NovelToon NovelToon
Di Balik Cadar Arumi

Di Balik Cadar Arumi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan kisahnya yuk lansung aja kita baca....

Yuk ramaikan...

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, like, subscribe , gife, vote and komen yah....

Teruntuk yang sudah membaca lanjut terus, dan untuk yang belum hayuk segera merapat dan langsung aja ke cerita nya....

Selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Aris melaju mengemudikan mobilnya seorang diri. Ia jadi teringat pertemuan pertama dengan pria sahabat istrinya. Di kafe itu, saat Arumi izin ke toilet.

Tak ada yang menyangka jika dirinya mendapat penekanan dari pria preman. Farhan menyangkal setiap tuduhan, bahkan berani membalikkan kata-katanya dengan sebuah ancaman.

"Utari memang hanya teman. Dia orang lain bagi gue. Sama sekali enggak ada hubungan kekeluargaan apalagi darah. Dia yatim piatu, itu baru gue tau saat dia nggak pernah pulang dan gue tanya kenapa dia nggak pulang? Apa tidak dicari orang tuanya? Utari malah menangis, lalu menceritakan masalahnya. Tau nggak, saat itu gue berjanji akan membantu semua kesulitannya. Saat dia berada dalam tekanan pacarnya, gue yang sudah selamatkan Utari. Gue nggak menganggap bahwa gue pahlawan bagi dia, tapi dia yang saat itu hidupnya memang bergantung ke gue. Setelah benar-benar meninggalkan klub itu dan merubah penampilannya, hati gue jadi sangat lega. Makanya sekarang, siapapun yang berani menyakiti Utari, maka masih akan berhadapan sama gue, termasuk elu!!"

Farhan menunjuk ke wajahnya dan itu membuat Aris sangat tersinggung.

Dirinya yang terhormat dan biasa dihormati, diperlakukan dan dikata-katai dengan ucapan yang jauh dari adab kesopanan. Setelah Farhan mengecam, Aris beranjak menyusul Arumi, meninggalkan Farhan demi menghindari perselisihan yang lebih besar lagi dan berjanji tidak akan menemui laki-laki preman itu lagi.

Namun, takdir mempertemukan keduanya lagi di moment yang kurang menyenangkan. Arin menganggap Farhan pahlawan setelah menyelamatkan nyawanya.

Lagi-lagi, dua wanita yang sangat berarti di hidupnya menganggap Farhan sebagai pahlawan. Dan Aris sulit menerima itu.

**

Usai jam makan siang di kantor, tiga orang berkumpul di satu ruangan, ruang kerja Evan. Mereka berbincang membahas masalah pekerjaan. Aris dan Nijar telah menyudahi perselisihan mereka. Tanpa diketahui Evan tentang kedatangan Arumi dan Salma ke kantor mereka hampir bersamaan, keduanya menutupi masalah tersebut dan tidak mengungkit lagi.

Di tengah perbicangan, tiba-tiba Nijar pamit keluar untuk menerima panggilan. Kedua sahabatnya curiga, Nijar sering sekali mendapat panggilan misterius, sehingga harus menyingkir saat sedang berbicara. Tetapi Evan maupun Aris tidak mempermasalahkannya.

"Titip kerjaan sebentar. Tolong." Nijar meletakkan laptop yang menyala di meja kerja Evan, usai menerima telepon.

"Mau ke mana?" tanya Evan.

"Buru-buru amat." Aris menyela.

"Penting. Ada janji dadakan sama seseorang," jawab Nijar.

"Ke mana?" tanya Evan.

"Utari. Kalian kan tau kalau nggak ada masalah yang lebih penting selain dari Utari ."

"Ada apa dengan Utari?" Aris menegakkan punggung, terlihat cemas.

"Kabar terbaru, dia ada di kota ini," jawab Nijar. Ia terburu-buru mengenakan blazernya.

"Tau dari mana? Hoax kali. ..." tanya Aris lebih antusias.

"Nggak mungkin. Orang yang kusewa bukan orang sembarangan. Utari ada di kota ini. Dan kalian perlu tau, dia sudah berubah. Dia mengenakan jilbab. Gimana nggak tambah cinta aja gue ...."

"Serius?" Evan menanggapi dengan antusias.

"Mana pernah bercanda gue kalau menyangkutkan soal Utari. Sudahlah, cabut duluan !" Nijar melangkah ke arah pintu.

"Tunggu!!" Aris mencegahnya. Nijar pun menoleh. "Aku ikut, boleh kan?"

Nijar akhirnya berbalik menatap Aris yang bangkit, terlihat mempersiapkan diri.

"Ikut kemana?" tanya Nijar tampak tidak suka.

"Bertemu Utari, kan?"

Nijar mengernyit mendengar ucapan sahabatnya. Mereka belum lama berbaikan, dan Nijar tidak ingin berdebat untuk menolak Aris.

"Nggak usahlah," jawab Nijar. Merasa tertolak, Aris pun bangkit. Sementara itu, Evan tetap melihat mereka berada dalam situasi yang biasa saja, masih belum dapat mengenali perselisihan dia sahabatnya.

"Aku akan membantumu," ucap Aris meyakinkan.

"Kamu kalau mau membantu, noh laptop di depan Evan masih menyala. Masalah Utari adalah masalah yang kalian berdua tidak akan bisa membantu. Cukup kasih semangat saja sudah cukup, biar orang lain yang menyelesaikannya," balas Nijar menatap bergantian dua sahabatnya.

"Serius amat, sih, kalian!" sela Evan menyela. Mengetahui bahwa Evan mulai mencium gelagat aneh dirinya dan Nijar, Aris pun meletakkan punggung kembali, lalu tertawa keras.

"Aku cuma mau mengetes Nijar. Segitu semangatnya dia kalau sudah membicarakan soal Utari. Ya, sudah berangkatlah. Pekerjaan kantor, pokoknya beres di tangan kita." Aris menoleh pada Evan, mengedipkan mata nakalnya.

"Halah, palingan aku sendirian yang mengerjakannya." Evan menanggapi. Kemudian, meraih benda pipih yang masih menyala itu ke hadapannya.

"Sialan! Kalian tu, sekali-sekali dukung gue kenapa, sih? Cuma gue di antara kalian yang belum menikah." Nijar mengumpat menunjukkan watak aslinya. Ia sambil berbalik dan menghilang di balik pintu.

"Kamu yakin dia bakal berhasil?" tanya Evan menyangsikan usaha Nijar. Soal wanita, Nijar memang tidak seberuntung dua lelaki itu.

"Nggak," jawab Aris sambil mengedikkan bahu.

"Sebab, yang dia cari sebenarnya sudah membuang Nijar. Hanya Nijar saja yang nggak peka. Tapi aku nggak tega mau bilang kalau usahanya bakal sia-sia, dia nggak bisa dinasehati kalau sudah bicara soal Utari. "Evan memberi penilaian.

"Sebenarnya, kamu cuek begitu nggak tau permasalahan Nijar atau nggak perduli, sih?"

"Lah, memangnya kamu sendiri bukannya begitu juga? Nggak tau dan nggak peduli jawabannya. Nijar sendiri tidak melibatkan kita saat berhubungan dengan pacarnya. Memangnya dia mengenalkan Rum-- eh, Utari pada kita saat mereka berpacaran? Enggak kan?" Aris menyangkal tuduhan Evan.

"Iya juga, sih. Beda dengan kita. Saat kamu pacaran dengan Salma, kami tau bagaimana hubungan kalian. Dan saat aku berpacaran dengan Dinda, kalian berdua juga tau. Nah, giliran Nijar, dia nggak pernah jujur dari awal tentang siapa itu Utari, apa pekerjaannya, tinggal di mana dan seberapa serius hubungan mereka. Tau-tau aja si Nijar sudah kelimpungan di tinggal pergi pacarnya yang nggak jelas asal-usulnya itu."

1
Merah Mawar
Ok cukup bagus
Bellenav
Buruk
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!