NovelToon NovelToon
Rumah Untuk Lily

Rumah Untuk Lily

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Cerai / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Rumah sudah kokoh berdiri, kendaraan terparkir rapi, tabungan yang cukup. Setelah kehidupan mereka menjadi mapan, Arya justru meminta izin untuk menikah lagi. Istri mana yang akan terima?
Raya memilih bercerai dan berjuang untuk kehidupan barunya bersama sang putri.
Mampukah, Raya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putrinya? Apalagi, sang mantan suami hadir seperti teror untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Tingkah Elena

Keadaan Lily sudah membaik. Gadis mungil itu mulai bergerak sana sini, tanpa peduli dengan jarum infus yang masih menancap. Sang Ibu yang baru saja tiba, merasa khawatir, dengan mulai aktifnya Lily.

"Bagaimana tadi?" tanya ibu, yang berusaha menghalangi jalan Lily yang berada ditepi bed.

"Alhamdulillah, cepat selesai, Bu. Untung, aku pergi pagi. Ibu sudah sarapan?"

"Sudah. Ayahmu tadi membelikan ibu bubur ayam. Sekarang, dia lagi diluar. Katanya ketemu teman lama, lagi opname di kamar lantai atas. Kapan kamu masuk kerja?"

"Nanti kalau Lily sudah membaik."

"Kalau izin kamu sudah selesai, lebih baik kamu kerja. Lily sudah baikkan, tadi dokter sudah periksa. Kalau besok, keadaannya semakin baik, ia bisa langsung pulang."

"Kalau begitu, bagaimana jika Lily tinggal bersamaku, Bu? Aku tidak tenang."

"Jangan. Kamu masih harus kerja. Jika Lily bersamamu, ibu yang tidak tenang. Kamu fokus saja, Nak. Insya Allah, ada rejeki, adik kamu kuliah tahun depan. Ayah kamu sudah bilang, akan berusaha melanjutkan pendidikan Rafi. Kalau sudah pasti, ibu akan ikut Rafi ke kota dan kita bisa tinggal bersama."

"Baiklah, Bu. Tapi, tolong kalau ada apa-apa, cepat hubungi aku."

"Iya, Nak."

Sebulan lebih, tidak bertemu. Raya menghabiskan waktu bersama putri tercinta. Memeluk, memberikan makan dan menemani bermain. Ia benar-benar memanfaatkan waktu, apalagi esok lusa ia harus kembali bekerja.

Raya membalas chat Retno, yang terus menanyakan kabar Lily. Gadis itu, menggantikan pekerjaan Raya, hingga tidak memiliki waktu untuk berkunjung.

Kedua manik Raya menangkap chat Adrian yang sudah pernah dibaca. Namun, Raya lebih banyak mengabaikan. Pria itu, sejak kemarin sudah tidak pernah mengirim pesan singkat. Raya tidak sakit hati, tapi kecewa. Karena, pada akhirnya pria itu mundur setelah mengetahui statusnya. Padahal, mereka masih bisa berteman.

Raya kembali meletakkan ponsel dan bermain bersama Lily.

"Bu, istrahat saja. Mumpung, Raya ada disini."

"Iya. Ibu mau baring sebentar."

Ditempat berbeda. Adrian bekerja seperti biasa, seperti tidak terjadi sesuatu. Namun, sikapnya sedikit berubah. Ia lebih pendiam, dari sebelumnya. Rekan kerjanya, yang mencoba membangun percakapan, tidak dihiraukan. Dan parahnya, Adrian menyibukkan diri dan sejak semalam, ia belum juga pulang.

"Kau tidak ada pasien dan jadwal operasi juga kosong. Kenapa kau tidak pulang istirahat?"

"Aku akan istirahat, diruang jaga."

"Adrian. Kau yakin tidak mau pulang? Kau harus mengganti pakaian."

"Aku aku tidur, malam nanti aku harus ke klinik."

Andrew menggeleng, ia yakin terjadi sesuatu. Namun, tidak ingin bertanya lebih jauh. Apalagi, Adrian memiliki sumbu pendek. Para rekan kerja, mulai berspekulasi dan mengambil berbagai kesimpulan yang berbeda.

Namun, ada seseorang yang tidak akan percaya perubahan Adrian, yang terbilang mudah dan secepat itu. Sebab, ia seolah mengenal Adrian lebih dari siapapun.

"Mana dokter Adrian?"

"Sedang diruang jaga. Elen," panggil Andrew, "biarkan dia. Jangan menganggunya!"

Elena mendekat dengan wajah sinis. "Sepupuku, sayang. Dia calon iparmu dan di rumah sakit ini, hanya kau yang tahu, tentang status kami. Tenang saja, aku hanya ingin melihat wajahnya sebentar."

Tanpa mengetuk pintu, Elena menerobos masuk. Disana hanya ada Adrian, yang memejamkan mata, lengkap dengan jas putihnya.

"Kau tidur, suamiku?" Elena tersenyum dan duduk ditepi tempat tidur. "Ah, bukan. Calon suami, tepatnya. Kau seperti sangat putus asa, sayang. Apa kekasih rahasiamu menolakmu atau dia tidak diterima?"

Adrian tidak merespon, ia masih diposisi yang sama. Seolah benar-benar tidur, padahal baru sekitar lima menit yang lalu, ia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.

"Oh, iya. Aku penasaran dengan wanita beranak satu itu. Dia punya sihir apa, sih. Sampai, kau benar-benar tergoda. Apa aku harus menjenguk putrinya?"

Aaaaaaa.

Elena tersentak, tatkala Adrian bangun dan langsung mencekik lehernya. Sorot mata, pria itu benar-benar menakutkan.

"Dengan segala cara kotormu, tetaplah pertahankan gelar calon istriku. Pada saat hari itu tiba, kau benar-benar tidak akan bisa mengangkat kepalamu."

"Kau mengancamku?" Elena terbata. Berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

"Tidak. Aku bersungguh-sungguh. Kau terlalu jauh ikut campur, sayang. Rasanya, kau tidak punya rasa malu, terhadap pria yang tidak pernah mengakuimu. Dengarkan aku, Elena. Jangan mengganggunya dan jangan ikut campur urusanku. Selagi aku, memintanya baik-baik." Adrian melepaskan tangannya.

Elena mendelik, sembari menarik napas perlahan. Ia bungkam, namun sakit hati dan amarahnya tidak dapat ia sembunyikan. Entah apa yang sebenarnya, Elena rasakan. Apa benar jatuh cinta atau hanya terobsesi atau mungkin merasa tertantang. Karena selama ini, ia merasa tidak ada seorang pun yang akan menolaknya.

Ia memiliki kecantikan, pekerjaan mapan, dan orang tua berada dan terhormat. Ditambah kekayaannya, mana mungkin seorang pria akan menolaknya. Begitulah, yang Elena pikirkan.

"Sebenarnya, apa yang kau lihat dari wanita seperti itu?" tanya Elena, saat ia berdiri tegak.

"Jangan mempermalukan dirimu, dengan membandingkan kalian berdua."

"Tidak. Dia yang akan malu, sampai rasanya ingin mati. Pandanganmu mungkin berbeda, tapi dia tidak akan sanggup menahan pandangan orang-orang."

Elena segera pergi. Sementara, Adrian sudah tidak bisa melanjutkan tidur siangnya. Ia hanya menerawang melihat langit-langit kamar. Semua orang berpendapat yang sama, terhadap Raya, kecuali dirinya. Meski, ia bertahan, itu tidak akan berlangsung lama. Bagaimana ia bisa melawan serangan dari berbagai arah, yang ditujukan kepada Raya?

Di lobi rumah sakit, Elena menghentakkan kaki keluar gedung. Amarahnya kian membuncah, kala mengingat ucapan Adrian, yang membuatnya seolah tak bernilai apa-apa.

"Mari kita lihat, seberapa berharganya wanita itu!" Elena melaju dengan kecepatan tinggi.

Begitu tiba, Elena langsung melenggang masuk, menuju kamar pasien, tempat putri Raya dirawat. Ia tidak perlu bertanya, karena ia sudah tahu dari orang suruhannya.

Tepat didepan pintu, mereka bertemu. Raya tidak mengenal gadis yang tengah menatapnya tajam. Ia berjalan seperti biasa, sembari memegang kresek hitam berisikan tisu dan botol mineral.

"Raya," panggil Elena, dengan wajah tersenyum.

"Iya, maaf Anda siapa?"

"Tunangan Adrian. Apa kita bisa bicara?"

"Tunangan?" tanya Raya kembali, seolah tak percaya. Si dokter yang begitu baik, ternyata sudah memiliki calon pendamping.

"Maaf, Nona. Saya sebenarnya, tidak mengerti, kenapa Anda mencari saya. Jika Anda berpikiran kami punya hubungan, Anda salah besar."

"Saya tahu. Tapi, satu rumah sakit, sudah membicarakan kalian dan itu membuatku malu dan terluka," lirih Elena.

Raya diliputi rasa bersalah, hingga membuatnya bingung harus mengatakan apa. Gadis di depannya, benar-benar terluka.

"Nona. Maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu. Tapi, percayalah. Kami tidak punya hubungan seperti gosip yang beredar. Saya seorang cleaning servis, cukup tahu dimana posisi saya."

"Kalau begitu, apa kau bisa keluar dari pekerjaanmu?"

🍁🍁🍁

1
🌻Nie Surtian🌻
seenaknya saja suruh orang keluar kerja...😡
Rini Susanti
aku suka gaya penulisannya.aku tunggu kelanjutannya ka
retiijmg retiijmg
knp adrian lemah?
tidak mau memperjuangkan raya
retiijmg retiijmg: syukurlah klo arland
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈: soalnya jodohnya bukan adrian, tapi aland...
total 2 replies
Tini Laesabtini
lanjut....
Tini Laesabtini
mencaci ,mengumpat dilarang tp buat pelakor aku sgt setuju ,lanjutkan....👍
Tini Laesabtini
cerita yg bagus kenapa yg like dikit
Tini Laesabtini
novel yg bagus ,alur yg menarik sekelas dg penulis yg udh tetnama
Tini Laesabtini
dua ceritamu sudah aku lalui ini yg ke 3, penasaran coba baca yg on going,awal yg bagus cerita yg menarik 👍👍👍👍👍
🌻Nie Surtian🌻
Nach begitu Raya...baru keren...jangan mau di tindas terus..
Amie Layli
bagus raya,jangan pernah takut sama orang2 yg sudah menyakitimu.
retiijmg retiijmg
ayo raya lawan jgn mau dihina,direndahkan & diinjak2 harga diri km.
bntar lg km ketemu sm laki2 yg tulus yg mampu bahagiakan km.
plg suka crita klo perempuannya tangguh & kuat
Amie Layli
semangat raya,buktikan ke arya kalau kamu bisa sukses,bisa memberi kehidupan yg layak untuk lily tanpa bantuan si arya
🌻Nie Surtian🌻
Tetap semangat Raya...💪💪💪 Demi Lily, ibu dan adikmu...
irma hidayat
yang kuat raya Tuhan lagi menguji kesabaranmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!