Seseorang tidak akan bisa lari selamanya pasti dia akan berhenti karena kelelahan
Elise yang bersembunyi sekian lama akhirnya tertangkap lagi
"Aku menemukan mu" _Ethan.
Mau tahu kisah serunya?
AYO MULAI BACA!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jane Alicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. istana berkedok vila
"Lalu kenapa kau terlihat lebih hidup sekarang?" Elise melihat Sam dengan curiga
"Iya kan Elise benar, kau terlihat lebih banyak bicara sekarang" Nanan ikut merasa curiga
"Lebih baik kita pergi bersiap sekarang atau gaji kita di potong" Sam pergi keluar dari ruangan itu duluan dengan cepat
----------
"Selamat datang Tuan Afi, kami sudah menunggu kedatangan anda" Pak An menyambut mereka di depan pintu
"Terimakasih sudah menyambut kami Pak An dan Maaf sudah membuat anda menunggu lama" Tuan Afi membalas dengan sopan juga
"Silahkan masuk Pak, saya akan mengantar langsung ke meja makan" Pak An mempersilahkan mereka masuk kedalam
Tuan Afi masuk kedalam dengan Nana, Jeon dan Sam dan Elise tidak ada bersama mereka
"Maaf Tuan apa Nona Elise tidak ikut kemari?" Pak An bertanya dengan sopan
"Dia akan datang menyusul Pak An, saat kami ingin berangkat ada masalah kecil terjadi di perusahaan jadi dia memutuskan untuk menyusul kami" Tuan Afi menjawab dengan jujur
"Oh ternyata begitu, baiklah silahkan masuk" Pak An membuka pintu besar di depannya
Ruangan mewah yang terlihat klasik dan berbagai makanan tersaji di atas meja panjang yang ada disana
"Ini istana atau kerajaan?" Nana melihat ruangan itu dengan berbisik pelan
"Itu sama saja Nana" Jeon menjawab dengan berbisik juga
"Nona, selagi Nona Elise belum datang anda bisa berkeliling jika mau" Pak An yang peka langsung menawarkan tour vila
"Oh apa boleh?" Nana melihat Pak An dan Tuan Afi dengan berharap
"Tentu saja Nona, jika anda kebingungan anda bisa bertanya pada pelayan yang ada" Pak An tersenyum ramah
"Ya pergilah" Tuan Afi juga menyetujui hal itu
"Terimakasih, saya akan segera kembali secepatnya" Nana berdiri untuk membungkuk memberi hormat lalu berjalan keluar
"Tuan apa kami juga bisa ikut?" Jeon bertanya pada Tuan Afi
"Ya Sam kau juga pergilah" Tuan Afi menjawab dengan cepat
"Kami akan segera kembali Tuan" Jeon dan Sam ikut pergi keluar menyusul Nana
"Tuan Afi, Tuan Ethan ingin berbicara dengan anda" Pak An mmberikan tablenya pada Tuan Afi
"Baiklah" Tuan Afi menerima itu dengan siap
Nana, Jeon dan Sam berjalan keluar melewati jalan mereka masuk tadi
"Wah ini kaya bukan vila, ini mah istana" Nana melihat sekelilingnya dengan mata yang membulat
"Dari semua yang jauh ini yang paling jauh" Sam juga sama terpukau nya dengan Nana
"Apa kalian mau menunggu Kak Elise di sana?" Jeon menunjuk arah pintu yang terbuka lebar
Mereka bertiga pergi kesana dengan perlahan, mereka merasa seperti di kerajaan sesungguhya karena dekorasi yang terlihat mewah di tambah lukisan yang di pajang terlihat mahal
"Kenapa kalian disini?" Elise muncul dari pintu besar itu
"Kak kau sudah datang? kami sudah menunggu dari tadi" Sam berbicara dengan mata yang masih melihat ruangan itu
Dress hijau lumut dan rambut yang digerai membuat lekuk tuh=buh indah Elise terlihat, itu menambah kesan dewasa padanya
"Dimana Tuan Afi? Dan kenapa kalian berdiri seperti orang bodoh disini?" Elise melihat mereka dengan binggung dan akhirnya ikut melihat ke atas
Langit-langit yang tinggi dan dipenuhi dengan lukisan membuat mereka tidak bisa mengalihkan pandangan mereka
"Tidak pernah berubah" Elise bergumam pelan
"Apa yang tidak pernah berubah kak?" Nana melihat Elise dengan mata bulatnya
"Apa? maksudku kalian tidak pernah berubah" Elise menjawab dengan gugup
"Kami? Memangnya kami kenapa?" Jeon menunjuk dirinya sendir
"Kalian seperti sekarang ini, sudalah ayo kita pergi. Tuan Afi pasti sudah menunggu" Elise pergi melewati mereka bertiga dengana cepat
Ketiga orang itu hanya bertatapan binggung melihat Elise yang terlihat aneh, mereka mengikuti Elis edari belakang dengan langkah kaki yang perlahan
Ethan yang tidak ada disana hanya bisa melihat mereka dari CCTV keamanan rumahnya, dia langsung saja mengakhiri percakapannya dengan Tuan Afi setelah melihat Elise dan yang lainnya berjalan masuk kedalam ruangan
"Elise kau sudah sampai ternyata" Tuan Afi menyambut Elise dengan ramah
"Ya Tuan" Elise duduk di kursi yang di tunjuk Pak An padanya
Posisi Elise sengaja di tentukan agar tidak membelakangi CCTV, jadi Ethan bisa melihatnya makan dan berbicara dengan bebas
"Terimakasih Pan An" Elise duduk di kursi yang di tarik Pan An padanya
"Silahkan menikmati hidanganya" Pak An tersenyum dan memberi kode agar para koki membuka masakan yang mereka buat
Berbagai olahan terjadi disana, mulai makanan rebus dan panggang. Mereka sampai dibuat binggung untuk memakan apa dulu
"Semua terlihat enak, apa kita bisa memakan ini semua?" Jeon berbisik pada Nana yang duduk di depannya
"Entahlah, tapi yang pasti kita haru mencoba semua ini" Nana melihat semua makanan itu dengan lapar
Semua orang di ruangan itu duduk dan makan, tidak ada yang berbicara selama mereka makan, tapi tingkah Nana sesekali membuat mereka tertawa bersama
Pak An yang tidak ikut bergabung dengan mereka bisa ikut merasakan kehangatan yang terjalin
"Nyonya Rander saya pasti akan memenuhi janji saya!" Pak An berbicara dengan pelan
"Kalau kau benar-benar ingin menjaganya bawalah dia kemari Pak An" Ethan berbicara dari earphone yang masih tersambung di telinganya
"Tu-Tuan?! Anda belum memutuskan panggilannya?" Pak An membuka ponselnya dengan terkejut
"Apa kau berharap aku menutup panggilannya sehingga kau bisa menikmati pemandangan didepanmu tanpa gangguan?" Ethan bertanya dengan nada yang curiga
"Tidak ada yang seperti itu Tuan, saya hanya merasa senang saja karena Nona Elise di kelilingi orang-orang yang sangat baik" Pak An pindah dari tempatnya agar pembicaraannya tidak di dengar oleh mereka
"Kau benar, dan aku merasa kesal melihatnya" Ethan memijat pelipisnya di seberang sana saat melihat Elise menyuapi Sam dengan romantis
"Apa anda masih cemburu Tuan?" Pak An menggoda Ethan
"Tidak ada yang seperti itu Pak An, aku tidak akan cemburu dengan anak kecil" Ethan menjawab dengan bangga
Pak An menahan tawanya saat mendengar jawaban Ethan yang terdengar seperti penipu kecil
"Terserah pada Anda Tuan, saya akan kembali masuk kedalam" Pak Melepas ear phonenya dan kembali masuk keruangan makan tempat Elise dan yang lainnya berada
"Sialan!" Ethan mematikan panggilannya dan melempar ponselnya ke meja karena begitu kesal melihat Sam bersikap manja pada Elise
"Aku benar-benar harus membawa Elise pergi dari sana" Ethan menyalakan rokonya dengan kasar
Setelah mereka semua menyelesaikan makannya barulah mereka mulai berbicara tentang kerja sama selanjutnya
Mereka berbicara dengan Ethan yang ada di dalam layar karena tidak bisa tetap berada disana, selama pembicaraan Ethan hanya menatap Elise saja, dan tidak ada yang menyadari itu karena mereka tidak berhadapan langsung
"Kenapa dia semakin cantik sih?" Ethan amerasa malu sendiri karena melihat Elise yang terlihat cantik malam ini
"Anda mengatakan apa Tuan?" Tuan Afi bertanya pada Ethan
"Tidak saya tidak mengatakan apapun" Ethan menjawab dengans antai agar tidak terlihat mencurigakan
Elise yang ikut menatapnya membuat jantungnya berdegup cepat
"Karena sudah larut, sebaiknya kita melanjutkan perbincangan kita saat saya datang keperusahaan anda dengan membawa barang-barang yang di perlukan" Ethan mematikan puntung rokoknya
"Ya itu ide yang bagus Tuan, lebih baik berbicara langsung" Tuan Afi menyetuji perkataan Ethan
"Kalau begitu biarkan saya yang mengantar anda sesmua" Pak An tersenyum ramah pada mereka
