NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hal baik dan Hal Buruk

"Eh, kebetulan. Ada si curut di sini."

Satu orang sudah menghilang dari pandangan, kini satu orang lagi muncul di hadapannya. Wajah keduanya memang serupa, hanya sifatnya saja yang berbeda jauh bagaikan langit dan bumi.

"Mau apa lo? Gue harus buru-buru nih."

"Dih, sinis amat neng," Nathan mengulurkan salah satu dari dua drafting tube yang dia bawa kepada Lauren. "Nih, punya lo. Bisa-bisanya ketinggalan, padahal tugasnya dikumpul hari ini."

Ibaratnya sekarang, Lauren tengah dihadapi satu hal buruk dan satu lagi hal baik. Hal buruknya adalah Nathan yang selalu menyebalkan baginya tiba-tiba muncul di hadapannya, dan satu hal baiknya adalah laki-laki itu ternyata membawakan drafting tube miliknya yang tertinggal di rumah. Tentu saja Lauren sangat beruntung untuk saat ini, setidaknya dia tak akan berpanas-panasan lagi untuk kembali mengambil benda tersebut.

"Kok bisa ada di lo, Nath?" Lauren dengan senang hati mengambil drafting tube tersebut dari Nathan.

"Bisa lah. Gue kan punya firasat kuat, gue tau lo bakal kelupaan bawa ini. Ditambah lagi gue punya kekuatan teleportasi, jadi gue bisa ngambil ini buat lo dengan mudah."

Benar kan kata Lauren? Nathan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling menyebalkan. Di saat Lauren serius menanyakan kenapa drafting tubenya bisa ada pada laki-laki itu, dia malah menanggapinya dengan candaan. Jika kalian ingin tahu, jauh di dalam hati kecilnya Lauren sangat ingin mendorong laki-laki itu dari tangga sekarang juga.

Merasa tak ditanggapi dan hanya mendapatkan tatapan datar dari Lauren, seketika Nathan cengengesan tak berdosa. "Dititipin sama om Gevan."

"Bokap gue?"

"Yeee ileeeeh, pake nanya balik si curut. Om Gevan, ya bokap lo lah. Masa bokapnya gue."

Tuk

"Bukan gitu maksud gue, peak," drafting tube itu sukses mendarat di kepalanya Nathan. "Gue cuma heran, kenapa siang-siang bokap gue ada di rumah."

"Kata om tadi sih, karena mau ngambil dokumen yang ketinggalan di rumah. Pas liat drafting tube milik lo ada di rumah, om inisiatif mau anterin buat lo. Cuma kebetulan gue sama Ethan mau berangkat, jadinya om nitipin ke kita aja," jelas Nathan seraya sibuk mengusap-usap kepalanya yang terkena pukulan tadi.

Lauren membulatkan mulutnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mengerti dengan penjelasan Nathan.

"Bapak sama anak sama aja ternyata, sama-sama pelupa."

"Mulut lo, Nathan."

Lauren ingin kembali memukul Nathan dengan drafting tube tadi, tetapi laki-laki itu dapat menghindarinya dengan cepat. Alhasil Nathan kegirangan dan mengolok-olok Lauren dengan menjulurkan lidahnya.

"Bilang apa dulu ke gue?"

"Makasih banyak, udah mau bawain ini buat gue. Kalo engga lo yang bawa, gue bakal repot harus balik ke rumah lagi, atau kayak yang lo bilang tadi. Bokap gue bakal repot nganterin benda ini," ucap Lauren panjang lebar. Meski pun Nathan sangat menyebalkan, tetapi itu tak menutup kemungkinan untuk Lauren berterima kasih kepada makhluk tersebut.

"Nah, gitu dong. Kan jadi ada manis-manisnya gitu," balas Nathan dengan senyum bangganya. "Sama-sama my gurl."

"Ye."

"Eh, tapi Ren. Lo tau nggak?" Nathan tiba-tiba bersemangat.

"Nggak."

Semangat menggebu-gebunya Nathan langsung hilang begitu saja akibat responnya Lauren. "Au ah, lo bikin gue bete."

"Bercanda elah, Nath," Lauren terkekeh setelah melihat ekspresi Nathan. Sesekali dia juga bisa menjahili laki-laki tersebut, karena responnya kurang lebih seperti dirinya, hanya saja Nathan sedikit lebih cerewet. "Kenapa emang?"

"Awalnya Ethan nggak mau loh, pas om Gevan mau nitipin itu buat lo," jawab Nathan sambil menunjuk drafting tube yang sudah Lauren sampirkan ke bahunya.

Lauren menghembuskan napasnya kasar. "Udah gue duga. Pantes aja mukanya horor banget pas ketemu gue tadi."

Tak langsung menanggapi, Nathan malah menepuk-nepuk bahunya Lauren. Walau pun Nathan notaben nya laki-laki yang usil dan sangat menyebalkan bagi Lauren, tetapi jika dia harus melihat keadaan Lauren yang seperti ini di hadapannya, tentu saja dia tak tega. Apalagi hal ini berkaitan dengan saudara kembarnya, menambah rasa tak enak hati kepada gadis tersebut. Nathan tak habis pikir dengan pikiran Ethan, kenapa dia harus menanam rasa kebencian sedalam itu kepada Lauren. Bukankah gadis ini hanya manusia biasa, pantaskah dia mendapat perlakuan seperti itu?

"Gue minta maaf."

Meminta maaf tiba-tiba tanpa ada penyebabnya, membuat Lauren mengernyit heran. "Kenapa tiba-tiba minta maaf. Habis obat lo?"

Gantian Nathan yang kini ingin mendorong Lauren dari tangga. Tidak bisakah gadis itu menanggapi keseriusannya saat ini dengan serius pula. "Gue serius, anying. Gue minta maaf."

"Atas dasar?"

"Kembaran gue."

"Aelah, Nath. Udah berapa kali lo minta maaf, dan gue udah berapa kali juga bilang, kalo ini bukan salah lo. Jadi lo engga perlu repot-repot minta maaf. Toh, dengan lo minta maaf begini engga akan ngerubah isi hati dan pikirannya Ethan."

"Tapi dia kembaran gue, Ren. Gue abangnya, walaupun beda 10 menit. Itu artinya, buat ngajarin bagaimana seharunya dia bersikap tu tanggung jawabnya gue."

"Iya deh, iya," tak ingin mengubah suasana, Lauren segera merangkul laki-laki tersebut. "Dah lah, lupain aja dulu masalah Ethan. Sebaiknya kita harus cepat masuk kelas, keburu pak Dani masuk."

Nathan yang dirangkul hanya diam tak merespon, dia sudah terlanjur badmood akibat percakapan tadi. Nathan memang seperti itu, jika menyangkut sikap Ethan yang sangat keterlaluan terhadap Lauren maka dia mendadak mood swing layaknya gadis yang menjalani masa pubertasnya.

"Jangan badmood napa. Muka lo jelek banget, kalo udah badmood."

"Bacot. Lo juga yang bikin gue badmood."

"Dih. Kok malah nyalahin gue cuk," sungut Lauren tak terima dituduh seperti itu.

"Ya, emang salah lo."

Jika sudah seperti ini, mau tak mau Lauren harus mencari akal agar Nathan kembali bersikap seperti biasanya. Jika dipikir-pikir, seharusnya Lauren senang apabila Nathan jadi bersikap seperti sekarang. Tetapi itu berbanding terbalik, justru Lauren tak ingin melihat sahabat kecilnya itu bersikap seperti itu.

"Gini aja, deh. Biar lo engga badmood lagi," Lauren sedikit mendekatkan mulutnya ke telinga Nathan. "Karena lo udah nolongin gue. Gimana kalo pulang nanti, gue traktir lo makan. Kita pulangnya berdua aja, naik angkot atau apalah itu."

Mendengar kata traktir keluar dari mulut Lauren, seketika wajah Nathan berubah drastis. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang begitu lebar, bahkan mata sayunya pun kini sedikit menyipit.

"Kalo gitu mah, gue gas lah," ucap Nathan seraya membalas rangkulan Lauren. Kini posisi keduanya saling merangkul, dan hal itu sudah biasa bagi keduanya yang memang sudah bersahabat sedari kecil.

"Giliran ditraktir baru semangat 45," cibir Lauren.

"Siapa sih Ren, yang nolak diajak makan gratis?"

Lauren tak merespon, hanya saja dia tertawa. Benar kata Nathan barusan, siapa coba orang yang di dunia ini tak senang jika diajak makan gratis. Meski pun hanya jajan makanan ringan misalnya, tetap saja itu adalah hal yang sangat menyenangkan.

"Yuk lah, masuk kelas. Gue udah tebak, tu pak Dani dah masuk. Bisa berabe, kalo kita kelamaan di sini."

"Gue sih udah nitip izin, jadi aman aja. Engga tau kalo lo," ucap Lauren sambil kembali tertawa mengejek laki-laki tersebut.

"Bangke lo, Ren. Seenak jidat nge cheat begitu."

Selanjutnya Lauren melepaskan rangkulannya dari Nathan, menjulurkan lidahnya dan berlari meninggalkan laki-laki yang hampir memukulnya menggunakan drafting tube. Persahabatan kedua orang ini sebenarnya sangatlah lucu, hanya saja sedikit brutal jika dilihat orang lain.

1
Aurora79
Sepertinya si pembuat masalah antara Lauren dan Ethan di masa lalu nih cewek...🙄
Aurora79
HAHAHAHAHAHAHA...Nasib2.., punya kembaran somplak ya, Than? 😂😂😂✌
yeopo yeojaaaa
dih, sape nih. main peluk² aja😏
yeopo yeojaaaa
kok ngena bgt yaa🥺
yeopo yeojaaaa
pukul aja sekalian ren, entar suruh ethan aja nutup matanya pangeran🤣
yeopo yeojaaaa
iiiiii comelnya😭😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih tak tinggal duluan si nathan😭
Anonymous
karakter baru lagi nih thor?
Choi Jaeyi: iyaaap, betul sekali
total 1 replies
Anonymous
malang sekali nasibmu ethan
Aurora79
Jadikan pelajaran, Than... Apa yang dilihat dari luar, belum tentu sama dengan apa yang dialami di dalam. Semua dibutuhkan komunikasi, biar gak salah paham...😁😁😁
Aurora79
Ya, iyalah.... Masa Aib keluarga harus diumbar-umbar? hehehehe
Aurora79: Seharusnya...😁😁
Choi Jaeyi: nah, betul. klo bisa tu disimpan rapet²
total 2 replies
Aurora79
Gimana kamu bisa tahu, Than? Kamunya aja cuek gitu sifatnya...😂😂😂. Aku jadi keinget sama RIO, sahabat masa kecil aku, kak...😁😁😁
Aurora79: Kalau aku udah lost contact sejak menikah. Jadinya gak tau dia dimana sekarang...
Choi Jaeyi: waaaah, kita sama dong punya sahabat masa kecil cowok. klo ak sampe sekarang masih sahabatan kok😂
total 2 replies
Anonymous
mereka berdua tu emang perlu satu org buat menengahi
Anonymous
baru gw mau komen beginii
yeopo yeojaaaa
lu suka sama lauren, atau begimana dah than🤣
yeopo yeojaaaa
baikan brrti yaa. semoga bisa seperti dulu lgi deh🥺
yeopo yeojaaaa
mana bisa begitu, ren. minimal berantem kek dulu, keluarin unek² lo kek dulu sama ni cowok. masa semudah itu😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih pikir² dulu mau maafin lo atau nggk😏
yeopo yeojaaaa
gatal ih, pengen nempeleng Ethan. boleh kan thor, bego bgt sih😭😭
yeopo yeojaaaa
ren, sumpah. lo baik bgt siii jdi manusia😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!