bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rudi pulang dari Rumah Sakit
Setelah beberapa hari berada di rumah sakit, Rudi pun di perbolehkan pulang hari ini. Niken, sang adik sudah menjemputnya dan bu Murni tengah mengemasi beberapa barang yang mereka bawa dari rumah sebelumnya.
"sudah pesan taksi online, ken?" tanya Rudi yang langsung di angguki oleh adik perempuannya itu.
"sudah, ibu sudah sebelum? Sebentar lagi taksinya sampai" kata Niken.
"Sudah,, ayo kita keluar, kamu dorong mas mu pakai kursi roda itu. Biar ibu yang bawa barang-barang ini" kata bu Murni yang langsung di angguki Niken.
Ketiganya pun keluar dari ruang perawatan, sebelumnya Niken sudah melunasi semua biaya administrasi. Jadi, begitu semua selesai dan bu Murni juga sudah menebus obat untuk Rudi mereka bisa langsung pulang dengan di iringi salah satu suster yang bertugas saat itu.
"selamat ya pak Rudi, sudah boleh pulang oleh dokter. Semoga lekas pulih seperti sedia kala!" kata suster tersebut ketika sudah berada di luar ruang perawatan.
"terimakasih ya sus!" jawab Rudi dengan senyum tipis, suster itu pun membalas senyum Rudi dengan senyum yang lebih mengembang.
"sama-sama pak!" jawabnya.
"Ayoo, taksinya sudah datang dan menunggu di lobby!" kata Niken membuat ketiganya langsung menuju ke arah lobby rumah sakit.
"itu dia mobilnya!" kata Niken ketika melihat taksi online pesanannya berada di barisan ketiga mobil yang melaju di depan lobby rumah sakit.
"kita tunggu di sini aja Mas, bu." lanjutnya membuat kedua orang itu menganggukan kepala.
Beberapa saat kemudian, mobil itu pun berhenti tepat didepan mereka. Niken pun menyuruh ibu nya masuk ke kursi sebelah kemudi, sementara dirinya dan Rudi berada di kursi tengah.
Tak sampai satu jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai didepan rumah kontrakan. Para tetangga yang melihat kepulangan Rudi pun langsung menegur bu Murni yang sudah lebih dulu turun dari mobil.
"Mas Rudi sudah pulang ya bu?" tanya salah satu tetangga bu Murni. perempuan paru baya itu pun tersenyum seraya menganggukkan kepala.
"iyaa bu, Alhamdulillah sudah di perbolehkan pulang!" jawabnya dengan senyum mengembang.
"Alhamdulillah,, semoga yang sebelumnya bisa di jadikan pelajaran ya Mas, jangan suka bermain api dengan istri orang. Terlebih istri seorang pejabat, walau pun istri siri tetap saja istri. Iya kan bu-ibu?" kata tetangga bu Murni itu yang juga di angguki yang lainnya.
Bu Murni pun tersenyum masam mendengar perkataan dari tetangganya itu, ia pun melangkah masuk memapah Rudi yang terlihat masih sangat lemas itu. Tak ada yang berniat membantunya sama sekali, padahal tetangganya tau jika bu Murni kesulitan membawa Rudi masuk kedalam rumah sendirian sementara Niken membawa semua barang bawaan mereka.
"Ken,,, kamu juga jangan selalu berangkat sore pulang malem lah,, kerja apa sih berangkat jam segitu?" tanya tetangga yang tadi.
"kerja jadi pelayan bu, saya kan kuliah pagi makanya kerjanya sore. Kalau kerjanya ngikutin jadwal nanti kuliah saya berantakan!" kata Niken membuat para ibu-ibu tetangganya berbisik.
"oohh,,, saya kira kerja di club malam yang baru beberapa bulan buka itu!" katanya lagi membuat Niken terkejut, namun perempuan itu mampu menetralkan keterkejutannya.
"Nggalah bu,,, saya kerja di cafe nya kok, itu kan lantai satunya cafe. Nah saya kerja di sana, bukan di bar nya!" kata Niken yang langsung meninggalkan para ibu-ibu itu masuk kedalam rumah.
"ngomong apa mereka Ken?" tanya bu Murni ketika Niken sudah masuk kedalam rumah.
"biasa bu,, apalagi kerjaan mereka kalau bukan bergosip!" kata Niken dengan nada kesal, ia pun menghempaskan badannya di sofa kecil.
"iyaa tau,, tapi maksud ibu, mereka nanya apa tadi sama kamu? Awas loh jangan ngomong apa-apa, bisa-bisa nanti kita jadi bahan gosip. Soal mas kamu aja kita udah jadi bahan gosip, gimana kalau mereka tau kerjaan kamu sebetulnya!" kata bu Murni membuat Niken menghela nafas.
"iyaa bu, Niken tau. Lagian Niken tau kali harus jawab apa kalau mereka nanya, Niken bukan anak kecil bu yang harus di ajarin!" kata Niken yang langsung masuk kedalam kamar dengan membanting pintu kamar lumayan keras.
"Anak itu dibilangin susah banget!" gumam bu Murni dengan suara pelan.
Ia pun menutup pintu, setelahnya mengikuti Niken masuk kedalam kamar itu karna mereka memang tidur berdua disana.
Bu Murni pun merebahkan tubuh rentanya, tak lama ia pun terlelap ke alam mimpi menyusul Niken yang sepertinya sudah lebih dulu tertidur.
Sementara itu, Andine kini mulai datang ke perusahaan yang sudah lama ia tinggal. Didepannya asisten dan sekretaris kepercayaannya tengah menjelaskan apa saja yang harus mereka lakukan kedepannya.
"lakukan saja ya, saya percaya dengan kalian. Dan untuk meeting para pemegang saham, kalian urus dulu lah soal itu. Karna saya harus membantu Tante Sulis membuka usaha barunya!" kata Andine membuat asisten dan sekretarisnya saling pandang.
"tapi bu,, para pemegang saham pasti akan bertanya kenapa ibu tidak hadir dalam meeting kali ini, terlebih meeting pemegang saham hanya di lakukan satu tahun dua kali bu!" kata Sarah, Asisten Andine.
"Saraaahh,, kamu bisa kan menghendel ini?" kata Andine di jawab gelengan kepala oleh Asistennya.
"tidak bisa bu,, meeting dengan pemegang saham ini sangat penting bu, mereka selalu mau CEO yang memimpin meeting ini. Mengerti lah bu" kata Sarah dengan wajah memelas. Andine pun mengehembuskan nafas berat kemudian menganggukan kepala sebagai jawaban.
"baiklah-baiklah, kapan akan ada meeting pemegang saham itu?" tanya Andine.
"Lusa bu!" jawab sekretaris Andine membuat perempuan itu menganggukan kepala.
"baiklah, untuk sementara kalau tidak ada hal penting kau harus menghendelnya ya Sarah. Tapi kalau yang mengharuskan aku turun, kamu bisa langsung hubungi aku. aku akan membantu Tante Sulis dulu untuk membuka usaha dan mengembangkan usahanya!" kata Andine membuat Asisten dan Sekretarisnya menganggukan kelapa.
"baiklah,,, tapi betul ya apa yang kamu katakan? Aku lelah dengan semua tugas mu yang sudah menumpuk itu, sekarang ini ada berkas yang harus kamu tanda tangani. Aku sudah memeriksa semuanya dan mensortir mana yang bisa kamu tanda tangani mana yang tidak!" kata Sarah menyerahkan setumpuk dokumen yang bagi Andine itu sangat banyak.
"hmmm banyak sekali!" kata Andine membuat Sarah memutar bola mata malas. sementara Sekretarisnya, Nuri menahan tawa melihat ekspresi patner kerjanya itu.
"Salah sendiri berminggu-minggu tidak datang, malah menyerahkan semuanya padaku! Nikmati saja, hari ini kami tidak akan mengganggu kamu. Oke!" kata Sarah.
"hmmm baiklah!" jawab Andine dengan terpaksa, Sarah dan Nuri pun keluar dari ruangan Andine. Keduanya langsung tertawa begitu nyaring melihat ekspresi Andine yang terlihat sangat frustasi melihat banyaknya dokumen yang harus ia tanda tangani.
"kamu ini, bandel sekali mengerjai atasan seperti itu!" kata Nuri pada Sarah.
"biarkan saja, balasan dari ku untuk atasan yang masyaallah menyebalkannya itu. Enak saja dia ninggalin kita kerjaan menumpuk sampai kita lembur terus, sekarang gantian hahaha!" kata Sarah membuat Nuri tersenyum.
"untung bos kita itu teman sendiri, kalau orang lain pasti sudah kena semprot bahkan sudah di pecat kamu sar!" kata Nuri membuat Sarah terkekeh kecil.
"yaa itu lah, makanya aku bisa membalaskan demdam karna selama ini kan aku yang mengerjakan tugas dia!" kata Sarah, Nuri hanya menjawab dengan gelengan kepala perkataan Sarah itu.
"sudahlah terserah kamu, tapi kamu pastikan dia makan siang dengan benar nanti. Kasian dia punya Asisten lu**nut seperti mu!" kata Nuri, Sarah yang mendengar umpatan dari temannya itu malah terkekeh.
"iyaa iyaa,, tenang aja, aku gak akan lupa kasih dia makan kok!" kata Sarah membuat Nuri pun menganggukan kepala.
"sudah,, kerjakan lagi tugas kamu itu, aku juga akan mengerjakan tugas ku!" kata Nuri membuat Sarah mencebikkan bibir.
"santai lah sebentar Nur, mendingan kita ngopi yuk. Kerjaan juga gal begitu banyak kaya sebelum-sebelumnya, bos kan sudah datang!" kata Sarah.
"ini masih jam kerja Saraah,, kalau mau ngopi ya nanti lah pas jam istirahat!" kata Nuri.
"gapapa lah sesekali, kamu mau kopi apa? Biar aku pesan online aja deh, nanti biar ob yang ambil di bawah!" kata Sarah membuat Nuri menghela nafas.
"okelah kalau gitu, aku cappucino creamy late ya!" kata Nuri membuat Sarah mengacungkan kedua ibu jari nya.
####
Selamaattt pagi😊 seneng deh liat retensi tiap hari selalu melonjak, Alhamdulillah terimakasih yang sudah setia membaca ya😊 jangan lupa Like, komen, vote dan share ya😊oiya follow ig @adivahasanah yaa😊🙏
disana tertera tgl dibuat dan di sahkan!!!!!!!!!!! dan siapa pemegang sahamnya !!! belajar dulu deh, jgn asal nulis tapi keliatan bodohhhh
engga msk akal!!!!!!!!!!!