ILMU HITAM

" Nay!"

Loli menahan langkah sahabat nya itu, ia terpaksa keluar kelas sebab Canaya tidak kunjung muncul.

" Lol, Dian "

Canaya menunjuk bayangan Dian yang sudah menjauh bersama Gus Syaif .

" Dian? Dia datang ke kampus ?" Loli tidak percaya, karena bagi dia Dian sedang cuti sebab Eyangnya meninggal.

" Iya, keadaan aneh banget. Wajahnya busuk "

" Hah?? Masa sih?"

" Beneran, ayo aku tunjukkan "

Loli terpaksa ikut Canaya menyusul Dian . Sayang nya Dian sudah pergi dengan menaiki mobil Gus Syaif .

" Dian sama Ustadz ?" Loli begitu mengenal mobil pria itu, Canaya mengiyakan.

" Apa yang terjadi ?" Loli jadi bingung.

" Kayaknya ada yang tidak beres, Ayo kita kejar Dian "

" Kemana ?"

" Mungkin dia pulang " Canaya sekenanya saja menjawab.

Loli setuju, keduanya dengan cepat pergi menyusul Dian ke rumah nya. Rupanya mereka salah, Dian belum pulang.

Kedatangan mereka disambut oleh Mamanya Dian .

" Beneran Tante ?" Tanya Canaya masih ragu, kalau tidak pulang ? Lalu Dian pergi kemana ?

" Apa Dian buat masalah ?" Mama Dian terlihat curiga.

" Bukan masalah sih, tapi Dian aneh sekali Tante. Apa Dian terserang penyakit ? Atau alergi skincare ?"

Loli langsung menyenggol Canaya , takut nya akan menyinggung perasaan Ibunya Dian.

Mama Dian tersenyum simpul.

" Masuk lah dulu, kita bicara di dalam"

Canaya dan Loli mengangguk setuju, mereka mengekori Mama Dian masuk ke dalam.

" Memang nya apa yang kamu lihat tentang Dian hari ini ?" Tanya Mama Dian .

Loli melirik Canaya ,

" Kalau Loli nggak tahu Tante, karena Naya yang ketemu Dian " Jawab Loli jujur.

" Saya melihat, wajah Dian busuk. Padahal kemarin dia baik-baik saja, kok Tiba-tiba bisulan ?"

Mama Dian manggut-manggut tanda mengerti, ia jadi tahu jika Canaya memiliki indra keenam.

" Sebenarnya gini.... ( Mama Dian mulai bercerita )"

Eyang Dian , memiliki ilmu awet muda. Dia bersekutu dengan genderuwo. Selama ini keturunannya tidak ada yang mau mengganti nya merawat si genderuwo. Jadi dia tidak bisa mati.

Sampai akhirnya Dian mau melakukan nya, sehingga setelah kesucian Dian diambil. Maka Eyang akan mati dengan tenang.

" Tante kecolongan, entah kapan Eyang menemui Dian ? Padahal selama ini Tante berusaha melarang Dian untuk bertemu dengan Eyangnya. Karena hanya Dian yang belum ditawari seserahan dari Eyang. Kalau cucu yang lain sudah tapi menolak semua nya"

" Kenapa Tante nggak buat Eyang tinggal jauh dari sini ?" Tanya Loli asal saja.

" Sudah, tapi genderuwo itu justru menggila. Pokoknya Eyang harus tinggal sama Tante"

Loli manggut-manggut tanda mengerti.

" Terus bagaimana sekarang Tante ?" Tanya Canaya .

" Tante juga tidak tahu, semua sudah terlanjur. Sangat sulit untuk memutuskan talian janji dengan setan "

" Gila ya si Dian ini, hanya demi ingin cantik sampai mau melakukan apa saja " Gerutu Loli .

Canaya menghela nafas berat, ia tidak rela sahabat nya bersekutu dengan setan. Apapun akan ia lakukan supaya bisa memutuskan janji itu. Meskipun harus menggunduli si Genderuwo.

>>>

Neng Ana memperhatikan kondisi dibelakangnya, ia takut ada orang yang diam-diam membuntuti. Meskipun kali ini Neng Ana menutupi seluruh tubuhnya dengan niqob. Tapi rasa khawatir tetap saja menghantui.

Setelah dikira aman, barulah Neng Ana masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah tua. Ia masuk tatkala pintu terbuka secara otomatis dan menutup sendiri tanpa ada seseorang yang menutup nya.

Neng Ana duduk melantai di depan seorang perempuan berpakaian dan berkerudung serba hitam. Makeup yang dikenakan pun berwarna hitam.

" Madam"

Sapa Neng Ana , perempuan itu membuka mata nya.

" Ada apa ?"

" Tunangan saya Madam, kenapa dia tidak tertarik sedikit pun pada saya? Padahal saya sudah memakai susuk berlian kan? Tapi??" Neng Ana tidak berani melanjutkan kata-katanya, takut perempuan itu tersinggung.

" Apakah dia sudah mencium mu? Ataukah dia melakukan sentuhan intens kepada mu?"

Neng Ana menggeleng.

" Bagaimana susuk pemikat itu bereaksi kepada orang yang memiliki iman, bukankah sudah ku katakan. Tunangan mu susah dijinakkan, kecuali kalian berciuman "

Neng Ana merunduk kecewa. Perempuan itu menghela nafas berat, ia mulai mengocok kartunya lalu dia putar di atas asap kemenyan. Kemudian membuka kartu nya satu persatu.

Matanya menyipit, ia mendekat kan kartu yang baru saja dibuka nya.

" Gawat !!"

Neng Ana tercengang, apa yang membuat Madam bereaksi seperti itu ?

" Kau kalah cepat, sekarang tunangan mu terjerat iblis. Dia tengah bersama dengan seorang perempuan yang daya tarik nya jauh lebih kuat dari susuk berlian ku"

" Apa? Sudah ku duga, Canaya pasti menggunakan cara licik. Kalau tidak, mana mungkin Gus Syaif mau sama dia"

" Siapa? Canaya ?"

Neng Ana membenarkan nama yang diucapkan oleh Madam. Sekali lagi Madam mengeluarkan kartunya, bola mata Madam melebar besar.

Tangan nya gemetar sampai kartu nya jatuh ke atas meja.

" Madam? Kenapa ?"

Madam menggeleng, Neng Ana jadi penasaran. Ia mengambil kartu yang jatuh tadi lalu melihat gambar nya.

Nampak seorang perempuan dengan mulut berdarah, di tangan nya ada manusia yang terkulai lemas.

Neng Ana tidak mengerti, apa maksud dari gambar tersebut? Tiba-tiba gambar itu menghilang lalu berganti gambar kartu remi biasa.

Madam mengambil kembali kartu itu, ia mulai sedikit tenang.

" Kau pulang lah"

Neng Ana sebenarnya masih belum puas, tapi dia tidak bisa memaksa. Segera ia letakkan amplop bayaran yang sudah dipersiapkan, kemudian keluar.

" Ini bahaya, aku tidak bisa ikut campur urusan vampir itu. Dia cukup kuat, bisa-bisa aku dihisap sampai kering " Madam bicara pada dirinya sendiri.

>>>

Dian membelai lembut wajah Gus Syaif , ia menciumi pria itu. Gus Syaif sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, nampak diam menikmati saja.

" Kita menikah yuk" Ajak Dian , Gus Syaif mengangguk. Dian tersenyum lebar, tidak ingin membuang waktu segera ia mengajak Gus Syaif menuju gereja untuk melangsungkan pernikahan.

Dalam perjalanan, telfon Dian berdering. Karena ia melihat nama Mamanya, segera Dian mengangkat telepon.

" Iya Ma?"

" Kamu dimana ?"

" Dian mau ke gereja Ma, Dian mau menikah "

" Menikah ?!"

Canaya dan Loli terkejut mendengar suara Mamanya Dian .

" Menikah dengan siapa ?" Mamanya Dian pura-pura tidak tahu.

" Sama pacar Dian Ma, dia muslim tapi sebentar lagi akan di baptis. Dia sayang banget sama Dian , jadi dia rela masuk kristen "

" Baiklah, Mama akan datang. Kamu kasih tau saja kau akan menikah di gereja mana"

" Di Gereja Bunda Maria, Mama cepat ya. Kalau Papa sudah pulang, ajak aja sekalian. Kalau tidak ya nggak apa-apa, Mama aja sudah cukup kok"

" Ok!"

Talian terputus.