina terus berteriak - teriak tidak mau disalahkan oleh kekasih gelapnya itu.
" Sudah aku katakan kunci pintu kamar nya dulu Vin! Kenapa kamu tidak mendengarkan aku huh. Jadinya seperti ini deh, Divya tahu kita menjalin hubungan di belakangnya." Yovan frustasi ,ia mengacak rambutnya.
" Ya bagus dong. Jadi kita tidak usah sembunyi terus. Capek tahu , masa aku yang supervisor cantik ini jadi simpanan,huh." Vina mengendus kesal.
"Atau jangan-jangan kamu cinta lagi sama si Divya itu ya? Awas kamu ya Yan aku.." ucapan Vina terpotong oleh ucapan Yovan.
"Eh, bukan gitu loh maksud ku sayang." Yovan menghampiri Vina yang cemberut.
" Maksudnya gini loh, kalau dia bicara ke teman kerjanya yang lain gimana coba? Nanti reputasi kita buruk dong sayang. Aku tidak mau kalau kerja keras kita sia - sia gara - gara dia ngadu ke atasan." Ucap Yovan panjang lebar seraya memeluk tubuh mungil Vina.
Vina berbalik menatap Yovan lekat. "Tenang aja sayang, kan sahabatku banyak bukan si Divya aja. Malahan banyak kok yang tidak suka sama si Divya. Dan yang pasti nya , mereka akan selalu mendukung aku. Dan crew kita banyak yang butuh pekerjaan ini . Jadi otomatis, mereka tidak akan rela keluar karena mengetahui hubungan kita ini." Ucap nya percaya diri meyakinkan Yovan.
" Benar juga ya ucapan kamu itu. Kamu memang yang terbaik sayang," Yovan mengecup kepala Vina penuh sayang.
" Sudah ah, aku lapar nih, makan yuk di resto bawah,"Yovan mengangguk membawa Vina ke lantai bawah untuk makan.
Sekilas informasi, lantai satu apartemen mereka tersedia restoran yang hanya dimiliki gedung apartemen itu saja.
"Chicken Geprek ,Pizza keju mozzarella,sama Es teh," Yovan memesan makanan nya.
" Kamu mau pesan apa sayang?" Tanya Yovan kepada Vina yang sedang asyik melihat - lihat buku menunya.
" Samakan saja deh sayang,"Jawabnya sambil menutup buku menu.
" Pesanan tadi Doble ya mbak!" ucap Yovan kepada pramusaji.
" Baik, ditunggu ya pesanannya."
Beberapa saat kemudian, pesanan Meraka datang.
" Selamat menikmati," ucap ramah pelayan itu.
Suasana hening saat mereka makan. Tiba tiba-tiba ada yang susuk di kursi kosong meja mereka.
" Widih! pesan banyak nih. Boleh gabung dong aku," ucapnya sambil mengambil satu potongan pizza kedalam mulutnya.
" Cik, tidak sopan banget si kamu. Mentang mentang Manager kamu, huh." Kesal Vina kepada pemuda yang main makan aja makanan mereka.
Pemuda itu Manager mereka. Namanya Tommy, umurnya 3 tahun lebih tua dari Yovan. Sedangkan Vina umurnya 3 tahun lebih muda dari Yovan dan satu tahun lebih muda dari Divya.
Kenapa bisa begitu? Karena memang itulah kenyataannya.
Kembali kedalam cerita.
" Santai aja Napa, aku kan sahabatnya Vina. Udah biasa lah saling berbagi makanan. Eh, btw sejak kapan kalian bisa jalan bareng? Si Divya mana, Yan?" Tanya Tommy heran kenapa bisa sahabatnya berjalan dengan pacar sahabatnya. Ia melihat ke kanan ke kiri mencari keberadaan Divya.
."Eh, anu- aku tidak sengaja ketemu Yovan . Tadi aku mau makan siang sama Divya, dia udah balik dari Jawa nya loh. Tapi ,Divya udah balik duluan tuh, di telpon nyokapnya.Ternyata Yovan juga punya apartemen disini." Jawab Vina terbata - bata, seraya berkata bohong.
" Ouhh gitu...Divya udah balik toh dari Jawanya. Lah, lah kan emang si Yovan apartemen disini. Kamu lupa Yovan kan anak buah aku. Ya pasti gedung apartemen nya sama kayak kita." Jelas Tommy panjang lebar walau curiga.
"Kenapa bisa Vina berkata begitu,kelihatan gugup lagi." batinnya seraya melihat gelagat aneh Vina dan Yovan. Bukan kan dia juga tahu apartemen Yovan disini, bersebelahan pula dengan apartemen dia sama aku juga. Divya dimana lagi tuh anak. Pacarnya mau diembat juga sama sahabatnya. Ah, bodoamat lah!"Batin Tommy masih asyik dengan makanan gratisnya.
Tommy memang lebih dekat dengan Vina, ketimbang Divya yang notabennya murid baru di perusahaan nya, juga beda tim lagi.
" Wah lagi ngumpul - ngumpul nih! Kita gabung ya!" ucap seorang perempuan langsung duduk bersama dua rekan lainnya.
"Siapa yang traktir nya nih?"lanjutnya.
" Yovan tuh yang traktir!"seru Tommy.
" Wah asyik dong. Eh, Divya nya mana,Van?" Tanya rekan perempuan bernama Jennifer
" Eh, em itu-,"Yovan terbata -bata .
" Divya pulang Jen, tadi nyokap nya telpon." Vina yang menjawab pertanyaan dari Jennifer.
"Owalah,, eh bukannya Divya tugas ya di Jawa?"tanya Jennifer baru mengingat sesuatu.
" Iya, pagi balik dia. Langsung ajak aku makan deh,eh ketemu sama Yovan." Bohong Vina.
" Cius?" selidik Jennifer, merasa ada yang ganjal.
" Masa Divya ajak Vina makan terus pacarnya dibiarkan berdua sama si Vina." batin Jennifer.
" Golnya dapat tidak tuh si Divya?" Tanya Alexander kepada semuanya.
Yang ditanya hanya menyediakan bahunya.
"Mana aku tahu, orang dia balik aku sama Yovan lagi anu," batin Vina.
" Dia ngak cerita , malah langsung bawa aku ke resto ini dia,"jawab Vina ngarang.
" Owalah.. Nanti aku yang tanya aja deh kayaknya,"ucap Alexander pada akhirnya.
"Alah ngapain ngomongin orang yang tidak ada si. Mending pesan makan - makanannya!"seru Luci.
" Iya bener tuh, pelayan!" Jennifer memanggil pelayan. Tak lama kemudian, pelayan pun datang. Mereka memesan makanan yang mereka suka. Setelah selesai makan, yang membayarnya adalah Yovan.
Mereka kembali ke kamar apartemen masing-masing yang tentunya masih di satu gedung itu.
" Aku duluan ya bro! " Yovan masuk kedalam apartemen nya . begitupun dengan Vina yang memang apartemen mereka saling bersampingan.
"Hem, keknya memang ada hubungan deh mereka itu," gumam Tommy yang hendak masuk apartemen nya samping apartemen Vina.
" Halo sayang, kamu sedang apa Hem? Aku kangen loh,"ucap Tommy ditelepon nya.
" Yasudah deh kalau kamu masih sibuk. See you, I Love u. Muchhh,"ucapnya seraya mencium hp nya.
" Kangennya" Gumamnya serasa berbaring di sofa.
Hari Minggu yang sangat indah bagi pacar pekerja. Namun, tidak dengan Divya. Ia memilih mengurung diri di kamarnya.
" Ternyata kamu tidak setulus itu padaku,"gumamnya seraya membelai poto. Dengan berlinang air mata.
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara