NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Cinta Nadia

Reinkarnasi Cinta Nadia

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Si Mujur / Rebirth For Love
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.

Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.

Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persekongkolan di Balik Layar

Bab 2

Nadia merasa darahnya berdesir. 'Ini pasti kerjaan Dinda.' Ini bukan sekadar ancaman, tetapi peringatan bahwa langkahnya sedang dipantau dan dia harus ekstra waspada. Nadia menyimpan foto-foto itu ke dalam tasnya, matanya menyapu sekitar ruang kerjanya, mencoba mencari tahu siapa yang mungkin menjadi mata-mata Dinda.

Saat hari mulai sore, Nadia merasa perlu menenangkan diri sebelum melanjutkan pekerjaannya. Dia memutuskan untuk berjalan keluar sebentar, menikmati udara segar di taman dekat kantor. Tapi di sana, di antara pohon-pohon yang rindang, dia menemukan sosok yang tak ingin dia lihat saat ini—Aldo.

“Aku sudah menunggumu,” kata Aldo, suaranya rendah namun tegas, seperti biasa. Tatapannya dingin, jauh berbeda dari tatapan penuh kasih yang pernah dia berikan kepadanya.

Nadia mendekat dengan hati-hati, berusaha menjaga jarak aman. “Ada apa, Aldo? Kenapa kamu mencari ku?”

Aldo tersenyum tipis, sebuah senyum yang pernah membuat Nadia merasa aman, tapi kini hanya menimbulkan ketidaknyamanan. “Aku hanya ingin berbicara. Ada banyak hal yang perlu kita bahas, terutama tentang apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu.”

“Sudah tidak ada yang perlu dibahas,” balas Nadia cepat. “Semuanya sudah berakhir.”

Aldo menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. “Kamu benar-benar berpikir itu sudah berakhir, Nad? Terkadang, masa lalu tidak begitu mudah untuk dilupakan.”

Ancaman terselubung. Nadia bisa merasakannya. Aldo tahu lebih banyak daripada yang dia akui, dan sepertinya dia berencana untuk menggunakan pengetahuannya itu untuk sesuatu yang berbahaya.

“Kau ingin apa, Aldo?” tanya Nadia, mencoba untuk terdengar tegar meski hatinya mulai berdebar kencang.

Aldo mendekat, membuat Nadia sedikit mundur. “Aku ingin memastikan bahwa kita semua mendapatkan apa yang pantas kita dapatkan,” katanya dengan senyum sinis. “Dan aku ingin memastikan bahwa Dinda tidak menjadi satu-satunya yang menang.”

Kolaborasi dengan Dinda? Pikiran itu membuat Nadia tersentak. Jika Aldo dan Dinda bekerja sama, situasinya bisa jauh lebih rumit dan berbahaya daripada yang dia bayangkan.

“Apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Nadia, nadanya sekarang lebih dingin, menunjukkan bahwa dia tidak akan begitu mudah dipermainkan.

Aldo tersenyum lagi, kali ini dengan lebih banyak kepuasan. “Hanya waktu yang akan menjawabnya, Nad. Sementara itu, berhati-hatilah. Tidak semua orang di sekitarmu adalah teman.”

Tanpa menunggu jawaban, Aldo berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Nadia dengan segudang pertanyaan dan ketakutan yang berputar di benaknya.

Nadia kini harus menghadapi ancaman baru dari Aldo, sementara Dinda terus merancang jebakan berikutnya. Konflik semakin memanas, dan Nadia harus semakin cerdik dan waspada jika ingin bertahan dan melindungi orang-orang yang dicintainya.

***

Keesokan paginya, Nadia kembali ke kantor dengan perasaan waspada yang lebih tajam. Pertemuan dengan Aldo kemarin membuatnya semakin yakin bahwa ancaman tidak hanya datang dari Dinda. Aldo, dengan segala pengetahuannya tentang masa lalu mereka, bisa menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Begitu Nadia masuk ke ruang kerjanya, dia melihat ada sesuatu yang aneh. Meja kerjanya tampak lebih rapi dari biasanya, dan dokumen-dokumen yang dia tinggalkan kemarin sudah tersusun rapi. 'Seseorang telah mengutak-atik mejaku.' Naluri Nadia mengatakan ini lebih dari sekadar tindakan iseng seorang petugas kebersihan.

Nadia memeriksa setiap dokumen dengan teliti. 'Proposal pembangunan gedung apartemen Greenwoods,' salah satu proyek besar yang sedang ditanganinya, tampak tidak berubah. Namun, saat dia membuka folder tersebut, matanya menangkap sesuatu yang tidak biasa—salah satu halaman yang berisi perhitungan biaya konstruksi telah diubah. Perubahan ini bisa mengakibatkan masalah besar, bahkan bisa menyebabkan kerugian jutaan rupiah bagi perusahaan.

Ini pasti ulah Dinda. Nadia tidak memiliki bukti, tetapi hatinya mengatakan bahwa hanya Dinda yang cukup licik untuk melakukan hal semacam ini tanpa terdeteksi. Namun, bagaimana dia bisa mendapat akses ke meja kerjaku?

Sebelum dia bisa memikirkan lebih jauh, ponselnya bergetar. Pesan dari -Mira- masuk:

*Nad, ada yang aneh. Aku baru saja mendengar pembicaraan di ruang break, sepertinya Dinda sedang menyusun sesuatu yang besar. Kamu harus hati-hati.*

Pesan itu menambah ketegangan yang sudah menumpuk di dada Nadia. Dinda pasti merencanakan sesuatu yang lebih besar. Nadia tahu dia tidak bisa menunggu serangan berikutnya. Dia harus lebih proaktif dan mempersiapkan langkah antisipasi.

Namun, sebelum Nadia bisa membuat rencana, pintu ruang kerjanya terbuka dan Raka masuk. Wajahnya serius, tidak seperti biasanya.

“Nadia, aku perlu bicara denganmu. Sekarang juga,” katanya tanpa basa-basi.

Nadia mengangguk, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. “Tentu, Raka. Ada apa?”

Raka menutup pintu di belakangnya dan duduk di kursi depan meja Nadia. “Aku baru saja menerima laporan tentang perubahan perhitungan di proyek Greenwoods. Laporan itu datang dari Dinda.”

Dinda lagi! Nadia mencoba menahan kemarahannya. “Raka, dengar, aku tidak melakukan perubahan itu. Seseorang mengutak-atik dokumen di meja kerjaku.”

Raka mengangguk, tampak memikirkan sesuatu. “Aku percaya padamu, Nadia. Tapi masalahnya, Dinda sudah menyebarkan kabar ini ke beberapa anggota direksi. Mereka mulai meragukan integritas mu.”

Kata-kata itu menusuk hati Nadia. Dinda benar-benar tahu cara merusak reputasiku dengan tepat. “Apa yang harus aku lakukan?” tanya Nadia, merasa terpojok.

Raka menghela napas. “Kita perlu mengumpulkan bukti bahwa kamu tidak bersalah. Kita harus menemukan siapa yang sebenarnya melakukan perubahan itu. Mungkin ada jejak digital atau sesuatu yang bisa membantu kita.”

Nadia mengangguk. “Aku akan coba mencari tahu. Tapi kita harus bergerak cepat sebelum ini menjadi lebih buruk.”

Setelah Raka pergi, Nadia segera mulai menelusuri log komputer dan riwayat akses di kantornya. Butuh waktu beberapa jam, tetapi akhirnya dia menemukan sesuatu yang aneh—sebuah login yang tidak biasa dari akun sistem IT. Login ini terjadi pada malam hari, ketika kantor seharusnya sudah kosong.

Siapa pun yang melakukan ini, tahu cara untuk menyamarkan jejaknya, tetapi dia tidak sempurna. Nadia mencatat waktu login tersebut dan beberapa informasi lain yang bisa digunakan sebagai bukti.

Namun, sebelum dia bisa mendalami lebih jauh, ponselnya kembali bergetar. Kali ini pesan dari -Aldo-.

*Nadia, kita perlu bicara lagi. Aku tahu sesuatu yang bisa membantumu, tetapi kamu harus mendengarkan ku.*

Nadia merasakan ada sesuatu yang lebih, dalam pesan itu. Meskipun dia tahu Aldo tidak bisa dipercaya, bagian dari dirinya tahu bahwa dia mungkin memiliki informasi penting yang bisa membantu.

Nadia membalas pesan itu dengan singkat, meminta bertemu di kafe dekat kantor setelah jam kerja. Meskipun berbahaya, Nadia merasa tidak punya pilihan lain selain mendengarkan apa yang Aldo katakan.

***

Malamnya, di kafe yang remang-remang, Aldo sudah menunggu. Nadia duduk di seberang pria itu, tatapan mereka saling menantang.

“Apa yang kamu tahu?” tanya Nadia tanpa basa-basi.

Aldo tersenyum miring, menyesap kopinya sebelum menjawab. “Dinda tidak hanya ingin menghancurkan kariermu, Nad. Dia ingin menghancurkanmu sepenuhnya. Dia punya rencana untuk memfitnahmu dengan tuduhan yang jauh lebih serius.”

“Fitnah apa?” tanya Nadia, merasa ketakutan mulai merayap.

Bersambung...

1
Murni Dewita
👣
Sodikin Jin
Raka....mengapa saya sebal jika mendengar nama itu, .../Facepalm/
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Kenapa? Punya kenangan buruk dengan Raka?
total 1 replies
Sodikin Jin
hmmmm.... menarik. lanjutkan penyelidikannya...😎
XeeLien: Mu baca novel kultivasi, yuk mampir di novelku.
Sodikin Jin: ooooo....mengejutkan. ok kak, lanjutkan.
total 3 replies
Sodikin Jin
haish....perlu usaha yang sangat keras untuk mengungkap semua. dan jangan lupa, mencari dukungan untuk mengupas semua itu.
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih selalu mampir
total 1 replies
Sodikin Jin
keren....
Anugrah Annas
Apakah sudah bisa membuat audio novel lagi seperti dulu
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Maaf, Audio novel ditentukan pihak Mangatoon. Saya hanya mengisi suara saja.

Jika kamu ingin audio novel lanjut, beri saran saja pada Mangatoon, di media sosial atau email.
total 1 replies
Anugrah Annas
Apakah udah bisa membuat audio lagi kak
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tanyakan ke pihak Mangatoon.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!