Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Barata vs Cakra Sula
Barata dan Cakra Sula sudah saling berhadapan hadapan tinggal menunggu aba aba dari Jila sebagai penengah sekaligus juri dalam pertandingan itu.
"Para pasukan keamanan segera buat perisai pelindung di sekitar panggung untuk melindungi para penonton."Teriak Jila.
Pasukan keamanan khusus yang berjumlah lima orang itu kemudian mengaktifkan papan segel yang sudah di pasang disekitar panggung .Dan tiba-tiba saja sebuah sinar putih keluar dari papan papan itu yang meluncur ke atas dan membentuk sebuah kubah perisa yang menyelubungi panggung pertarungan tersebut.
"perisai pelindung sudah siap kakang."Ucap salah satu pasukan keamanan itu.
"Karena pagar pelindung sudah siap sekarang pertandingan di mulai...!!!"Teriak Jila.
Cakra Sula menyunggingkan senyum karena mempunyai kepercayaan diri yang sangat tinggi bisa mengalahkan Barata dengan mudah.
Murid perguruan Kelabang Merah itu langsung menerjang Barata dengan jurus kelabang beracunnya wuuuus....!!Barata melesat kesamping menghindari serangan itu.Cakra Sula membalikkan tubuhnya dan langsung menerjang Barata kembali.Sehingga terjadi kejar kejaran diantara mereka.
"Aku ingin tahu sampai sejauh mana kau mampu menghindar dari serangan ku."Ucap Cakra Sula.Dengan sangat bernafsu untuk segera mengalahkan Barata.
Cakra Sula kemudian melepaskan pukulan jurus Kelabang beracunnya wuuuus.......!!! Segumpal sinar hitam melesat lurus ke arah Barata.
Mengetahui pukulan itu berbahaya dan sangat mematikan Barata segera membentuk dinding es setinggi dua tombak di depannya hingga pukul Cakra Sula tertahan oleh dinding es itu.
Melihat kemampuan yang di perlihatkan Barata Endang dan Mayang tampak terkejut karena kemampuan pemudanya bertopeng itu mirip dengan pemuda yang pernah mereka hadapi kemarin lalu.
Tapi mereka berdua tidak mengatakan hal itu kepada Ki Bayarana guru besar mereka sebelum tahu secara pasti tentang pemuda bertopeng itu.
Dinding es yang di buat Barata ternyata mampu menahan serangan dari Cakra Sula itu dengan ampuh.
Cakra Sula merasa geram melihat serangan mampu di tahan dengan mudah oleh Barata,ia kemudian mencabut pedangnya sreeeeng....dan melaju ke arah Barata.Dengan pedang di tangannya Cakra Sula menyerang Barata dengan ganas.Tebasan pedang Cakra Sula sangat cepat dan mematikan,jika Barata salah bergerak sedikit saja maka tubuhnya bisa di pastikan akan langsung terpotong menjadi beberapa bagian.
Dengan kecepatan yang di milikinya Barata berusaha menghindari sabetan pedang Cakra Sula yang mengincar dirinya.
Cakra Sula semakin geram dan penasaran melihat serangan tetap tidak membuahkan hasil, membuatnya semakin gencar menyerangnya.
Warisapana yang berada di bangku penonton lama lama menjadi gelisah melihat Barata terus di serang tanpa mempunyai kesempatan untuk menyerang balik.
Di sisi lain Kumara dan Jaladarta yang merupakan guru pembimbing Cakra Sula merasa geram melihat Cakra Sula tak kunjung menjatuhkan lawannya itu.Mereka berdua juga merasa heran melihat Cakra Sula tidak kunjung menggunakan kekuatan paku emasnya yang diberikannya.
Niwang Sari dan Wulandari yang juga peserta turnamen itu terus fokus memperhatikan semua gerakan gerakan yang diperagakan oleh dua orang yang sedang bertarung itu.Karena bisa saja salah satu di antara mereka akan menjadi lawannya nanti.
Barata melinting tinggi menghindari sambaran pedang Cakra Sula yang seakan ingin mengambil nyawanya itu.Ia kemudian melemparkan pisau bulan sabit untuk menyerang balik.
Wuuuus..... pisau bulan sabit itu berputar sangat cepat dengan arah tidak beraturan membuat Cakra Sula harus berhati hati.
"Kau pikir dengan mainan mu itu bisa meredam serangan ku hah!"Seru Cakra Sula.Dengan kesombongan di hatinya.
Hiaaattt.... traaaang....!! Cakra Sula menangkis pisau bulan sabit itu, hingga membuatnya meluncur kembali ke arah Barata.
Barata segera mengerakan dua jarinya untuk mengendalikan pisau itu dan melemparkannya kembali ke arah Cakra Sula.
Weeees.... pisau bulan sabit itu meluncur sangat deras dari sebelumnya setelah Barata mengalirkan tenaga dalamnya.
Traaaang..... traaaang.... pedang Cakra Sula kembali bertemu dengan pisau bulan sabit yang mengincar dirinya.Tapi sabetan pedang Cakra Sula kali ini tidak mampu menghentikan laju pisau bulan sabit itu.Ia pun segera memutuskan untuk melesat mundur untuk menghindari.Namun pisau bulan sabit yang dapat dikendalikan jarak jauh oleh Barata itu terus mengejarnya.
"Kurang ajar kenapa jadi aku yang didesaknya."Gerutu Cakra Sula.
Hiiiaaaaat.. Wuuuus.. wuuuus.. Wuuuus..!!! Serentetan serangan Cakra Sula lepas untuk menghalau pisau bulan sabit yang menyerang terus mengejar dirinya itu.
"Bagaimana bisa begini pendekar kelas menengah tahap akhir mampu mengimbangi Cakra Sula yang berada di pendekar kelas atas Tahap pertama."Ucap Ki Kala Pasung.Dengan rasa tidak percaya pada kenyataan di depannya.
Ki Jatiwaringin dan beberapa guru besar lainnya merasa takjub melihat Barata mampu menahan sekaligus menyerang balik Cakra Sula.Bagi mereka ini adalah kejadian langka seorang pendekar tingkat menengah mampu bertahan lama menghadapi pendekar tingkat atas.
Pisau bulan sabit yang dapat di kendalikan oleh Barata sesuka hati itu dapat menghindari serentetan serangan yang Cakra Sula lepaskan.Hal itu tentu saja membuat Cakra Sula langsung menjadi panik seketika.
Melihat keadaan Cakra Sula sedang sibuk itu, Barata tidak menyia-nyiakan kesempatan.Ia segera berkelebat cepat untuk menyerangnya weeees.....!!
"Terima ini Cakra Sula hiiiaaaaat....!!!Desss...Sepakan kaki Barata menghujam keras di dadanya hingga membuat Cakra Sula terlempar cukup keras bruuuuk...!!!!
Barata menggerakkan jarinya, seketika pisau bulan sabitnya meluncur deras ke arah Cakra Sula, tindakan Barata itu langsung membuat Kumara dan Jaladarta geram dan khawatir muridnya itu tewas.
Pisau bulan sabit milik Barata berputar putar di atas tubuh Cakra Sula yang masih dalam keadaan terlentang.
"Cuma satu pilihan mu Cakra Sula menyerah atau pisau ini akan memenggal leher mu!"Seru Barata.
"Kau pikir aku sudah kalah Barata."Teriak Cakra Sula.
Hiiiaaaaat..... !!!Cakra Sula berteriak mengerahkan tenaga dalamnya,tiba tiba tubuhnya memancarkan cahaya kekuningan dan wuuuus....!! Hempasan tenaga dalam yang Cakra Sula lepaskan membuat pisau bulan sabit milik Barata terlempar jauh hingga jatuh ke tanah.
Barata terkejut seketika melihat perubahan kekuatan pada diri Cakra Sula yang begitu kuat itu.
Niwang Sari dan gurunya tercekat melihat perubahan kekuatan yang di tunjukkan oleh Cakra Sula itu, karena kekuatannya hampir mirip dengan pendekar tingkat atas tahap akhir.
"Jadi Cakra Sula tadi sengaja menyimpan kekuatannya guru."Ucap Niwang Sari.
"Benar, tapi aku merasa ada yang aneh dengannya seolah-olah kekuatan itu bukan miliknya."Ucap Nilam Cahaya.
"Apa maksud guru."Tanya Niwang Sari.Tidak paham dengan kata-kata yang diucapkan oleh gurunya itu.
"Nanti akan aku jelaskan pada mu Niwang sebaiknya perhatikan terus pertarungan yang semakin menarik ini ."Ucap Nilam Cahaya.
Cakra Sula langsung bergerak cepat ke arah Barata slaaaap... tiba-tiba sudah di depannya dengan langsung mengirimkan tinjaunya ke perut Barata tanpa bisa di hindarinya.
Dess... wuuuus.... Barata terlempar cukup jauh sampai membentur dinding pelindung arena itu.
"Barata!!"Teriak Warisapana langsung merasa panik melihat Barata terkena telak pukulan itu.
"Uhuuuk.....!!! Gerakannya sangat cepat dari yang tadi."Ucap Barata.Sambil berdiri.
Hiiiaaaaat... !! Cakra Sula kembali datang menyerangnya dengan pukulan beracunnya wuuuus...., tapi Barata dengan sigap langsung membuat dinding es tebal untuk melindungi dirinya.Tapi dinding esnya kali ini dapat ditembusnya dengan mudah setelah Cakra Sula menggunakan kekuatan paku emasnya.
"Gawat dinding es ku dapat dijebolnya dengan mudah."Ucap Barata.Segera berkelebat pergi menghindari serangan Cakra Sula.
Cakra Sula menyunggingkan senyumnya melihat kepanikan di wajah Barata,ia merasa dirinya diatas angin setelah menggunakan kekuatan paku emas pemberian gurunya..
Wulandari dan Tara Weding sudah dapat memprediksi bahwa dalam pertarungan itu akan di menangkan oleh Cakra Sula.Setelah melihat kekuatan mereka terpaut sangat jauh.Begitu pula dengan Niwang Sari dan Nilam juga berpikir sama dengan mereka.Tapi tidak untuk Dewi Angan Angan yang berada di bangku penonton,wanita itu dapat mengetahui kalau pemuda bertopeng itu belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.
"Cakra Sula, tunggu apa lagi cepat kalahkan dia!"Teriak Kumara.
"Iya Cakra Sula tunggu apa lagi."Imbuh Jaladarta.
Cakra Sula kemudian menghunus pedangnya dan langsung maju menyerang kembali.
"Barata jika kau butuh bantuan bilang saja tidak usah merasa ragu ragu pada ku."Ucap Dewi pedang Agni yang tiba-tiba di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan, kenapa muncul di sini ,ada banyak orang."Ucap Barata sambil bersiap menyambut kedatangan Cakra Sula.
"Kau tenang saja Barata semua orang di sini tidak akan ada yang bisa melihat ku kecuali kamu sendiri."Ucap Agni di Dewi pedang.
"Aku rasa saat ini aku masih sanggup mengalahkan dia tanpa menggunakan bantuan mu kembalilah."Ucap Barata.Memerintah Dewi pedang Agni untuk pergi.
"Mampuslah kau Barata.Hiiiaaaaat....! "Teriak Cakra Sula dengan mengayunkan pedangnya kearah Barata yang masih berdiri itu.
"Apa yang akan dia lakukan kenapa pemuda itu tidak bergerak ,apa dia akan segera mengaku kalah."Desis Dewi Angan Angan.Entah kenapa wanita itu tiba-tiba mengkhawatirkan Barata.
Pedang Cakra Sula yang sudah di aliri tenaga dalam itu meluncur dengan begitu deras weeees....Traap....!!!! Barata menangkap ujung pedang itu dengan kedua telapak tangannya yang sudah dialiri dengan tenaga dalam .
"Ajian guntur es hiiiaaaaat duuuug....!!!"
Barata menghentakkan kakinya ke tanah dan seketika itu hawa dingin muncul di tempat itu. Hingga dalam waktu singkat saja seluruh arena pertandingan menjadi es dengan hawa dingin yang teramat sangat.
Cakra Sula dan pedangnya langsung membeku menjadi patung, kejadian itu membuat semua orang yang ada di situ menjadi tercengang.
"Ajian guntur es."Ucap Dewi Angan Angan dari bangku penonton.Wanita itu memperhatikan Barata dengan seksama diam diam ia mempunyai rencana untuk menculik Barata dari situ.
"Sungguh Ajian yang luar biasa walaupun belum di gunakan secara maksimal tapi sudah cukup membuat seluruh tempat ini beku.Seandainya tidak ada pagar pelindung itu para penonton pasti sudah membeku menjadi es."Ucap Jenderal Bagaswara.Sebagai Jenderal yang sudah lama malang melintang di dunia persilatan tahu benar keampuhan jurus itu.
Melihat kehebatan Barata Niwang Sari yang tadinya meremehkan kini mulai sadar bahwa pria bertopeng itu menyembunyikan kekuatannya dari tadi.
"Apa benar orang bertopeng itu berada di tingkat pendekar tingkat menengah tahap akhir."Ucap Niwang Sari dalam hati penuh dengan keraguan,dengan tatapan tidak lepas dari pemuda bertopeng itu.
"Bagaimana dengan hasil pertarungan ini tuan Jila apa bisa di umumkan hasilnya."Teriak Barata.
"Baiklah dalam pertarungan ini Barata saya nyatakan sebagai pemenangnya"Teriak Jila.
Suara riuh terdengar dari para penonton, mereka tidak mengira kalau perguruan pedang terbang yang di katakan akan bubar itu mampu mengalahkan murid dari perguruan Kelabang Merah.
"Kejadian ini mengingatkan aku pada Swarnabumi."Ucap Ki Bayarana.
"Guru dia orang yang telah membuat guru Sarwati terluka waktu itu."Ucap Mayang dengan berbisik setelah melihat ajian pukulan guntur es yang Barata gunakan.
"Ya aku tahu itu aku akan menunggu waktu yang tepat untuk bertindak menangkapnya."Ucap Ki Bayarana.
kenapa d jadikan film layar lebar sieh?
pasti banyak yg akan nonton film ini