Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Kucing hitam
Hembusan angin malam yang menerpa tubuh Nana membuat dia sangat merinding malam ini, Kebetulan orang tua nya sedang pergi untuk melihat tempat batu yang bisa untuk membuka usaha baru berjualan entah apa nanti nya, Yang penting masih ada sedikit usaha karena harta Pak Irwin memang sudah habis terjual semua. Dulu Bu Asih berjualan nasi pecel saat masih jadi orang tak punya, Dia berhenti karena usia yang kian bertambah dan penghasilan suami nya juga mencukupi. Sekarang ladang Pak Irwin sudah tak ada lagi yang bisa untuk makan mereka sehari hari, Sehingga harus bergerak lagi membuat usaha agar mereka tak sampai jatuh sejatuh jatuh nya.
Yang ada di rumah hanya ada Nani dan Nana saja, Memang si bungsu di suruh tinggal agar bisa menemani Nana yang tak bisa kemana mana. Kasihan pula bila di tinggal sendirian, Takut bila nanti Nana malah melihat sesuatu yang sangat mencekam lagi, Nani sedang di belakang menggoreng pisang untuk camilan mereka berdua. Jadi hanya Nana yang tinggal di depan duduk sambil menikmati angin, Sebenar nya belum seberapa malam karena baru selesai azan isya dan Nana juga baru usai menjalankan ibadah nya. Beberapa orang juga masih ada yang lewat sambil menatap Nana dengan tatapan beragam, Namun gadis ini cuek saja karena tak mungkin melarang orang untuk melihat dia.
"Udah sembuh, Na?" Melli lewat mengendarai motor nya.
"Alhamdulilah agak mendingan." Jawab Nana tersenyum.
"Sakit apa sih kamu? Kok kurus sekali." Melli berhenti di depan Nana.
"Kanker payudar*." Nana tak mungkin bilang bahwa itu santet.
"Iiih ngeri sekali kita ya jadi wanita, Resiko kanker banyak." Melli bergidik ngeri.
"Sudah kodrat kita kan sebagai wanita punya itu, Mau bagai mana lagi." Jawab Nana lirih.
Melli duduk di sebelah nya Nana sekedar untul ngobrol saja, Mereka memang berteman cukup dekat saat masih sehat dulu. Sehingga tak pernah ada permusuhan di antara kedua nya, Sering pergi bersama untuk main main dan kencang bersama pasangan.
"Jadi sudah di angkat ya, Na?" Tanya Melli yang penasaran.
"Sudah, Doakan saja aku cepat sembuh ya." Pinta Nana.
"Aku pasti berdoa untuk mu! Eh tapi apa kau tak curiga kalau itu bukan kanker?" Melli menatap Nana lekat.
"Apa maksud mu ini?!" Nana pura pura tak tahu.
"Kau banyak menolak pria, Nana! Tak mustahil salah satu dari mereka adalah pelaku nya." Bisik Melli.
"Sembarangan saja kau ini." Nana mencoba menyangkal nya.
"Kampung kita masih banyak dukun, Na! Bahkan Davin itu juga cucu nya dukun, Kita wajib curiga." Melli curiga bahwa ini bukan kanker.
"Mana ada dia begitu, Tadi saja dia menjenguk ku bersama Ibu nya." Sergah Nana.
"Bisa saja dia pura pura, Emang nya kau bisa tahu kalau dia asli tak membuat santet untuk mu." Melli yakin dengan dugaan nya.
Nana terdiam karena dia juga tak tahu pikiran orang, Lagi pula Mbah nya Davin memang seorang dukun. Sangat besar kemungkinan bahwa Davin bisa menyantet dia karena sakit hati akibat lamaran nya di tolak, Lagi pula yang melamar dia sampai dua kali yang cuma Davin. Dan sakit ini datang setelah lamaran Davin yang kedua kali, Nana mulai gamang dengan perasaan nya sendiri, Curiga memang boleh saja kepada pemuda itu, Toh dia juga tak mengenal Davin dengan baik.
"Ah tapi ku rasa tidak lah, Dia rajin sholat kok." Sangkal Nana.
"Entah lah, Aku cuma curiga saja karena dia yang paling patut untuk di curigai." Lirih Melli.
"Jangan bilang siapa siapa masalah dukun santet, Aku tak mau bila jadi gosip." Peringat Nana.
"Kau kenal aku sudah lama, Aku tak sebocor itu." Sengit Melli.
Mereka memang berteman sudah cukup lama, Nana mengenal Melli sejak sama sama masih sekolah SMP. Teman nya satu ini tak pernah ember mulut nya, Selalu pintar menyimpan rahasia pribadi.
Tak lama Nani datang membawa sepiring pisang goreng lengkap dengan toping coklat, Dia tersenyum kepada tamu Kakak nya yang juga ia kenal. Karena Melli tinggal di sini juga, Rasa nya mustahil bila tak kenal dengan nya, Meski Melli agak heran melihat dua saudara ini yang terlihat akur, Biasa nya selalu bersitegang.
"Makan lah, Mbak Melli." Nani menyuruh tamu nya makan.
"Iya, Kamu kok bisa utuh gini ya kalau goreng pisang." Heran Melli.
"Emang Mbak kalau goreng gimana?" Tanya Nani heran.
"Hancur, Lengket di kuali nya." Jawab Melli.
"Aku mau kekamar mandi dulu ya, Kalian makan saja." Pamit Nana.
"Mau aku temani?" Tawar Nani.
"Ndak usah, Bisa kok aku sendiri." Tolak Nana pada tawaran adik nya.
Nana pun bergegas kebelakang karena sudah tersesak mau buang air kecil, Melli dan Nani menunggu di depan sambil ngobrol santai di selingi canda gurau karena mereka sesama gadis dan pasti membahasan nya adalah masalah pria tak ketinggalan juga skincare yang membuat Nani sekarang terlihat lebih putih. Melli penasaran dan ingin mencoba nya juga, Nani memang terlihat jauh lebih cantik dari pada kemarin, Padahal kulit nya juga tak seberapa putih karena baru beberapa kali infus. Melli yang sebagai gadis saja mengakui bahwa Nani lebih elok, Apa lagi para pria yang memiliki maya berbeda dengan wanita.
Beralih pada Nana yang sedang membuka celana nya dengan hati hati karena gerakan tangan yang sembarangan bisa membuat luka nya bertambah lebar, Salah salah malah bisa mengeluarkan darah lagi, Tak peduli dengan rasa merinding dari balik sumur mereka yang ada di dalam rumah, Nana tetap berusaha hati hati dan meneruskan untuk membuang air kecil. Namun lagi lagi dia merasakan sesuatu yang sedang bergerak gerak dari balik sumur, Nana menahan nafas karena itu adalah hantu yang sama seperti sebelum nya, Tampak nya hantu ini memang yang di perintahkan untuk menyiksa dia sehingga tak mau pergi dari rumah ini.
"Heheheeee....
"Aaaaggkkk!"
Saat Nana sedang memperhatikan balik sumur, Dia tak sengaja mendongak dan melihat iblis pemakan payudar* sedang berjongkok di atas nya. Nana berlari dengan susah payah karena celana belum di angkat, Berpegangan pada sumur dan membenahi celana nya yang melorot.
"Meeooong."
"Ya allah!"
Kembali Nana di kaget kan dengan kucing hitam yang terus bergerak tadi, Ternyata yang bergerak gerak dari tadi itu adalah kucing hitam yang entah dari mana datang nya, Sama saja seram nya dengan hantu yang memakan payudara. Sedang Nana memperhatikan kucing itu, Sebuah tangan yang sangat kuat menarik dia hingga masuk kedalam sumur.