Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anaconda
WARNING!
Udah tahu 'kan kalau ada tulisan segede itu artinya apa!🙄
Yuk cekidot!😁
***
Suara rintihan dan dessahan terdengar memenuhi kamar bernuansa abu. Tepat di atas ranjang yang lebar dan mewah itu, sepasang suami istri tengah melakukan tugas mereka, saling memberi dan menerima kenikmatan dunia.
Sang suami bergerak mendominan di atas tubuh istrinya. Hentakan-hentakan lembut itu di berikan kepada sang istri yang berada di bawah kungkungannya.
Bibir mereka saling bertaut, erangan tertahan keluar dari bibir keduanya kala kenikmatan itu semakin menyelimuti jiwa dan raga, hingga membuat mereka seolah terbang ke langit ke tujuh.
Emily tidak berdaya di bawah kungkungan suaminya saat merasakan hentakan lembut yang berhasil meluluh lantakkan tubuhnya.
"Uncle." Emily mengerang sambil meramas sprei yang ada di bawah kedua telapak tangannya, saat kenikmatan itu menghantam tubuhnya.
Dom melakukannya dengan lembut, berbeda dengan sebelumnya yang kasar dan tidak berperasaan.
"Lily." Dom mellumat bibir Emily dengan penuh gairah, tangan kanannya ia jadikan tumpuan tubuhnya agar tidak terlalu menindih istrinya, sedangkan tangan kiri meremat dan memilin bukit kembar Emily yang terasa pas di telapak tangannya, sedangkan pinggulnya bergerak maju mundur dengan gerakan pelan tapi penuh kepastian
Emily merasakan kenikmatan yang luar biasa di bawah sana. Miliknya terasa sesak dan penuh karena senjata Dom berukuran super big, dan sangat panjang. Bayangkan saja benda sebesar itu menyeruak masuk ke dalam milik Emily yang kecil dan sempit.
"Ouhh ..." Dom mengerang dan mempercepat gerakannya saat meraskan dirinya akan mencapai pelepasan.
Emily merasakan sedikit perih di bagian sensitifnya saat Dom mempercepat gerakan di bawah sana.
Bunyi suara percintaan yang begitu khas menggema di seluruh ruangan tersebut, deru nafas semakin memburu dan keringat semakin membanjiri tubuh keduanya saat pelepasan itu benar-benar ingin meledak dari tubuh keduanya.
Dom menyentakkan senjatanya sampai ke titik yang paling dalam saat ia menyemprotkan bibit premiumnya ke dalam rahim Emily.
Persetan dengan perjanjiannya dengan Dante. Ia berhak atas istrinya sendiri.
"Ugh ... Ah ..." Dom mengerang tertahan sambil menggigit gemas salah satu pucuk dada istrinya.
Rahim Emily terasa hangat dan penuh dengan cairan suaminya. Nafasnya tidak beraturan, ia mengalungkan kedua tangannya di leher suaminya saat dirinya juga mencapai pelepasan.
Dom menggulingkan tubuhnya saat penyatuan mereka sudah terlepas, ia merebahkan tubuhnya di samping Emily, kemudian meletakkan salah satu tangannya di atas keningnya sembari mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
Emily menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu melirik suaminya yang terlentang di samping.
"Uncle."
"Hemm?" jawab Dom hanya berdehem saja.
"Kenapa mengeluarkannya di dalam? Bukankah Uncle tidak ingin aku hamil?" Emily langsung menggigit bibir bawahnya setelah melontarkan pertanyaan tersebut.
Dom langsung membuka kedua matanya yang terpejam, lalu memiringkan tubuhnya yang kekar itu menghadap ke Emily.
"Jadi kamu tidak mau hamil anakku?" tanya Dom dengan datar, menatap tajam istrinya.
"Eh!" Emily terkejut dengan ucapan suaminya, kenapa dirinya yang di salahkan?
"Bukankah Uncle sendiri yang tidak ingin aku hamil?" Emily menatap sebal suaminya.
"Aku tidak pernah mengatakan hal tersebut," sangkal Dom seraya menarik selimut dengan kakinya untuk menutupi tubuh keduanya yang polos.
"Uncle tidak jadi pergi?" tanya Emily saat melihat Dom memejamkan kedua mata.
"Kamu mengusirku?" tanya Dom datar.
"Tidak, aku pikir kamu memasukkan semua pakaianmu ke dalam koper karena ingin pergi dari sini dan ingin meninggalkan aku," jawab Emily pura-pura bodoh, sambil menusuk-nusuk perut suaminya yang sixpack itu.
"Aku hanya ingin membereskan pakaianku yanh berantakan!" elak Dom lalu merubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Emily.
"Uncle! Kenapa membelakangi aku?!" kesal Emily.
"Tidurlah Lily!"
"Uncle!"
"Hemmm!" jawab Dom.
"Uncle!!" teriak Emily lagi karena Dom masih membelakanginya.
"Apa?!" jawab Dom kesal sembari membalikkan badannya ke arah Emily.
"Peluk!" rengek Emily sembari merentangkan kedua tangannya ke arah suaminya.
"Dasar manja!" umpat Dom lalu memeluk tubuh istrinya yang masih polos itu dengan sangat erat.
"Aku merasakan sesuatu di bawah sana," bisik Emily saat merasakan sesuatu yang bergerak mengenai perutnya.
"Kamu membangunkannya lagi, Lily," ucap Dom kesal.
"Membangunkan apa?" Emily bingung dengan perkataan suaminya.
"Anaconda!" jawab Dom.
***
Anaconda nggak tuh, bayangin segede apa ya ularnya itu 😅😅