Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Badai datang silih berganti
Setelah melalui proses beberapa kali sidang dipengadilan Agama, akhirnya hari ini Adit dan Andini resmi menyandang status duda dan janda.
Andini dengan lapang dada menerima keputusan hakim yang menjatuhkan hak asuh Raka kepada Adit.
Andini mengambil tangan Adit kemudian menciumnya untuk yang terakhir kalinya.
"Maafkan aku ya mas " isaknya ketika Adit merengkuh tubuhnya kedalam pelukan nya. tangis Andini pun pecah.
"Sudah jangan menangis, mungkin ini sudah menjadi takdir kita. Tuhan menghendaki pernikahan kita selesai sampai disini " Adit mengusap kepala Andini.
Tangis Andini semakin pecah. Ayah dan bunda terlihat menitikan air mata. Mereka kini benar-benar telah kehilangan menantu kesayangan mereka.
"Ayo Dit kita pulang! " Mama Adit menarik paksa tangan putranya. Ia benar-benar muak melihat air mata mantan menantunya itu.
Adit mengurai pelukan dari tubuh mantan istrinya yang masih terisak. Kemudian Ia mendekat pada mantan mertuanya dan mencium tangannya.
"Walaupun ayah dan bunda bukan mertuaku lagi, namun Adit akan tetap menganggap ayah dan bunda sebagai orang tua Adit " ucap Adit lirih.
kini giliran tangis bunda yang pecah. Ayah memalingkan wajahnya menyembunyikan matanya yang basah.
Andini menatap nanar kepergian Adit bersama mantan mertuanya yang selalu menatap nya dengan pandangan jijik dan penuh kebencian.
Andini tidak sakit hati menerima perlakuan mantan mertuanya itu, dirinya pantas mendapatkan nya.
Setelah kehilangan menantunya, kini ayah dan bunda harus merelakan cucu kesayangannya. Adit membawa Raka untuk tinggal bersamanya
karena Adit mendapat hak asuh atas Raka.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Na.. bangun, nanti kesiangan sekolah " Bunda mengguncang tubuh Nana yang terbungkus selimut tebal
"Hari ini Nana bolos ya bun, ga enak badan " Nana mengeratkan selimut nya.
"Dimas sudah nungguin kamu dibawah " Bunda menarik selimut yang membelit tubuh putrinya.
Dengan malas, Nana masuk ke kamar mandi sebelum bunda mengeluarkan omelan panjang nya.
Tak lebih dari setengah jam, Nana turun dengan seragam sekolah dan tas punggung menempel dipunggung nya.
"Mikum " Nana mencium punggung tangan bundanya sebelum naik ke atas motor Dimas dan berlalu.
Bunda geleng-geleng kepala ketika dilihatnya kotak bekal Nana masih tergeletak diatas meja. Padahal pagi ini Nana pergi tanpa sempat sarapan.Dasar ceroboh.
Jam pelajaran pertama adalah pelajaran olah raga. Nana keluar dari kamar ganti putri dalam balutan trening bertulis kan nama sekolahnya.
Sebetulnya hari ini Nana merasa kurang enak badan, tubuhnya terasa lemas dan sedikit pusing. Mungkin akibat dari belum sarapan.
Pak Widi guru olah raga membimbing semua murid untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Pada saat melakukan pemanasan, tiba-tiba Nana merasa kepalanya berputar-putar. Ia pun mendekat kepada Amel yang kebetulan berdiri disebelah nya.
"Wajah lu pucat Na " Baru Amel menyelesaikan ucapannya, Nana sudah ambruk tak sadarkan diri.
"Na.. Nana bangun " Amel menepuk-nepuk pipi Nana ketika beberapa teman sekelasnya berhasil menggotong tubuh Nana ke ruang UKS.
Nana membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat dan berdenyut. Begitu matanya terbuka sempurna, matanya menangkap seraut wajah sendu bundanya.
"bunda? " Nana berusaha bangun. seingatnya Ia tadi sedang dilapangan basket. Namun ketika matanya menyapu seisi ruangan, sekarang Ia sudah berada dikamarnya.
"Kenapa aku ada disini? " tanya Nana. Seharusnya Ia ada disekolah saat ini.
"tadi kamu pingsan disekolah. Pihak sekolah meminta bunda menjemput kamu " jawab bunda.
"Tadi Nana pusing bun, mungkin karena tidak sempat sarapan " Nana ingat tadi pagi Ia melupakan bekal sarapannya dimeja.
"Iya.. sekarang makanlah ! " Bunda menyodorkan piring berisi nasi dan lauknya.
Nana pun menyambut piring dari bunda dan makan dengan lahap.
Nana menghentikan makannya ketika Ia merasa bunda menatapnya dengan tidak biasa.
"Ada apa bun? " tanya Nana, ditatapnya wajah sendu bunda dengan matanya yang sembab
"makan lah " jawab bunda.
Nana termangu menatap bunda yang berjalan gontai keluar dari kamarnya.
Nana tak melanjutkan makannya. Entah mengapa Ia merasa bunda sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Malamnya,ayah dan bunda masuk ke kamar Nana. Nana semakin heran melihat mata bunda yang bengkak seperti habis menangis.
"Nak.. kamu tau kenapa tadi sampai kamu pingsan di sekolah? " tanya bunda lembut
"Karena aku tidak sarapan bun " jawab Nana
Bunda menggeleng. Di genggam nya tangan Nana lembut. Nana semakin tidak mengerti dengan bundanya yang terlihat aneh sejak dari tadi siang. Sementara ayah menatap Nana tajam.
"Kamu hamil sayang " lirih bunda.
"ha.. hamil?! " Nana termangu mendengar ucapan bundanya.
Sedetik kemudian Nana menangis histeris sambil memukul-mukul perutnya.
"Nana tidak mau hamil bun.. tidak mau " Nana terus memukul-mukul perut nya.
Ayah langsung menangkap tubuh Nana dan mengunci kedua tangannya agar tidak memukul perutnya.
"hentikan sayang, kamu jangan seperti ini " ayah berusaha menenangkan putrinya.
"Nana tidak mau hamil yah " isak Nana. Tubuhnya lemah, Nana pun ambruk dilantai.
Ayah mengangkat tubuh Nana dan dibaringkan diatas kasur. Bunda menyusut air matanya yang tidak berhenti mengalir.
Setelah sedikit tenang, Ayah duduk ditepi ranjang. Diusapnya kepala putri bungsunya lembut.
"Katakan pada ayah.. siapa ayah bayi dalam kandunganmu? " tanya ayah lembut.
Nana membisu. Ia menggeleng kuat.
"Katakan sayang, dia harus bertanggung jawab"
ucap bunda sambil terisak.
"Apakah laki-laki yang setiap hari menjemput mu? " tanya ayah.
"bukan yah.. " jawab Nana. Ia tak mau Dimas sampai terseret pada masalah yang dihadapinya.
"Kalau bukan Dimas, katakan sama bunda siapa! "
Nana menggeleng, Ia mengunci bibirnya.Kalau Ia mengatakan kalau Adit yang telah memperkosanya sudah pasti ayah akan memaksa Ia menikah dengan mantan kakak iparnya yang sombong itu. Nana tidak sudi menghabiskan sisa hidupnya dengan laki-laki yang sangat Ia benci.
"Katakan siapa orang yang telah menghamili kamu? " tanya ayah dengan nada yang lebih tinggi
"Nana tidak akan bilang " jawab Nana keras kepala
Rahang ayah mulai mengeras, bunda mengusap punggung ayah berusaha meredam amarah suaminya.
"Kalau kamu tidak mau bilang, bagaimana dengan bayi dalam perut kamu? " tanya bunda
"aku mau gugurin " jawab Nana cepat
PLAKK
Satu tamparan mendaratkan dipipi Nana. Gadis itu menatap Nanar pada ayahnya. Seumur hidupnya baru kali ini Ia mendapat tamparan dari ayahnya.
"Hilangkan ide gila itu dari kepala kamu! " hardik ayah.
"Melakukan hubungan diluar nikah itu sudah dosa besar, jangan kamu tambah lagi dengan membunuh bayi dalam kandunganmu.jika itu kamu lakukan, berarti kamu melakukan dua kesalahan besar " nasehat bunda.
"Nana tidak mau hamil bun " tangis Nana pilu. Ia merasa dunia begitu tidak adil padanya. Dimana Ia harus menerima masa depan nya hancur karena imbas dari kesalahan yang dibuat oleh kakaknya. Dan Ia semakin benci kepada kakaknya.
Jika suka tinggalkan jejak ya readers
Like , komen dan vote
Happy reading