Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"mbak pesen mbak!" Ujar Sinta memanggil pelayan cafe.
"Iya kak, mau pesen apa?"
"Guys kalian bilang aja mau pesan apa, kali ini gue yang bayarin" ucap Sinta mempersilahkan teman temannya untuk pesan apa aja sesuka hati di cafe ini.
"Seriusan sin lu yang bayarin, dalam rangka apa nih sin?" Tanya Bagas girang.
"Sudah, lu pesen aja"
"Beresss, mbak pesen milk shake satu sama pasta satu ya mbak" ujar Bagas
"Saya samain aja sama dia ya mbak" ujar Rian menunjukkan Bagas kepada pelayan cafe.
"Kalau saya beef bowl, sama milk tea aja mbak" ujar Aldi
"Kalau kamu bay, pesan apaan?" Tanya sinta
"Emmm, samain aja dah sama kamu" ujar bayu.
"Cieeeee, yang samaan" ucap Baga, Rian, dan Aldi bersamaan, yang membuat Sinta tersipu malu.
"Apaan sih, biasa aja kali, tadi lu juga samaan kan Bagas sama Rian" ucap Bayu tak terima di cie ciein sama teman temannya.
"Beda lah bay, Rian sama bagas, elu sama Sinta, ya beda hubungannya" ucap Aldi
"Hahhaha, bener tu al, cie cieee roman romannya ada yang bakal cinlok nih" ucap Bagas.
"Heh, apaan sih" ucap Bayu sensi.
"Sudah sudah, apaan sih, kita semua itu teman, nggak boleh gitu" ucap Sinta.
"Tuh kan, pipi Sinta juga merah, malu ya, cieee" ujar Rian.
"Maaf mbak, ada lagi?" Ucap Pelayan cafe.
"Ohh, maaf mbak, pesan ice drink sama pastry aja ya mbak, 2" ucap Sinta
"Ada lagi mbak?"
"Ohhh, nggak itu aja mbak" ucap Sinta.
"Baik mbak"
"Btw, dalam rangka apa nih Sin lu bayarin kita, jangan jangan ini but rayain hri jadi kalian berdua lagi" ledek Bagas
"Isss, apaan sih gas " ucap Bayu menendang skaki Bagas dari bawah meja.
"Ya elah gitu aja marah, sensi banget lu bay kalau mengenai Sinta, biasa juga lu santuy anaknya" ucap Bagas
"Tau nih si Bayu" timpal Rian, ikut meledek Bayu.
"Sudah... sudah... Gue traktir klian semua karena besok gue mau ke Penang, disana gue selama 3 minggu, yahhh sebenarnya bukan buat jalan jalan sih, cuman buat nemenin mama beliau mau ngurusin bisnis fashionnya di sana. Jadi, sebelum ke sana gue mau traktir klian makan lah, sekalian mau bahas gimana acara perpisahan sekolah nanti. Kan bentar lagi kita mau tamat nih, dan OSIS bakal ngadain perpisahan. Jadi, sekalian mau bahas kita buat pertunjukkan apa aja."
"Ohhhh, kirain kalian berdua udah jadian tapi nggak bilang-bilang" ucap Aldi
Sinta tersipu malu.
"Ya elah, di fikiran lu pada memang cuman ada jadian jadian mulu. Belajar yang bener biar bisa masuk SMA favorit nantinya" ujar bayu.
"Iya dah, si paling sekolah favorit " ucap Rian memajukan bibirnya untuk mengejek Bayu.
"Dibilangin malah ngeyel" ujar bayu
"Hati hati ada yang rindu nih, di tinggal selama 3 minggu sama pujaan hati" sindir Bagas
"Eh siapa nih yang bakal rindu " ucap Rian, meski ia tahu maksudnya adalah Bayu.
"Yahhh, siapa lagi kalau bukan teman kini ini nih"
"Sebut nama donk, Aldi maksud Lo"
"Lah kok gue, lebih tepatnya Bayu tuh nanti yang bakal meriang, merindukan Sinta seorang" ujar Aldi sambil tertawa.
Sinta yang mendengar hal itu, hanya bisa tersenyum senyum. Sedang Bayu, wajahnya sudah menunjukkan wajah jengkel.
"Ini pesanannya mbak" ucap pelayan mengantarkan pesanan mereka.
"Makasih mbak" ucap Sinta, dan yang lainnya.
"Wahhh, wanginya" ujar Aldi saat pesanannya ada di depannya.
"Emmm, jadi selama 3 minggu di sana pelajaran kamu di sekolah gimana sin?" Tanya Bayu.
"Ciee..._" ujar Bagas
"Gas, bisa santai nggak sih?" Ucap Bayu serius
"Iya maaf" ucap Bagas
"Mengenai itu kamu tenang aja bay, mama aku kemarin sudah Konsul ke masing masing guru aku, jadi nanti pelajarannya bakal mereka share lewat wa agar aku nggak ketinggalan pelajaran. Jadi, walau di sana aku tetep bisa belajar sesuai dengan target sekolah."
"Ohhh, bagus lah kalau begitu"
"Kalau masalah perpisahan rencana mau buat apa bay, kamu udah ada rencana atau gambarannya nggak."
"Nah, itu dia sin, aku juga belum tahu mau buat apa. Rencana seperti biasa sih, buat pentas yang nampilin bakar dan karya anak anak SMP Cempaka."
"Bagus tuh bay, aku setuju. Kamu sudah bisa gelar rapat loh, soalnya kan perpisahan tinggal 4 bulan lagi"
"Iya sin, ini secepatnya mau saya gelar rapat sama anak anak OSIS lainnya."
"Pokoknya, kalau ada apa apa kamu hubungin aku aja, entah kurang kostum, atau yang lain lain, aku siap talangin semuanya bay"
"Makasih banyak sin, nanti sebisanya saya nyukupin biaya yang ada aja, tapi kalau kurang nanti saya hubungin kamu"
"Siap bay, pokoknya ini terakhir kita di sekolah kita harus kasih yang terbaik untuk sekolah"
"Setuju" ucap Bagas
"Gue juga setuju tuh " ucap Rian
"Gue juga" ucap Aldi