NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Tiri
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: editta

Hanna yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan CEO tempat dia bekerja, CEO tersebut mempunyai sikap yang baik dan menuntun Hanna dalam pernikahan,tapi yang membuat Hanna terkejut, CEO tersebut sudah memiliki anak kembar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon editta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Hanna sedang dalam suasana hati yang baik saat dia memutuskan untuk pergi berbelanja sayur ke warung Mbak Tuti. Warung itu terkenal dengan segala macam sayuran segar yang selalu tersedia. Ketika Hanna tiba di warung, dia melihat beberapa ibu-ibu lain yang juga sedang berbelanja.

Hanna dengan ramah menyapa ibu-ibu tersebut, "Halo, apa kabar? Sedang mencari sayuran segar juga?"

Salah satu ibu menjawab dengan senyum, "Halo! Iya, kami juga sedang mencari sayuran segar untuk masakan hari ini. Warung Mbak Tuti ini selalu memiliki pilihan yang baik."

Hanna mengangguk setuju, "Betul sekali, saya selalu puas dengan kualitas sayurannya. Selain itu, harganya juga terjangkau."

Mbak Tuti, pemilik warung, melihat Hanna dan ibu-ibu lainnya sedang berbincang dan dengan senang hati bergabung dalam percakapan, "Halo semuanya! Apa yang bisa saya bantu hari ini?"

Salah satu ibu menjawab, "Kami mencari beberapa sayuran untuk membuat sup sehat. Apakah ada rekomendasi?"

Mbak Tuti tersenyum, "Tentu! Untuk sup yang sehat, saya sarankan Anda mencoba wortel, bayam, dan kacang polong. Mereka kaya akan nutrisi dan memberikan rasa yang lezat pada sup Anda."

Hanna menambahkan, "Saya juga menemukan beberapa tomat yang terlihat segar di sini. Mereka akan memberikan rasa manis yang alami pada sup."

Ibu lain tertarik, "Oh, itu terdengar enak! Saya akan mencobanya juga. Apakah ada bahan lain yang perlu kami tambahkan?"

Mbak Tuti memberikan saran, "Anda juga bisa menambahkan bawang putih, seledri, dan daun bawang untuk memberikan aroma yang harum pada sup. Jangan lupa untuk menambahkan sedikit garam dan merica sesuai selera."

Hanna mengangguk setuju, "Tambahan bumbu-bumbu tersebut pasti akan membuat sup kita lebih lezat. Terima kasih atas rekomendasinya, Mbak Tuti."

Mbak Tuti tersenyum, "Sama-sama, Hanna. Selalu senang bisa membantu. Jika ada yang lain yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bertanya."

Percakapan pun berlanjut dengan ibu-ibu lainnya berbagi resep masakan favorit mereka dan tips memasak yang berguna. Mereka saling bertukar pengalaman dan cerita tentang bagaimana mereka menyajikan makanan sehat kepada keluarga mereka.

Setelah membeli sayuran yang mereka butuhkan, Hanna dan ibu-ibu lainnya berpisah dengan senyum dan saling berjabat tangan. Mereka merasa senang telah bertemu dan berbagi pengalaman di warung Mbak Tuti.

Hanna pulang dengan perasaan bahagia dan bersemangat untuk memasak sup sehat untuk keluarganya. Dia merasa terinspirasi oleh percakapan dengan ibu-ibu lainnya dan berencana untuk mencoba beberapa resep baru yang mereka bagikan.

Di rumah, Hanna mulai memasak sup dengan sayuran segar yang dia beli dari warung Mbak Tuti. Dia mengikuti resep dan tips yang dia dapatkan dari ibu-ibu lainnya. Setelah beberapa saat, aroma harum sup itu mulai tercium di seluruh rumah.

Ketika keluarga Hanna duduk di meja makan, mereka semua menyambut harumnya sup sehat yang lezat. Hanna merasa bangga dan senang bisa memberikan makanan yang lezat dan sehat untuk keluarganya.

Aurora adalah seorang gadis kecil yang ceria. Dia baru berumur 5 tahun dan sedang belajar banyak hal dalam hidupnya. Meskipun begitu, Aurora sering menangis ketika dijahili oleh kakak-kakaknya, Jayson dan Jayren. Hanna, sang ibu, selalu berusaha untuk menghibur putrinya ketika hal itu terjadi.

Suatu hari, setelah Aurora menangis karena Jayson mengambil mainan kesayangannya, Hanna mendekati Aurora dengan penuh kasih sayang. Dia duduk di samping Aurora dan mengelus kepalanya lembut.

"Hai, sayang. Kenapa kamu menangis?" tanya Hanna dengan lembut.

Aurora mengangkat wajahnya yang masih basah oleh air mata dan menjawab, "kak Jayson mengambil mainanku dan tidak mau mengembalikannya."

Hanna tersenyum lembut dan mengusap pipi Aurora, "Tidak apa-apa, sayang. Kakakmu hanya ingin bermain denganmu. Mari, kita bicarakan dengan baik-baik kepada kak Jayson."

Hanna membawa Aurora ke tempat Jayson berada. Dia dengan lembut mengajak Jayson untuk duduk bersama mereka. Hanna berbicara dengan penuh kelembutan, "Jayson, sayang, tolong jangan mengambil mainan Aurora tanpa izin. Dia sangat menyayanginya dan itu membuatnya sedih."

Jayson menatap Aurora dengan pandangan yang penuh penyesalan. "Maaf, Aurora. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu," kata Jayson dengan suara pelan.

Aurora melihat ekspresi penyesalan di wajah Jayson dan merasa lega. "Aku maafkan kamu, kak Jayson," ucap Aurora dengan senyuman.

Hanna tersenyum bangga melihat kedua anaknya berdamai. Dia memberikan pelukan hangat pada keduanya dan berkata, "Itu baik sekali, sayang-sayangku. Kalian berdua adalah saudara yang saling menyayangi. Jadi, mari kita bermain dengan bahagia bersama."

Hari-hari berlalu, dan Hanna selalu berada di samping Aurora ketika dia merasa sedih atau dijahili oleh kakak-kakaknya. Hanna mengajarkan Aurora untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata dan mencari solusi yang baik ketika ada masalah.

Setiap kali Aurora menangis, Hanna selalu mendekatinya dengan senyuman dan pelukan hangat. Dia menghibur Aurora dengan lagu-lagu kesayangan mereka atau cerita lucu yang membuat Aurora tertawa. Hanna juga sering membawa Aurora ke taman bermain atau tempat-tempat yang Aurora sukai untuk mengalihkan perhatiannya.

Selain itu, Hanna juga mengajarkan Aurora tentang pentingnya memaafkan dan saling menyayangi sebagai keluarga. Dia mengajak Aurora untuk bermain bersama kakak-kakaknya dengan rasa saling menghormati dan memahami.

Dengan dukungan dan kasih sayang yang diberikan oleh Hanna, Aurora tumbuh menjadi gadis yang ceria dan penuh kebaikan. Dia belajar untuk menghadapi tantangan dan konflik dengan kepala tegak dan hati yang lapang.

Daren pulang ke rumah dengan keadaan lelah dan lelah setelah seharian bekerja. Dia membuka pintu rumah dengan hati yang berat, tidak sabar untuk melepas kelelahannya. Namun, dia langsung dikejutkan oleh kehadiran putrinya, Aurora, yang dengan riang mengucapkan selamat datang.

"Selamat datang, Papa!" seru Aurora dengan senyuman yang lebar.

Daren langsung merasa terharu dan rasa lelahnya seketika menghilang ketika melihat wajah cerah Aurora. Dia tersenyum lebar dan mengangkat Aurora ke dalam pelukannya.

"Oh, sayangku! Betapa aku merindukanmu sepanjang hari ini," kata Daren dengan suara lembut.

Aurora membalas pelukan Daren dengan erat, "Aku juga merindukanmu, Papa. Aku menunggu kamu pulang setiap hari."

Daren membawa Aurora ke ruang keluarga dan mereka berdua duduk di sofa. Daren memandangi wajah putrinya dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Dia merasa beruntung memiliki seorang putri yang begitu ceria dan penuh kasih.

"Apa yang kamu lakukan hari ini, sayang?" tanya Daren sambil mengelus kepala Aurora.

Aurora dengan antusias menceritakan semua kegiatan dan petualangan kecilnya di sekolah. Dia bercerita tentang teman-temannya, guru-gurunya, dan hal-hal menarik yang dia pelajari.

Daren mendengarkan dengan penuh perhatian dan tersenyum bangga melihat semangat Aurora dalam belajar dan menjalani hari-harinya. Dia merasa bahagia bisa berbagi momen-momen seperti ini dengan putrinya.

Kemudian, Daren bertanya, "Apakah kamu ingin tahu tentang hari kerjaku, sayang?"

Aurora mengangguk antusias, "Iya, Papa! Ceritakan padaku!"

Daren bercerita tentang pekerjaannya, menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh Aurora. Dia menjelaskan tentang tugas-tugasnya, orang-orang yang dia temui, dan betapa dia mencintai pekerjaannya.

Aurora mendengarkan dengan serius dan bertanya beberapa pertanyaan cerdas tentang pekerjaan Daren. Daren dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan dengan sabar dan memberikan penjelasan yang lebih dalam.

Setelah bercakap-cakap dengan Aurora, Daren merasa energi dan semangatnya pulih kembali. Dia menyadari betapa berartinya kehadiran putrinya dalam hidupnya. Aurora adalah sumber kebahagiaan dan motivasi baginya.

"Makasih ya, sayang. Kamu selalu membuat Papa merasa bahagia dan terinspirasi," kata Daren sambil mencium kening Aurora.

Aurora tersenyum manis, "Papa juga membuatku bahagia, dan aku bangga menjadi putrimu."

Mereka berdua menghabiskan sisa waktu sore itu dengan bermain, bercanda, dan saling memberikan kasih sayang. Daren merasa beruntung memiliki keluarga yang penuh cinta seperti ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!