NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Nama Baik Keluarga dan Sekte

Dengan hentakan tangan akibat merasa kesal, meja bundar besar hancur terbelah menjadi dua. Lung Fili, pria berambut putih dengan wajah keras, mengekspresikan kekecewaan mendalam, "Mau taruh di mana mukaku ini. Memalukan, aku tidak habis pikir ini bisa terjadi." Sebagai Tetua inti, tanggung jawab besar terletak di pundaknya setelah mendengar kabar yang membuatnya hampir muntah darah, terkait dengan hilangnya Riu Zin.

"Siapa berani membuat kekacauan di wilayah pengawasan Sekte Rantai Api kita?" Lung Fili  terlihat geram, terutama dengan kerusakan hutan yang begitu besar. Jika kabar ini tersebar ke seluruh wilayah di bawah kekaisaran Persatuan Sakti, reputasi Sekte Rantai Api bisa tercoreng meskipun telah melambung tinggi.

Di dalam ruangan yang terlihat kecil dengan beberapa api yang menyala mengelilingi, Lung Fili tidak sendirian.

Beberapa Tetua lainnya juga hadir, wajah mereka tegang dan diam, tidak ada yang berani bicara kecuali mengangguk sebagai tanggapan atas kata-kata Lung Fili.

"Jika aku mendengar ada sekte lain yang berani melakukan ini, bahkan sebelum Ketua memerintah,aku sudah duluan yang akan turun menghabisi mereka," ujar Lung Fili, berusaha mengendalikan energinya yang membara. Mengingat akan persaingan yang kuat di antara sekte - sekte untuk mendapatkan reputasi tinggi untuk kekaisaran pastinya membuat Tetua inti Lung Fili akan memikirkan hal itu juga.

Lung Fili menatap salah satu pria di antara Tetua, yang terlihat paling muda dengan usia sekitar tiga puluh tahun. "Kenapa Penatua Riu tidak hadir? Apakah dia tidak khawatir dengan cucunya?" tanya Lung Fili dengan tegas kepada pria tersebut, yang bernama Riu Udon. Wajah Riu Udon mulai terlihat gugup saat ditanya.

"Maaf, dia tidak bisa datang. Kehilangan Riu Zin membuatnya terpukul, dan sekarang dia sedang mengurung diri di ruangannya," jawab Riu Udon dengan gugup namun tetap menunjukkan ketegasan.

Riu Udon merasa lega ketika Lung Fili kembali duduk di kursinya. Sebagai Patriaki di Keluarga Riu, Riu Udon juga merupakan paman dari Riu Zin dan memiliki tanggung jawab besar atas kehilangan keponakannya.

Kali ini, pandangan Riu Udon tertuju pada salah satu Tetua yang hendak bicara. Dari sorot matanya terpancar sinisme saat melihat Tetua tersebut bersiap untuk berbicara.

Tetua Fung Xion : "Zin'er, aku yakin dia belum mati. Masih ada kesempatan untuk menemukannya. Aku bahkan percaya ini lebih dari orang yang tidak menganggapnya " suara lembut dan berwibawa dari Tetua itu mencoba meyakinkan semua orang di ruangan. 

Semua mulai nampak yakin tapi, tidak dengan Riu Udon yang terlihat tidak senang dengan perkataan Tetua Fung Xion seakan keluarga nya pojokan oleh perkataan Tetua Fung Xion.

" Atas dasar apa anda berbicara seperti itu kami sekeluarga juga tidak pernah berpikiran akan kematian yang menimpa Zin'er " tegas Riu Udon, suaranya penuh dengan ketegasan, seolah mengabaikan di mana ia berada dan bahkan melupakan kemarahan Lung Fili sesaat.

"Tidak, aku hanya ingin meyakinkan kalian untuk tidak berprasangka buruk dulu" Tetua Fung Xion kembali berbicara dengan tenang dan penuh wibawa, mencoba menjelaskan niat baiknya.

Namun, Riu Udon tidak menerima penjelasan tersebut. "Tapi kenapa perkataanmu seakan memojokkan keluarga kami? Sebagai seorang Tetua dari Keluarga Fung, kau bahkan tidak memiliki hak untuk ikut campur terlalu dalam urusan keluarga Riu,terus terang saja" tegasnya, merasa keluarganya dihina secara halus.

"Lancang kau!" tegur Tetua Shui Yin, seorang Tetua wanita yang terlihat muda namun penuh dengan kebijaksanaan. Sikap Riu Udon membuatnya tidak senang, mengingat statusnya yang hanya sebatas murid di hadapan mereka.

Mendengar itu Riu Udon langsung menunduk "Mohon maaf, murid terlalu lancang,di hadapan semua Tetua" ucap Riu Udon, mengakui kesalahannya dan memberikan penghormatan kepada semua Tetua,termasuk Tetua Fung Xion,tapi masih memiliki ketidakpuasan yang dia sembunyikan.

Lung Fili, Tetua inti, tetap diam, menahan emosinya, namun untungnya Tetua Shui Yin dengan bijaksananya lebih dulu menghentikan adu mulut mereka.

Sementara Tetua yang lain menunjukkan wajah tegang dan ekspresi ketidakpuasan terhadap kelancangan Riu Udon, namun tak seorang pun berani membuka suara untuk melerai pertengkaran tersebut sebelum campur tangan dari Tetua Wanita.

Lung Fili berdiri dan melangkah menuju pintu sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. "Sebaiknya masalah ini kita rahasiakan dulu. Seluruh wilayah hutan harus dijaga, dan tidak boleh ada orang luar yang mengetahuinya," ujarnya tegas sebelum pergi.

" Dan satu hal lagi" Kali ini Lung Fili melirik pelan ke arah Riu Udon dan langsung di respon oleh Riu Udon dengan sikap hormat " Zin'er juga adalah harta berharga bagi Rantai Api" 

Setelah itu, Tetua inti menghilang dari hadapan mereka, meninggalkan keheningan di ruangan yang sebelumnya dipenuhi dengan ketegangan.

Wajah canggung terpancar dari setiap Tetua, saling bertatapan penuh tanda tanya. Riu Udon merasa tidak ada lagi kepentingan untuk berada di sana, sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan dengan langkah mantap.

 

1
Lumine
keren.../Good/

/Rose//Rose/+/Coffee/ untukmu thor...
Uciha Kumar: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Lumine
Karyamu mantav bang../Good//Good//Good/
kukasih kopi /Coffee/ /Ok/
Uciha Kumar: Terima kasih dukungan nya 😁🙏
total 1 replies
Lukalama
tulisanmu rapi sekali Thor.../Good/
/Rose//Rose/meluncur....
Uciha Kumar: Makasih kak Luka sudah mampir 😁🙏
total 1 replies
arfan
terus semangat bos
Uciha Kumar: Ok Siap👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!