Suami Rahasia

Satu Minggu selalu bersama sambil menikmati keindahan alam tentu saja membuat Bima dan Ella seakan enggan meninggalkan daerah wisata itu. Tapi mereka harus kembali ke kota asal. Ada tanggung jawab yang menunggu mereka berdua. Sepulang dari berbulan madu. Ella tidak pulang ke rumah Zico. Dia seakan enggan untuk berpisah dari suami yang sudah banyak memberi kebahagiaan kepadanya selama satu minggu ini. Bima juga tidak pulang ke rumah orangtuanya. Mereka berdua bersama pulang ke rumah pribadi milik Bima.

Pagi ini, seperti suami idaman lainnya. Bima mengantar Ella sampai ke depan gerbang kantornya. Tentu saja Bima harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli mobil baru khusus untuk mengantar jemput Ella. Mereka berdua sudah sepakat untuk menyembunyikan pernikahan ini sebelum Ella bercerai dari Zico. Itulah sebabnya Bima tidak memakai mobil lamanya untuk mengantar Ella. Karena Bima dan Ella tidak ingin para karyawan yang sudah mengenal Bima curiga terutama pak Andi. Pak Andi adalah salah satu kepercayaan Pak Yuda.

"Selamat bekerja sayang," kata Bima setelah mobil berhenti. Dia mengulurkan tangannya dan Ella menyambutnya. Kemudian Ella membawa punggung tangan Bima ke bibirnya. Bersamaan dengan itu Bima juga menarik kepala Ella supaya kening Ella mendekat ke bibirnya. Bima mencium kening Ella dengan penuh kasih sayang.

"Selamat bekerja untuk kamu juga bang. Jangan telat makan siang," jawab Ella setelah bibir Bima terlepas dari keningnya. Bima tersenyum sambil mencubit pipi istrinya pelan. Hatinya berbunga-bunga mendapat perhatian dari Ella. Sebagai anak yang tumbuh tanpa mama kandung. Bima jarang mendapat perhatian yang tulus seperti perhatian dari Ella. Linna memang terlihat seperti menyayangi dirinya. Tetapi setelah dewasa Bima dapat merasakan jika perhatian mama tirinya hanya sekedar ucapan untuk mendapat simpati dari papa Yuda.

"Nanti kalau sudah waktunya makan siang. Ingatkan aku ya sayang. Lewat chat atau video call," kata Bima manja. Ella tertawa melihat tingkah suaminya. Bima juga menyadari jika dirinya sering terlambat makan karena banyaknya pekerjaan.

"Siap bang. Aku turun sekarang ya," kata Ella pamit. Bima mengangguk. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Ella juga membuka pintu mobil dan menurunkan kakinya. Sebelum menutup pintu. Ella memberikan suaminya senyum yang sangat manis. Bima membalas senyuman itu dengan lambaian tangan. Untuk menghindari kecurigaan karyawan lainnya. Ella langsung melangkah masuk ke halaman kantor tanpa menunggu mobil Bima berlalu terlebih dahulu.

Ella disambut dengan tatapan tidak percaya dari rekan rekan kerjanya. Bahkan sebagian dari karyawan yang sudah banyak datang di kantor itu tidak mampu hanya sekedar mengedipkan mata melihat penampilan Ella. Pakaian formal khas kantor yang membungkus tubuh Ella membuat penampilan Ella sangat berbeda hari ini. Pakaian itu terlihat sangat pas badan. Berbeda dengan penampilan selama ini yang suka memakai Blazer longgar.

Belum lagi dengan rambut Ella yang sudah dipotong pendek. Model rambut Bob itu yang sangat serasi dengan bentuk wajah Ella membuat Ella sangat mirip dengan artis Korea. Wajahnya terlihat sangat fresh. Dan hal langka yang tidak pernah diperlihatkan oleh Ella yaitu tersenyum dengan menampakan deretan gigi. Kini para rekan kerjanya terpana dengan senyuman Ella yang memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Ester sang sahabat karib sampai mencubit kulit nya. Dia tidak percaya bahwa orang yang berdiri di depannya adalah Ella.

"Ella, kamu kah itu?" tanya Ester sambil meraba tangan Ella. Ella mengangguk dan membalas Ester dengan memeluk sahabatnya itu.

"Woi.. Aku Ella bukan karyawan baru yang menggantikan Ella," teriak Ella sambil mengibaskan tangannya ke arah para rekan kerjanya. Dia tertawa melihat tatapan para rekan kerjanya.

"Ini bukan Ella. Ella bukan seperti ini."

"Kamu tampil sangat berbeda hari ini Ella. Sangat cantik."

"Darimana selama satu minggu ini Ella?.

"Ya ampun. Aku kira entah bidadari dari mana nyasar ke kantor kita ternyata kamu Ella."

Ella menjawab satu persatu pertanyaan dari rekan kerjanya. Tentu saja dia tidak mengatakan jika dirinya pergi berbulan madu dengan Bima. Ella hanya mengatakan jika dirinya pergi berlibur.

"Ada dokumentasinya tidak Ella. Coba aku lihat galeri ponsel kamu. Mana tahu suatu saat aku punya rejeki untuk berlibur."

Ella sedikit tergagap dengan permintaan salah satu rekannya. Dia memang banyak menyimpan foto foto dirinya dan Bima di ponselnya. Tapi jika dia menunjukkan galeri ponselnya maka hubungan dengan Bima akan terbongkar.

"Maaf tin, foto fotonya aku simpan di ponsel aku yang satu lagi. Kebetulan ponselnya tinggal di rumah," jawab Ella berbohong. Rekan kerjanya yang bernama Tina itu terlihat kecewa. Tidak mungkin dia mengatakan dengan tidak ada foto. Jaman sudah canggih. Dengan hanya mengandalkan kamera ponsel apa yang lihat bisa diabadikan.

"Besok, boleh kan kami lihat?" tanya rekannya yang lain. Ella hanya mengangguk.

"Nih, aku bawa oleh-oleh untuk kalian. Semua mendapat satu kaos dan satu suvenir," kata Ella sambil menyodorkan kantong plastik putih besar yang dibawanya tadi. Para rekannya bersorak gembira. Karena terpana melihat penampilan Ella mereka tidak menyadari jika Ella membawa kantong plastik putih itu.

Ester langsung mengambil kantong itu dari tangan Ella dan membagi kaos sesuai dengan ukuran tubuh masing masing.

"Kamu memang teman terbaik Ella. Bahkan kamu ingat dengan ukuran badanku," kata Mei rekan Ella yang paling gemuk di kantor itu.

"Terima kasih Ella. Aku suka kaosnya," kata Ester senang. Ella juga mengangguk. Entah berapa kali terdengar kata terima kasih di kantor itu dari para rekannya untuk Ella.

"Apa aku juga mendapat oleh oleh?" tanya pak Andi yang baru saja tiba di kantor itu. Ester yang sudah menyisihkan kaos dan suvenir untuk pak Andi langsung menyodorkan dua jenis oleh oleh itu kepada pak Andi.

"Oh my God. Ini Ella kan?" pekik pak Andi ketika Ella berbalik melihat atasannya itu. Pak Andi juga terkejut melihat perubahan penampilan Ella. Ella tersenyum dan mengangguk.

"Gila. Kamu sangat cantik Ella. Apa yang membuat kamu berubah seperti ini?" tanya Pak Andi lagi. Sama seperti karyawan lainnya. Pak Andi juga tidak berkedip melihat kecantikan dan penampilan Ella saat ini.

Ella hanya tersenyum membalas pertanyaan pak Andi. Seketika dia mengingat suaminya Bima. Sebelum mereka kembali ke kota ini. Mereka berdua menghabiskan beberapa jam untuk perawatan tubuh. Dan setelah mereka tiba di kota ini. Bima juga membawa Ella ke butik membelikan banyak pakaian, sepatu dan tas. Ella menghargai semua pemberian Bima dengan merubah penampilan. Bima juga terlihat sangat puas dan senang melihat perubahan penampilan Ella. Ella berpikir untuk berusaha menjadi pantas untuk Bima. Dan Ella memulainya dengan mengubah penampilannya.

"Tapi lain kali Ella. Kalau kamu pergi berlibur. Beritahu suami kamu."

"Maksud bapak?" tanya Ella mulai gelisah.

"Laki laki yang bernama Zico datang mencari kamu ke kantor ini dan mengaku sebagai suami kamu Ella. Kami sungguh tidak percaya sebelumnya. Tapi melihat dia sampai empat hari datang ke kantor ini. Kami jadi percaya," kata pak Andi.

Ella terkejut mendengar perkataan atasannya. Dia tidak menyangka jika Zico sampai mencari dirinya ke kantor. Apalagi sampai mengaku suaminya. Selama ini Zico yang meminta dengan keras jika pernikahan mereka harus disembunyikan. Dan rekan kerjanya yang lain diam menunggu Ella membenarkan jika benar Zico adalah suaminya.