Started on Agustus 2024
Tinggal di kota membuatnya memiliki hubungan yang bebas dengan sang kekasih hingga akhirnya menghadirkan sesuatu dalam dirinya. Lantas bagaimana jika sang kekasih menolak untuk bertanggung jawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungannya.
"Gugurkan kandungan itu dan kamu akan tetap menjadi pacarku." ucap Gavin Biantara Ryszard
"Tidak! Aku tak akan pernah menggugurkannya, cukup ia hadir karena kesalahan." lirih Arista Xaviera Exelyn
Entah Arista harus bersyukur atau justru sedih karena kesalahannya tersebut menghadirkan anugrah indah di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon matchaneedz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 21. Menceritakan semuanya
"Ta, lo selama ini punya pacar? Jahat banget ngga bilang-bilang ke kita."
Aurel berucap dengan nada yang dia buat seolah tengah merajuk. Setelah mengatakan bahwa dia tengah mengandung bayi kembar tiga, Arista hanya diam dan mengelus perutnya beberapa kali. Mereka berdua sudah mencoba mengajak wanita itu berbicara, tetapi Arista hanya menjawab sekadarnya.
"Buat apa? Gue bahkan ngga tau selama ini dia ngakuin gue atau engga."
DEG
Aurel terdiam, saat ini dia merasa telah salah memilih topik.
"Santai aja Rel, gue ngga papa kok. Gue bakal besarin anak-anak gue sendiri." Kali ini senyum tipis terbit di bibir wanita itu.
"Ohiya, kalian kenapa ngga kembali ke kantor? Makasi ya udah bantu gue, kalau kalian mau balik ngga papa kok. Gue beneran udah ngga papa."
"Kita disini aja nemenin lo. Kita sama kaya lo kok, udah mengundurkan diri." Ucap Jihan santai. Dia menyodorkan buah yang baru saja dilupakan ke arah Arista.
"Makan gih." lanjut Jihan.
Arista diam menatap piring yang gadis itu berikan padanya, "Kenapa? Karena gue? Jangan gini, gue ngga-"
"Husttt, mending lo makan dulu. Ada beberapa faktor yang baut kita akhirnya pilih ngundurin diri kok. Sebelum kejadian lo ini, kita udah ada rencana sebenarnya."
"Kenapa?"
"Sebagian besar karena apa yang lo dan Pak Ale alami. Penerus perusahaan itu ngga bisa bersikap bijak dan adil, gimana bisa gue kerja di perusahaan yang calon penerusnya kaya gitu."
Arista menghembuskan nafas kasar, "Ya berarti itu karena gue dong."
Aurel menggeleng, "Ngga juga, lo belum tau ya? Beberapa waktu terakhir kita sempet ngerjain kerjaan yang harusnya dikerjain sama divisi lo Ta. Kita kerja double tapi gajinya tunggal, mana adil."
"Lo laporin lah, kok bisa sampai gitu? Pak Alendra kenapa diem aja?"
"Pak Alendra sempat nentang tapi di ancam bakal dipecat, lo kan tahu gimana kondisi beliau saat ini. Jadi kita cuma diem."
Ngga mungkin kamu kan Vin? Apa segitu cintanya kamu ke Chelsea sampai melakukan itu untuk meringankan beban kerjanya? Arista.
"Pak Gavin yang nyuruh kalian lakuin itu?"
"Bukan.. Wakil direktur langsung yang nyuruh."
Arista menghembuskan nafas lega, meskipun perilaku pria itu begitu menyakitinya tetapi mau bagaimanapun dia adalah ayah dari anaknya. Dan Arista takut jika sampai ayah anaknya berbuat demikian rupa.
"Terus kalian mau gimana kalau ngga kerja?"
Ceklek
"Kalian kerja di perusahaan saya saja."
Suara pintu terbuka yang disusul ucapan dari seseorang itu membuat perhatian mereka teralihkan. Terlihat ada sepasang orang di depan sana, seorang wanita dengan pakaian tertutup dan cadar di wajahnya. Serta seorang pria yang menggunakan pakaian formal lengkap dengan dasi dan kaca mata kerja di wajahnya.
"Zuraaa..." Panggil Arista.
Terlihat mata gadis itu menyipit, menandakan bahwa dia tengah tersenyum untuk membalas panggilan sahabatnya itu.
Disisi lain, Jihan dan Aurel terdiam membeku melihat kedua orang tersebut. Mereka tentu saja tahu siapa mereka, ya sebenarnya lebih mengenal ke pria yang ada disamping wanita tersebut tentunya. Dia adalah putra sulung keluarga Leksmana yang kekayaannya tidak akan habis sampai 7 turunan. Jika pria itu adalah Navarro maka jelas wanita yang ada bersamanya adalah Vellyne Kenzura Axyra. Pemilik rumah sakit tempat mereka berada saat ini dan jangan lupakan perusahaan keluarga miliknya yang tak kalah besar dari milik suaminya.
Kenzura menatap dua sahabat Arista, "Kalian bekerjalah di perusahaan ku."
"Apa?! T-tidak perlu, biar kami mencari pekerjaan lain saja." Tolak Aurel, merasa tidak enak. Tentu saja, dia bahkan tidak mengenal dua orang dihadapannya saat ini.
Kenzura terlihat mengambil sesuatu dari tasnya, "Ambil ini dan datanglah ke kantor ku besok."
"T-tapi..."
"Ambilah, dia sahabatku juga." Ucap Arista ketika menyadari Jihan dan Aurel yang terus menatapnya seolah meminta pendapat.
Sejujurnya sejak awal ditawarkan mereka sudah ingin berteriak kegirangan, perusahaan milik keluarga Leksamana dan Axyra adalah impian milik semua orang. Tetapi mereka segan untuk langsung menerima tawaran tersebut secara mendadak.
"K-kalian bersahabat?"
Arista mengangguk, "Kenzura adalah sahabatku."
"Nona Arista, kita bertemu kembali." Ucap Navarro.
Ahh, Arista bahkan lupa dengan keberadaan pria tersebut sejak tadi disamping sahabat nya itu. "Tuan Navarro, suatu kehormatan bisa bertemu Anda kembali." Jawab Arista dengan formal.
Kenzura terkekeh dan mendekat ke arah Arista, "Tidak perlu formal seperti itu pada suamiku Ta."
"S-suami Ra?"
Kenzura mengangguk, "Iya, kemarin kan udah ku bilang kalau aku sudah menikah."
"T-tapi aku ngga tau kalau itu adalah Tuan Navarro."
"Sudahlah.. Sekarang ceritakan padaku kenapa bisa sampai dirawat seperti ini? Kau tau, aku sangat mengkhawatirkan mu saat mendapat laporan bahwa kau di rawat disini."
Arista menghembuskan nafas pelan dan mulai menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi kembali. Termasuk tetang Gavin, proposal, dan kejadian tadi. Kenzura hanya mengangguk dan Navarro hanya diam tidak memberikan tanggapan apapun. Berbeda dengan dua teman kerjanya itu, yang kini terdiam dengan mulut terbuka. Mereka terkejut mendengar semua cerita Arista. Terutama tentang siapa ayah dari bayi yang tengah Arista kandung.
"Pergilah kemana yang kau mau, aku akan membantumu." Ucap Kenzura tegas seolah tak ingin Arista menolak.
"Apa maksudmu Ra?"
Wanita bercadar itu menghela nafas dan meraih tangan sahabatnya, "Pergi dan mulai hidupmu ditempat yang baru. Wanita seperti Chelsea tidak akan diam setelah mengetahui ada penerus keluarga Ryszard didalam perutmu ini."
"Aku tidak akan muncul di hadapan mereka."
"Sampai kapan? Kau tidak tau seperti apa Chelsea yang sebenarnya, pergilah aku akan membantumu. Jangan khawatirkan apapun, seluruh kebutuhanmu aku yang akan menanggungnya."
Arista terlihat berpikir sejenak, apa yang diucapkan Kenzura ada benarnya juga. Dia tidak akan bisa terus menghindar dari Gavin dan Chelsea. Cepat atau lambat kehamilannya pasti akan terbongkar dan itu akan sangat berbahaya untuknya.
"Akan aku pikirkan tapi cukup bantu aku untuk menutup informasi tentangku terutama tentang keberadaan ku." Pinta Arista.
Kenzura mengangguk cepat tanpa bertanya alasan atas keinginan sahabatnya itu, "Ada suamiku yang ahli dalam hal itu." Wanita itu mantap suaminya dengan penuh cinta.
"Aku juga ingin meminta tolong pada suamimu, apa boleh?"
Kenzura mengangguk.
"Tuan Navarro, bisakah Anda membantu saya tentang proyek kerjasama perusahaan Anda dengan global grup?"
Navarro yang sejak tadi hanya mengamati dalam diam kini mengernyit tetapi tetap mengangguk. "Apa yang kau inginkan."
"Konfirmasikan pada perusahaan itu bahwa Anda tau kalau proposal itu saya yang membuatnya. Saya tidak mau hasil kerja saya dan Pak Ale diakui oleh orang lain."
"Bukankah itu memang hasil kerjamu? Tuan Gavin melihat itu di sana tentu dia sudah tau tentang itu."
Arista menggeleng, "Seperti yang tadi sudah saya ceritakan. Anda pasti mendengarnya. Tolong konfirmasikan langsung pada Pak Arman, bonus dari proyek itu sangat dibutuhkan oleh seorang ayah yang bisa kapan saja kehilangan putranya."
"Mas.. Lakukanlah, bukankah kamu juga tidak pernah mau bekerjasama dengan perusahaan yang tidak jujur?"
Navarro mengangguk, "Baiklah, asisten saya yang akan mengurus ini segera."
"Terima kasih Tuan, Kenzura.."
...----------------...
To be Continued
Terima kasih sudah membaca guysss🌹
q mah ogah balik sama cowok plin-plan tinggal enak y aj...
maaf Thor kllo bisa jng balik lagi sama cowok itu