ILMU HITAM

ILMU HITAM

BAGIAN 1

" Ibuuu"

Bola mata mungil bak burung merpati dengan pupil besar, terbuka. Bulu mata yang lentik nan indah tidak mampu membungkus kesedihan yang terpancar dari cahaya matanya.

Untuk kesekian kali Canaya bermimpi hal yang sama. Bagaimana sang Ibu, ( Syeila ) masuk ke dalam toilet meninggalkan nya sendiri di kamar. Dan menghilang begitu saja.

Hingga Canaya beranjak dewasa, Syeila tidak pernah kembali. Meninggalkan nya dengan sang Kakak Arjuna, berdua di Rumah besar leluhur nya.( Rumah Ilyas )

Canaya bangkit setelah menghela nafas panjang, ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain dari pada itu.

Ayahnya terlalu sibuk di Negeri Jiran mengurus pemerintahan. Sehingga hampir tidak pernah mengunjungi Canaya dan Arjuna di Rumah.

Dan sang Kakak pun terlalu tenggelam dalam kesibukan mengembangkan bisnis keluarga.

Canaya meraih ponsel nya di atas Nakas, membaca beberapa pesan yang belum sempat dibacanya.

NAY... GUE KE RUMAH LO BESOK

Pesan dari Lucy membuat Canaya sedikit berpikir, untuk apa gadis primadona di kampus itu datang ke rumah. Tidak seperti biasanya.

Setiap weekend adalah hal yang mustahil bagi Lucy untuk berkumpul dengan teman-teman nya. Dia terlalu sibuk ngedate dengan cowok ganteng nan tajir. Biasalah, selain cantik Lucy sangat piawai memanjakan pria.

Dan terakhir dia bertunangan dengan cowok yang cukup terkenal di kampus.

Canaya membuka kulkas mini di samping Nakas, dia mengeluarkan sebotol minuman berwarna merah pekat.

Hal tersebut adalah kewajiban mutlak bagi Canaya. Meskipun diawal dia tidak bisa menerima dirinya berbeda dari orang biasa pada umumnya. Lambat laun dia pun sudah terbiasa, dan hal itu dijadikan kelebihan untuk dirinya sendiri.

Canaya menenggak isi dalam botol itu sampai ludes, cukuplah untuk mengganjal perut di pagi hari. Setelah itu, Canaya bersiap untuk mandi. Weekend ??? Tidak akan jauh berbeda dengan seperti hari biasanya. Sendirian !!!

Baru saja keluar dari kamar mandi, Canaya membaca notice pesan di layar monitor yang berada tepat di atas daun pintu kamar.

Salah satu pembantu di rumah ini menulis pesan jika Lucy sudah datang.

" Pagi sekali " Gumam Canaya pada dirinya sendiri.

" Pasti ada masalah "

Canaya bergerak cepat sat set sat set menggunakan pakaian nya dan secuil skincare. Kemudian ia keluar untuk menemui Lucy.

" Nay... "

Seorang gadis cantik berambut ikal bangkit dan langsung berhambur memeluk Canaya, dialah Lucy.

Menangis sambil memeluk Canaya erat-erat tanpa perduli dengan apapun.

" Ada apa Lu?" Canaya menyebut nama Panggilan akrabnya.

" Ringga.. " Lucy hanya mampu menyebut satu kata. Namun dengan satu nama yang disebut, Canaya sudah bisa menerka-nerka.

Ringga adalah pacar sekaligus tunangan Lucy, Keduanya sangat serasi, yang satu cantik dan yang satu lagi tampan. Mereka bak pinang dibelah dua.

" Kenapa dengan Ringga? Apa dia menyakiti mu?" Selidik Canaya.

Lucy mengangguk dalam pelukan Canaya , Canaya menggiring temannya itu untuk duduk.

" Coba ceritakan padaku lebih detail " Pinta Canaya .

Lucy manut, dia menarik nafas dalam-dalam supaya lebih tenang. Kemudian kedua tangannya mengusap sisa air mata di wajahnya.

" Aku, Aku hamil "

Bola mata kecil Canaya melebar, dia tahu jika Lucy banyak sekali punya pacar. Tapi kalau sampai hamil ? Ahh...

" Hamil anak Ringga "

Canaya sedikit merasa lega mendengar siapa yang melakukannya. Karena Ringga sudah termasuk calon suami, jadi tidak begitu khawatir.

" Tapi tiba-tiba Ringga menolak mengakui anak ini, dan dia sekarang lagi dekat sama Intan"

Intan ??? Canaya merasa pernah mendengar nama itu. Tapi dimana ?

" Kamu ingat Intan nggak ?" Sambung Lucy .

Canaya sedikit menelengkan kepala nya ke kanan, antara dia ingin mengangguk atau menggeleng.

" Itu loh, anak Fakultas ekonomi yang selalu menjadi nilai tertinggi "

Barulah Canaya ingat, seorang bintang rupanya. Mangkanya Canaya merasa seperti pernah mendengar nama itu.

" Cuma pinter doang kelebihannya, biaya kuliah pun dapet dari beasiswa udah blagu. Akan aku pastikan tahun ini dia tidak bisa mendapatkan beasiswa lagi "

Rona dendam terpancar kuat dari sorot mata Lucy . Canaya mengusap pundak temannya itu. Berusaha menenangkan Lucy .

Jika sampai Lucy melakukan apa yang diucapkannya barusan, maka tamatlah si Intan. Keluarga Lucy termasuk tiga besar donatur di kampus. Dan tentu Canaya nomor satu.

" Nay... Kamu bisa bantu aku kan?" Tiba-tiba Lucy memohon.

" Bantu apa?"

" Bilang ke Kakak kamu untuk mau berkompromi dengan keluarga ku supaya beasiswa nya Intan digagalkan "

" Bagaimana pun Rektor pasti lebih menuruti keinginan Kakak mu "Imbuh Lucy lagi.

Canaya menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya secara perlahan.

" Kak Juna sekarang ada Di Brunei "

" Kapan balik ?"

Canaya mengedikkan bahunya.

****

Siang itu Canaya pergi lunch bersama Lucy , setelah menemani Lucy keliling Mall. Si gadis cantik ini akan tetap bersedih jika tidak dibawa jalan-jalan.

" Nay"

Canaya tersentak, ia mendapati wajah Lucy yang mengeras dengan mata mengunci satu tempat. Canaya menoleh ke arah mata Lucy memandang, rupanya Ringga juga ada di restoran yang sama. Dia nampak mesra bersama dengan seorang gadis.

Lucy mengepalkan tangannya, ia cemburu dan marah menyaksikan kemesraan pasangan itu. Canaya pun jengkel, kok bisa Ringga jatuh cinta kepada sosok Intan.

Dinilai dari segi apapun, Intan kalah jauh dengan Lucy . Gadis itu tidak sampai di angka lima, nilai plusnya dia pintar.

" Yuk kita pindah " Ajak Canaya , tapi Lucy menggeleng. Dia justru bangkit dari duduknya, datang menghampiri Ringga .

Canaya tidak bisa mencegah, karena tidak mungkin dia berteriak sedangkan suasana di restoran cukup ramai.

Terpaksa Canaya menyusul, ia tidak bisa membiarkan Lucy menghadapi semuanya sendiri.

" Ga.. "

Suara Lucy sangat pelan, mungkin dia sudah bersusah payah untuk menyebut nama pria itu. Ringga menoleh, ia kaget melihat ada Lucy dan juga Canaya di sana.

" Lu,, "

Ringga berdiri, ia hendak meraih tangan Lucy namun ditepis oleh Lucy .

" Aku sudah tahu kok"

Lucy melirik Intan, gadis itu terlihat santai sekali.

" Apa sih Ga yang buat kamu memilih dia? Setidaknya kau mencari yang lebih baik daripada aku"

Ringga diam, dia melirik tak nyaman ke arah Intan.

" Memang nya aku kenapa ?" Tiba-tiba Intan menyahut, dia bangkit dari duduknya.

" Tuh!" Lucy menunjuk cermin besar dalam restoran yang dijadikan aksesoris tempat itu.

" Ngaca!! Aku dan kamu beda.. Jauh malah"

" Setidaknya Ringga adalah cinta pertamaku, bukan kayak kamu. Entah Ringga sudah menjadi yang ke nomor berapa "

PLAK!!

Sebuah tamparan menjadi jawaban atas hinaan Intan terhadap Lucy . Ringga terperangah, ia sigap mendekati Intan.

" Kamu nggak apa-apa ?"

Intan menggeleng sembari memegang pipinya yang memerah. Sorot matanya tajam ke arah Lucy .

Lucy tersenyum sinis...

" Itu belum seberapa, lihat aja besok ! Akan ku pastikan kau akan dipanggil oleh Rektor, dan beasiswa mu akan dicabut " Ancam Lucy sangat yakin.

Ringga tersentak, begitu pula dengan Intan. Mereka saling bertukar pandangan.

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

wahhh ada yg baru dan udah byk up , tumben g ada notif

kayae seru ni setengah manusia setengah vampir kaya di film

2024-07-20

0

Kustri

Kustri

makan siang

2024-07-10

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Canaya sama kayak Syeila, vampir 🦹

2024-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!