Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
"Aku memang murahan, maka dari itu tetaplah menyentuhku!" Alena menghempas tangan Abian, lalu hendak membuka pakaiannya.
"****! Kau memang benar-benar wanita murahan!" Abian menyingkirkan Alena begitu saja dari hadapannya. Ia lebih memilih pergi dari pada menanggapi kegilaan Alena.
Sementara itu Alena yang di tinggalkan begitu saja oleh Abian, berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang gontai. Harapannya selama ini yang membuat dirinya mampu bertahan di dalam pernikahan buruknya, kini hilang begitu saja setelah keputusan yang Abian buat.
"Apa ini saatnya aku menyerah?" Alena menatap hampa pada foto pernikahan dirinya yang hanya di hadiri Mom Daisy, Dad Antoni, dan Ayah Atmajaya. "Karena sekarang rasanya sudah tidak mungkin memilikinya," ia mengusap-usap perutnya yang masih rata.
Ya, selama ini yang diinginkan Alena hanya satu, yaitu memiliki sebagian yang ada dari pria yang sangat dicintainya itu. Mungkin terkesan bodoh bagi siapa pun yang mendengarnya, tapi tidak bagi Alena.
Rasa cintanya yang begitu besar pada Abian, membuatnya menutup mata pada kenyataan yang ada. Bahwa pria yang dicintainya itu adalah kekasih saudara kembarnya sendiri. Dan sekarang dengan egoisnya Alena ingin memiliki seorang anak dari Abian, karena dia tahu sampai kapanpun tidak bisa mendapatkan cinta suaminya.
"Kenapa kau tidak pernah hadir di rahimku?" teriak Alena dengan frustasi sembari memukul perutnya. Tadinya dia berpikir setelah tidur bersama Abian, akan tumbuh janin diperutnya, yang akan mengikat dan membuat pria itu mau belajar mencintainya.
Tapi keinginannya itu tidak pernah terwujud, karena sampai detik ini Alena belum juga mengandung. Padahal dia selalu berbuat curang dengan berpura-pura menelan obat pencegah kehamilan itu, dan selalu membuangnya setelah Abian menyuruhnya keluar dari kamar.
"Mungkin Tuhan pun tidak sudih memberikan anak pada seseorang sepertiku," Alena tersenyum sinis pada dirinya sendiri. Mengingat betapa jahatnya dia yang secara sadar memanfaatkan situasi yang ada, meskipun tahu apa yang dilakukannya itu salah.
Flash back on.
"Abian kau kenapa?" Alena yang merasa khawatir pada Abian, karena terlihat gelisah dengan deru napas yang memburu. Menyentuh kening pria itu untuk memastikan keadaannya.
"Aku.. aku.. tidak bisa menahannya lagi," Abian menarik tangan Alena masuk ke dalam kamar, mencumbunya dengan sangat menuntut.
Mendapat cumbuan yang begitu mendadak dari pria yang diam-diam dicintainya itu, membuat Alena hilang akal bahkan tidak menolak sama sekali saat pria itu membuka satu persatu pakaian yang dikenakannya. Hingga terjadilah pergulatan panas diantara keduanya.
Meskipun Alena tahu apa yang dilakukannya salah, dengan tidur bersama kekasih saudara kembarnya sendiri. Tapi yang ada di otaknya saat ini hanyalah ingin memiliki Abian walau hanya sesaat. Meskipun dia tahu tidak bisa memiliki pria itu, tapi setidaknya Alena ingin Abian menjadi pria yang pertama menyentuhnya.
Lama keduanya larut dalam pusaran gairah yang dipenuhi dengan kenikmatan, sampai akhirnya Abian menjatuhkan tubuhnya di samping Alena setelah puas menuntaskan hasratnya.
"Aku mencintaimu Bi," dengan deru napas yang masih berlarian Alena menyentuh wajah pria yang baru saja merenggut kehormatannya. "Aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun," Alena memberanikan diri mengecup pipi Abian yang tengah terlelap.
Dengan perlahan ia segera turun dari atas ranjang, berniat pergi dari kamar pria itu sebelum semuanya menjadi kacau. Tapi ternyata Abian tidak melepaskannya begitu saja, pria yang Alena pikir sedang tertidur itu justru menariknya kembali ke dalam kamar. Mengunci kamar tersebut, sebelum mengulang kembali percintaan panas mereka yang entah sampai jam berapa baru berhenti.
Karena yang Alena tahu, dia terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang sangat kacau. Ditambah dengan kehadiran keluarga besarnya yang memergoki mereka yang berada di satu ranjang yang sama dengan keadaan polos tanpa sehelai benangpun.
Flash back off.
"Tidak, aku tidak boleh menyerah. Setelah semua yang aku alami, dengan mengorbankan perasaan seluruh keluarga besarku terutama Alana," tekad Alena dalam hati.