"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Menemui Camer
...༻✿༺...
Arkan terkekeh. Dia segera singgah ke sebuah toko kosmetik. Keduanya melangkah bersama memasuki toko tersebut.
Mata Arkan dan Beby membulat secara bersamaan. Keduanya sama-sama takjub karena toko kosmetik itu sangat besar.
"Sekarang bagaimana kita mencari lipstik?" tanya Beby.
Arkan tak menanggapi Beby. Dia memanggil salah satu pramuniaga untuk membantunya memilih lipstik.
Dengan bantuan pramuniaga, Arkan bisa menemukan lipstik yang tepat untuk Beby. Mereka bahkan bisa melakukannya lebih cepat.
Kini Beby dan Arkan sudah di dalam mobil. Arkan memperhatikan Beby yang tampak kesulitan menghapus lipstiknya.
"Ya ampun... Ini nempel banget sih!" keluh Beby.
Arkan segera bertindak. Dia mengambil sebotol air dan menyerahkannya pada Beby "Coba bersihkan pakai air!" usulnya.
"Kalau bajuku basah gimana? Kan jadinya malah tambah berantakan," sahut Beby.
"Lagian kenapa juga kau pakai lipstik itu." Arkan mengambil tisu. Dia tuang sedikit air ke dalam sana. Lalu dirinya segera membantu menghapus lipstik di bibir Beby.
"Sini! Biar aku bantu," kata Arkan.
Beby lantas menghadapkan wajahnya ke arah Arkan. Membiarkan lelaki itu menghapus lipstiknya dengan hati-hati.
Beby tak punya pilihan selain menatap Arkan. Untuk kedua kalinya jantungnya berdegup kencang. Alhasil Beby jadi salah tingkah. Wajahnya perlahan mulai bersemu merah.
"Nah, berhasil!" ucap Arkan. Dia hanya fokus pada bibir Beby. "Eh, ada sedikit lagi. Tapi ini nempel banget," sambungnya.
Karena bagian sisa lipstik yang sangat menempel, Arkan terpaksa mengusapnya dengan ibu jari. Saat itulah dia dan Beby tak sengaja saling bertukar pandang. Seketika debaran jantung yang dirasakan Beby jadi menular pada Arkan.
Waktu seolah terhenti bagi Arkan dan Beby. Pandangan mereka saling terhubung dalam sepersekian detik.
Beby yang merasa malu sejak tadi, buru-buru berpaling lebih dulu. "Aku bisa melakukan sisanya," ucapnya.
"Baiklah kalau begitu." Arkan juga langsung berpaling. Dia segera menyalakan mobilnya.
Beby tampak mengibas-ngibaskan tangan ke depan wajah. 'Sial! Kenapa aku merasa seperti ini,' batinnya.
"Cepat pakai lipstik barumu. Kita sekarang dalam perjalanan menuju rumah kedua orang tuaku," imbuh Arkan.
"Iya." Beby langsung mengenakan lipstik barunya setelah memastikan bibirnya bersih.
Hening menyelimuti suasana. Rasa gugup mulai dirasakan Beby.
"Aku gugup banget," ungkap Beby.
"Udah, santai saja. Pokoknya hal utama yang harus kau lakukan adalah berlaku sopan. Mengerti?" tanggap Arkan.
"Mengerti." Beby mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Arkan dan Beby tiba di tempat tujuan. Arkan menjadi orang pertama yang keluar dari mobil. Kemudian di ikuti oleh Beby selanjutnya.
Sebuah rumah dengan halaman luas menyambut penglihatan Beby. Rumah itu terlihat sederhana, bahkan tidak bertingkat. Hak yang paling disuka oleh Beby adalah, keadaan rumah itu begitu asri karena dikelilingi tumbuhan hijau. Padahal letaknya tak jauh dari kota.
"Rumah yang nyaman. Aku kira rumahnya akan seperti rumah-rumah mewah di sinetron," celetuk Beby.
"Beginilah orang tuaku. Mereka lebih suka tinggal di sini. Padahal aku sudah menawarkan mereka rumah yang lebih besar dan bagus. Tapi mereka menolak," sahut Arkan.
"Sepertinya aku akan menyukai orang tuamu," tanggap Beby.
"Begitu kah?" Arkan tersenyum. Ia melihat Beby yang tampak mengagumi keadaan rumah orang tuanya.
Tak lama, Pram dan Yasmin tampak keluar dari rumah. Yasmin menjadi orang pertama yang menyambut. Sementara Pram tampak berdiri di depan pintu.
"Akhirnya kalian datang," sambut Yasmin dengan senyuman ramahnya.
"Kenalkan, Ma. Ini Bebytha. Biasa dipanggil Beby. Calon istriku," kata Arkan.
"Halo, Ma..." sapa Beby seraya mencium punggung tangan Yasmin.
"Kau cantik sekali," puji Yasmin. Perlahan dia melirik Arkan. Bagaimana tidak? Sosok Beby sangat mirip dengan mendiang istri Arkan. Pantas saja sang putra ingin menikahinya.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣