NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasar Wuye

Yi Xuan menghela napas panjang, dia mengumpulkan catatan yang berkaitan dengan identitas lima mayat yang menghilang. Rupanya mayat-mayat ini tiga orang adalah laki-laki, dua orang lainnya perempuan.

Tertulis kalau mereka warga asli Desa Hantu, tidak ada riwayat keluarganya pernah menetap di kota lain atau desa lain. Dan mereka memiliki ilmu bela diri yang sama.

"Mungkinkah pencuri mayat ini terobsesi pada tenaga dalam yang dimiliki mayat?" Xinyu membuka salah satu buku catatan, tertulis nama Xin Qian di bagian atas buku.

Gadis ini baru berusia enam belas tahun, keluarganya memiliki usaha kain. Xin Qian berguru di Sekte Yaoshan karena semua keturunan keluarganya berguru di sana. Memang tidak ada alasan baginya untuk tidak memiliki tenaga dalam Sekte Yaoshan dalam tubuhnya.

Xinyu juga membaca kertas lain, seorang gadis lagi, berusia empat belas tahun, bernama Yan Zhishu. Data dirinya sama dengan mayat lainnya. Memiliki tenaga dalam Yaoshan dan berguru di sana.

"Aku tidak tahu, Xinyu. Tapi perkataanmu ini mungkin saja ada benarnya, mereka satu perguruan, mati di hari yang sama, mayatnya dicuri di hari yang sama pula. Siapapun pasti tidak berpikir kalau ini hanya kebetulan." Yi Xuan membuka buku catatan selanjutnya.

Kali ini berisi daftar penyebab kematian, dan lokasi terakhir yang dikunjungi almarhum sebelum mati. Semua catatan beserta nama saksi lengkap berada di catatan ini.

Yi Xuan mulai membacanya. Dan terungkap kalau lima mayat yang hilang ini memang mati di hari dan tanggal yang sama. Penyebab kematiannya pun sama. Dan lokasi terakhir yang dikunjungi juga sama.

Sebelum mati, mereka sempat mengunjungi Pasar Wuye, namun dalam catatan tak tertulis apa tujuan mereka pergi ke tempat itu.

Yi Xuan berpikir keras, apa semua ini? Catatan ini sengaja dibuat tidak lengkap. Jika tahu kalau mereka mengunjungi Pasar Wuye sebelum mati, berarti seharusnya juga mengetahui tujuan mereka pergi ke sana.

Yi Xuan mencari nama saksi dan alamat lengkapnya, "Kita hanya bisa mencari saksi-saksi ini dan menanyakan kepada mereka."

"Yi Xuan, apa kamu lupa? Mereka sudah tidak berada di sini lagi. Desa ini sudah menjadi desa mati. Mencari saksi itu, sama saja kita harus keluar dari desa dan mencari lagi. Itu menghabiskan lebih banyak waktu." Xinyu menolak ide Yi Xuan untuk mencari orang yang pernah menjadi saksi ini.

"Lagipula Meng Yao juga bukannya tidak pernah menyelidiki kasus ini, kan? Dia pasti sempat menanyai saksi ini sebelum membiarkannya pergi. Dan hanya jawaban ini yang Meng Yao dapatkan dari saksi tersebut."

"Lalu menurutmu, bagaimana kita harus mencari petunjuk baru?" Yi Xuan berdiri, meletakkan buku catatan itu di atas meja.

"Kita harus pergi ke Pasar Wuye."

"Kita harus pergi ke Pasar Wuye."

Keduanya berseru bersamaan. Lalu tersenyum puas. Mereka benar-benar sangat cocok untuk menyelidiki kasus bersama-sama.

Keduanya berjalan keluar dari Paviliun Guihua. Mencari orang untuk ditanyai di mana lokasi Pasar Wuye.

Namun anehnya, setiap bertemu petugas yang berjaga, tidak ada satu pun yang mau menjawab pertanyaan mereka. Jangankan memberitahu lokasi Pasar Wuye, mengatakan arahnya pun, tidak.

"Kalau mencari sendiri seperti ini, waktu yang kita habiskan sama seperti jika kita mencari saksi itu," Yi Xuan mendengus, dia yang paling merasa lelah karena berkeliling desa selama berjam-jam namun belum juga menemukan Pasar Wuye yang dimaksud.

"Kamu menyalahkanku?" Xinyu melotot kesal.

"Bukan menyalahkan, ini tidak bisa disebut kesalahan. Tapi lain kali, jika tidak mengetahui jalannya, jangan pura-pura tahu sampai sok menunjukkan jalan namun berakhir berkeliling seperti ini."

"Itu namanya menyalahkanku. Padahal jelas-jelas kamu juga mengusulkan untuk mencari pasar itu. Jika keputusan ini salah, bukan aku saja yang bersalah, kamu juga." Xinyu berjalan sambil mengentakkan kakinya karena kesal.

Namun hingga beberapa langkah ke depan, Xinyu tak lagi mendengar ocehan menyebalkan Yi Xuan, bahkan saat berbalik, pemuda itu juga tidak terlihat lagi berjalan di belakangnya.

Xinyu berjalan ke tempat semula dia bertengkar dengan Yi Xuan, "Yi Xuan! Kamu ke mana? Jangan menipuku seperti ini, tidak lucu!" Dia terus berjalan tanpa memerhatikan jalan di depannya sudah berlubang besar.

"Yi Xuan, aaargh!" alhasil, Xinyu terjatuh berdebam ke dalam lubang di tengah jalan itu.

Tubuhnya mendarat di atas tubuh Yi Xuan yang sebelumnya berusaha berdiri, namun tiba-tiba dijatuhi Xinyu dari atas.

"Ini di mana?" Xinyu meringis sambil memerhatikan sekitar. Semuanya gelap gulita.

"Bisakah kamu menyingkir dulu?" Yi Xuan berseru tertahan, Xinyu sangat berat, hingga membuat suaranya tercekat.

"Yi Xuan, kamu baik-baik saja?" ketika menyadari Yi Xuan berada di bawahnya, Xinyu bergegas menyingkir dan menanyakan keadaan rekannya itu.

"Kamu diam dulu," Yi Xuan berdiri dengan susah payah. Dan menyadari mereka terjatuh ke dalam sebuah ruang bawah tanah.

Lokasi mereka berdiri adalah sebuah gang sempit yang lembap dan berair. Ada banyak lumut dan batuan licin di sekitar mereka. Yi Xuan meniup pemantik api, dan benar saja. Mereka berada di sebuah gang sempit.

Mereka mendongak, tempat ini sepuluh meter di bawah tanah. Yi Xuan memutuskan untuk memeriksa lebih jauh, lorong ini pasti menuju suatu tempat.

Xinyu mengikuti langkah Yi Xuan menyusuri gang sempit ini. Berjalan sejauh puluhan meter, mereka tiba di jalan yang lebih besar. Dan mulai terdengar pusat keramaian.

Yi Xuan menghentikan langkahnya dan mematikan api, lalu bersembunyi di balik dinding, dia menatap Xinyu dengan ragu-ragu, "Sepertinya kita berada di Pasar Wuye."

"Benarkah? Ini adalah hal yang baik," Xinyu menjawab dengan sorot mata senang.

"Kamu berpikir apa kalau ini hal baik? Kita terjatuh itu karena kecelakaan. Kita juga tidak tahu bagaimana keluar dari tempat ini nantinya. Tempat ini berbahaya, segala kemungkinan—"

Xinyu membekap mulut Yi Xuan dengan telapak tangannya tanpa aba-aba lagi. Dia melotot, "Beruntung kita tiba di sini dengan cepat, Yi Xuan. Kita pikirkan nanti-nanti saja urusan mencari jalan keluar. Yang penting, kita cari dulu orang yang pernah melihat mayat-mayat itu. Aku sudah membawa lukisan wajah mereka. Kasus hilangnya mayat ini pasti berhubungan dengan Xianwei, yang menculik mereka adalah orang Toko Obat Kuno, tempat yang dituju Xianwei."

Tanpa ragu, dia melangkah maju mendekati Pasar Wuye yang misterius ini, melihat-lihat seperti sedang berada di tempat biasa. Yi Xuan gemas dengan tingkahnya yang sok santai ini.

Dengan segera Yi Xuan menarik tangan Xinyu memasuki sebuah toko pakaian, "Pakaianmu yang seperti ini akan sangat mencolok di tempat ini, lebih baik ganti warna."

Yi Xuan menunjuk pakaian Xinyu yang berwarna putih dan biru muda itu dan memintanya untuk mengganti dengan warna yang lebih gelap.

Xinyu mengangguk tanpa syarat, dia akhirnya mengerti kenapa Yi Xuan selalu berpakaian gelap ke mana pun dia pergi. Situasi seperti ini mempermudahnya dalam menyelidiki kasus di tempat yang tidak biasa.

Memang detektif bayaran yang profesional.

"Kamu harus memakai topeng, Yi Xuan." Xinyu menyodorkan sebuah topeng yang menutupi separuh wajah. Seperti topeng yang dia pakai, hanya menutupi sebelah mata saja.

Yi Xuan memakai topeng itu. Ini selain berguna untuk penyamaran, juga berguna untuk menutupi wajah aslinya dari mata orang-orang jahat yang mungkin mengincarnya di beberapa tempat.

Mereka berjalan menuju kios paling ramai yang berada paling dekat dengan posisi mereka saat ini. Yi Xuan menyikut lengan Xinyu.

"Kenapa?"

"Apa yang mereka jual?"

"Tidak tahu, apakah bisa bertanya pada orang lain?" Xinyu mencari orang yang berdiri di dekatnya yang bisa dia tanyai.

"Tidak perlu. Ingat, jangan bertanya sembarangan, tidak tahu lebih baik diam saja dan mengamati sendiri. Jika ketahuan tidak tahu apa-apa, mereka akan tahu kalau kita pendatang baru, sebaiknya tanyakan hal penting saja," Yi Xuan berbicara pelan, mengingatkan pada Xinyu untuk tidak bertingkah sembarangan.

Xinyu mengangguk-angguk. Mereka mulai menanyakan tentang mayat-mayat yang sedang mereka cari ini. Orang pertama yang mereka tanyai adalah seorang peramal yang belum memiliki pelanggan sama sekali.

"Tuan, Nona. Apa kalian ingin meramal hubungan kalian di masa depan?" Tuan Peramal itu menggeser sebuah mangkuk berisi pasir hitam ke arah mereka.

"Kami sedang mencari seseorang, Tuan. Bisakah kamu meramalkan, apakah kami akan bertemu orang itu?" Yi Xuan menjawab dan bertanya dengan nada datar.

Bagaimana pun, di tempat seperti ini, bersikap sopan bukanlah yang terbaik.

Tuan Peramal meminta mereka menaburkan pasir dari mangkuk ke atas papan berbentuk lingkaran yang menyatu dengan meja. Xinyu melakukannya.

Pasir hitam yang semulanya tak beraturan itu membentuk dua buah huruf.

Mingyun. Artinya adalah takdir.

"Kalian akan bertemu dengan orang ini, jika kalian mengikuti arus takdir yang sedang dilalui."

Yi Xuan dan Xinyu saling menatap. Mengikuti arus takdir?

Xinyu tidak berbasa-basi lagi, langsung membuka selembar kertas yang dia bawa dari Paviliun Guihua, "Tuan, apakah pernah melihat lima orang ini berkeliaran di sekitar kiosmu?"

Orang tua itu memerhatikan lukisan wajah lima orang yang ditunjukkan Xinyu, lantas dia menggeleng, "Usiaku ini sudah hampir seratus tahun, entah benar-benar tidak pernah terlihat, atau pernah melihatnya namun tak ingat, aku tidak dapat menjawabnya dengan yakin."

Xinyu mengembuskan napas pelan, walaupun dia orang pertama yang ditanyai, tapi rasanya kecewa jika baru bertanya sudah ada yang menjawab tidak pernah lihat. Apakah mungkin orang lain juga akan menjawab sama?

"Begini saja, Anak Muda. Setiap pendatang baru biasanya akan menginap di Penginapan Huo Shi. Kalian bertanya saja pada pengurus penginapan, setiap orang yang datang ke penginapan itu, dia mengingat setiap wajah yang dia lihat di dalam penginapannya." Tuan Peramal lagi-lagi memberi kemudahan untuk keduanya.

Yi Xuan berterima kasih berkali-kali sebelum pergi dari tempat peramal itu.

"Di mana Penginapan Huo Shi itu?" Yi Xuan bertanya basa-basi.

"Kamu serius menanyakan itu padaku? Aku saja baru tiba di sini, tidak tahu apa pun." Xinyu memutar bola matanya kesal. Dia terus berjalan mendahului Yi Xuan.

"Itu penginapannya!" Yi Xuan berlari menyusul Xinyu dan menunjuk sebuah bangunan bercahaya redup dengan tulisan 'Huo Shi' di kiri jalan tak jauh dari mereka kini berdiri.

"Tak disangka, penampilannya benar-benar menyeramkan seperti namanya." Xinyu menatapnya begitu aneh.

Tatapan itu membuat Yi Xuan terkekeh, "Kamu merasa takut? Tenang saja, bahkan jika di dalamnya benar-benar ada mayat hidup, aku akan melindungimu dan membunuh mereka semua."

Xinyu mengabaikan candaan itu, dia memasuki penginapan lebih dulu dari Yi Xuan.

Begitu memasuki penginapan, ada meja panjang tempat pengurus penginapan mengurus tamu-tamu yang datang. Xinyu langsung mendekati pengurus penginapan yang dengan duduk di balik meja panjang itu.

"Mau pesan kamar berapa, Nona?" Pengurus Penginapan Huo Shi itu berbicara tanpa ekspresi di depan Xinyu yang kini berdiri di depannya.

Awalnya Xinyu terkejut kenapa ekspresi orang ini aneh sekali seperti mayat hidup. Tapi melihat interaksi orang-orang yang sedang makan di penginapan ini, Xinyu memahaminya. Orang-orang Wuye memang aneh.

Dia membuka lembaran kertas itu lagi, "Kudengar kamu dapat mengingat semua wajah pelangganmu. Jadi aku ingin bertanya, lima orang ini pernah mengunjungi penginapanmu sepuluh hari yang lalu, apakah benar?"

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!