Selena adalah seorang wanita yang dikenal sebagai single mom padalah dirinya belum menikah. Selena menanggung status itu karena ia menjadi ibu seorang Lionel Arkana yang merupakan anak dari sang kakak yang meninggalkan anaknya begitu saja dan kabur bersama pria lain setelah disakiti suaminya, Devon Robert Leodinas.
Ya, Lionel yang kini menjadi anaknya adalah anak dari Devon Robert Leodinas dan Bianca Acella kakaknya.
Selama eman tahun, Selena pusatkan semua hidupnya untuk Lionel putra tersayangnya.
Namun, bagaimana jadinya jika Devon Robert Leodinas seorang bapak biologis Lionel tiba-tiba kembali dan menghantui Selena setelah enam tahun menghilang?
Akan kah Devon tahu jika seorang anak yang memanggil Selena Momy adalah anaknya sendiri? Dan akankah Devon tahu jika ternyata ia mempunyai seorang anak dari mantan istrinya yang tak lain adalah kakak Selena?
UPDATE SETIAP HARI SENIN SELASA & RABU ‼️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibun Neina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Selena
Selena menatap jalan dengan pandangan kosong. Ia segera memarkirkan mobilnya di basement apartemen, lalu keluar dari mobil dengan cepat. Perkataan bibi Mera masih terngiang di telinga Selena, membuat detak jantungnya tidak berhenti berdebar ketakutan.
Selena kembali mengingat kilas balik percakapannya dengan bibi Mera sebelum ia pergi.
“Tidak bi, tidak mungkin. Bibi mungkin saja salah lihat. Itu tidak mungkin Devon, Devon meninggalkan New York selama enam tahun lamanya dan dia tidak mungkin kembali Bi.” sanggah Selena. Kini wajah Selena terlihat pucat, nafasnya memburu tak karuan.
Mera menggeleng, “Itu sungguh Devon Selena. Sadarlah. Bagaimana jika kembalinya Devon ke New York tidak lain karena ingin mencari anaknya? Kau tidak bisa terus-terusan menyembunyikan Lionel dari ayahnya.”
Selena meneguk ludahnya susah payah, pandangannya menerawang ke depan dengan tatapan cemas. “Kau menakutiku bi.”
“Bibi tidak menakutimu Selena! Itu adalah kenyataan pahit yang harus siap kamu hadapi. Bagaimanapun Devon adalah ayah Lionel, jika Devon menginginkan anaknya kembali, kau tidak bisa berbuat apa-apa. Dan jangan mencegahnya.”
Selena mulai terisak, rasa takut kehilangan anaknya Lionel mulai menyelimuti hati Selena. “Hiks bi.. aku belum siap. Dan sepertinya aku tidak akan pernah siap kehilangan Lio. Apa yang harus aku lakukan sekarang bi? Aku tidak mau kehilangan anakku.”
Mera menghela nafas lelah, “Sadarlah Selena, Tidak ada yang bisa kau lakukan selain ikhlas menyerahkan Lionel pada Ayahnya. Lionel membutuhkan ayah dan kau membutuhkan suami. Jika kalian berpisah, kalian akan sama-sama menemukan kebahagiaan kalian sendiri. Bukankah itu baik untuk mu dan Lionel Selena?.”
“Kau sepertinya sungguh tidak mengeti aku bi.” Selena menatap bibi Mera dengan sorot kecewa, “Kau tidak mengerti betapa aku tidak bisa hidup tanpa Lionel bi. Setelah Ibu dan Ayah pergi, hanya Lionel satu-satunya penyemangat hidupku. Lionel adalah anakku dan aku tidak butuh suami. Jika Devon benar kembali, maka aku tidak akan membiarkan Devon mengambilnya dari ku. Aku akan menjaga anakku dari Devon. Maapkan aku bi, aku egois jika menyangkut Lio. Aku sungguh takut sekarang. Aku pergi.” lanjut Selena sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan bibi Mera sendiri.
Selena menghela nafas panjang menyudahi ingatannya saat berbincang dengan bibi Mera tadi. Rasanya Selena ingin menangis saja jika semua yang dikatakan bibi Mera benar. Bagaimana ia bisa hidup tanpa Lio? Selena tidak bisa membayangkan betapa sepi hidupnya jika Lio tidak ada.
Selena mulai bertanya-tanya. Bagaimana bisa ini terjadi? Mengapa pria itu kembali? Dan bagaimana jika Devon benar-benar kembali untuk mengambil Lio darinya?
"Ah tidak!!." Selena mengerang frustasi. Ia mengacak rambutnya pusing. Membayangkannya saja Selena tidak mampu.
Benar bukan? Kemunculan Devon yang tiba-tiba setelah 6 tahun menghilang, tidak mungkin jika tidak ada maksud lain selain untuk mengambil Lio dari Selena. Pria itu pasti sudah tahu keberadaan anaknya yang Selena sembunyikan selama 6 tahun ini. Makanya Devon ingin kembali. Namun..
Selena terdiam sebentar, ia mematung sambil merenung mengingat kelahiran Lionel yang sama sekali tidak di dampingi dan tidak diketahui oleh Devon kala itu. Ya benar, Selena baru ingat jika selama masa kehamilan Bianca sampai Bianca kakaknya melahirkan Lioenel, saat itu Devon telah menceraikan Bianca dan pergi dari New York untuk waktu yang lama hingga Selena pikir Devon tidak akan kembali lagi. Jadi,dapat disimpulkan bisa saja Devon tidak tahu ia mempunyai anak dari Kakaknya Bianca bukan?
Tapi.. Bagaimana jika ternyata Bianca sempat memberitahu Devon atau bahkan baru memberi tahunya sekarang-sekarang? Bukankah sama saja Devon tahu tentang Lionel?
“Ahhh sial.” Erang Selena lagi-lagi ingin menangis saja sekarang. Jika benar, apa yang harus ia lakukan tanpa Lio? Anaknya yang sangat ia sayangi dan lindungi.
"Selena? Kau sudah kembali?."
Saking sibuknya memikirkan Devon, Selena sampai tidak sadar bahwa ia telah sampai di depan pintu apartemen, dan Brian yang baru saja keluar bersama Lio yang sudah mengganti baju seragamnya dengan pakaian santai yang Selena siapkan sebelumnya.
Selena mengerjap, menatap Brian dan Lio bersamaan. "Kalian mau kemana?."
"Keluar. Tadinya aku ingin membawa Lio jalan-jalan sambil menunggumu pulang. Tapi ternyata kau sudah pulang. Kau masuklah dan istirahat, aku akan mengajak Lio bermain."
“Mom? Mana ice cream ku?.” Tagih Lio antusias membuat Selena tidak terlalu fokus pada jawaban Brian barusan.
Selena berjongkok, mengelus pipi bulat Lionel dengan lembut sambil menatap anak itu dengan sendu. Selena menghela nafas. Anak ini kah yang harus Selena relakan? Anak dengan pipi bulat menggemaskan yang selalu memanggilnya Momy?
“Mom?.” ucap Lionel heran. Momynya ini bersikap tidak seperti biasa yang membuat Lionel bingung.
“Selena?.” Brian ikut menegur.
Selena mendongak menatap Brian, “Apa?.”
”Apa kau tidak dengar? Aku menyuruhmu masuk dan istirahat.”
Selena mengangguk lesu, “Baiklah, terimakasih telah menjaga Lionel ku Brian. Kau boleh pulang sekarang.” jawab Selena lalu meraih tangan Lionel untuk masuk. Namun, Lionel segera melepas genggaman Selena dan berlari ke arah Brian.
“Mom aku ingin bermain bersama om Brian.” ucap Lionel bersembunyi di balik kaki Brian yang menjulang tinggi.
“Apa? Tidak Lio, hari ini—.”
“Selena? Ada apa?” Tanya Brian saat merasa ada yang tidak beres dari Selena.
“Kau baik-baik saja bukan?.” lanjut Brian khawatir.
Selena mengangguk, lalu menghela nafas saat kembali menatap Lio “Aku baik-baik saja Brian.”
“Baiklah, kau masuk dan istirahatlah aku akan membawa Lio bermain diluar.”
“Tunggu. Apa? Kalian ingin bermain diluar?.” tanya Selena cepat.
Lionel dan Brian mengangguk bersamaan. Benar dugaannya, Selena kehilangan fokus. Karena sejak datang tadi, Selena terus melamun dan terus menghela nafas beberapa kali sampai Brian dan juga Lio heran dengan sikap Selena yang tidak seperti biasanya.
Selena menggeleng. Tidak. Bagaimana jika saat Lio diluar nanti, Devon menemukan Lio dan membawa Lionel begitu saja darinya??? kecemasan Selena makin meningkat.
“Tidak, untuk hari ini Lio tidak akan kemana-mana. Kau sudah makan? Masuklah sebentar, aku akan menyiapkan makanan kesukaan mu.” jawab Selena mengalihkan perhatian. Sebisa mungkin, Selena harus menahan Lio agar tidak keluar hari ini.
"Mommm tapi Lio ingin main diluar." rengek anak itu mendengar momynya tidak membolehkannya keluar.
“Dan om Brian sudah makan. Makan sama-sama denganku saat pulang sekolah tadi."
Brian mengangguk membenarkan. "Kami makan sayur sup dan makaron yang sudah kau buatkan. Kau tidak usah khawatir, Lio tidak akan main di tempat kotor dan ku pastikan dia tidak makan ice cream dan permen. Aku yang akan membawa Lio bermain, kau istirahat saja."
Selena mendesah pelan, "Tidak bukan begitu Brian.”
“Lalu bagaimana?.”
"Lio punya tugas sekolah, jadi Lio tidak boleh keluar sebelum tugas sekolahnya selesai." lanjut Selena mencari-cari alasan.
"Tapi Lio tidak punya tugas sekolah mom." Jawab anak itu polos.
"Tidak ada?." Skakmat. Bagaimana ini? Selena kembali mencari-cari alasan.
"Oh, kalau begitu bukankah Lio harus memeriksa beberapa mainan yang sudah tidak dipakai? Besok jadwal kita menyumbang beberapa mainan mu ke panti asuhan."
"Sudah juga." Jawab Lionel lagi. Pipi bulatnya mulai cemberut karena ia sudah tidak sabar ingin bermain diluar.
"A-apa? Sudah? Kalau gitu—."
"Ada apa dengan mu Selena? Kau aneh sekali sejak kembali dari rumah bibi Mera. Bicara padaku, apa yang terjadi padamu?.” Tanya Brian.
Selena menghela nafas, "Tidak, aku baik-baik saja. Baiklah kalian bisa keluar.” Jawab Selena pasrah.
“Tapi.. jangan jauh-jauh dari taman. Dan untukmu Lio.." Selena menggantungkan ucapannya.
Seolah tahu apa yang akan momynya ucapkan, Lio mengangguk. "Ya, ya, mom. Aku berjanji tidak akan nakal, dan aku tidak akan merengek pada om Brian jika ingin sesuatu." jawab anak itu inisiatif.
Selena mengangguk, "Selain itu, jika ada orang asing yang menghampirimu segera berlari ke om Brian oke? Dan Brian, jaga Lio. Jangan berikan dia pada siapapun. Bahkan jiga ada orang gila yang mengaku-ngaku dia ayahnya, tolong jangan berikan Lio padanya." Ucap Selena berlebihan.
Mulut Brian menganga, apa yang dikatakan Selena barusan sungguh berlebihan dan tidak masuk akal. Brian kini benar-benar merasa ada yang aneh pada Selena. "Apa maksudmu? Kau aneh sekali. Tentu aku tidak akan memberikan Lio pada siapapun. Orang gila mana yang menyerahkan anak orang begitu saja pada orang lain." jawab Brian berdesis kesal.
Selena cemberut, "Apa salahnya berjaga-jaga?."
"Salah. Kau berjaga-jaga bahkan saat tidak ada angin tidak ada hujan."
Selena berdesis sebal, "Ya sudah, aku hanya berjaga-jaga saja. Kalian boleh pergi, aku akan mengganti baju sebentar dan menyusul kalian ke bawah."
"Baiklah."
kl ga egois mh ga mngkin dlu nkah sm kk'ny selena,sdngkn dia sndri pnya hbungn sm selena....trs skrng tba2 dtng,trs sok mrsa mmiliki selena lg...ga tau diri kn km devon???
trnyta ada yg lbh smbong dr devon,sialnya dia clon istri ktanya...
Kira2 devon bkln tkluk ga y???
udh mmpir nih...slm knl....
jd selena dlu pcaran sm devon???trs knp nkahnya sm bianca???