NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Teringat Mama

Kembali ke kamar hotel,

Jenny sudah selesai membersihkan tubuhnya, gantian Sean sekarang yang ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sembari menunggu Sean, Jenny duduk di sofa.

Samar Jenny mendengar suara getaran handphone. Jenny berusaha mengabaikannya tetapi suara getaran handphone itu tidak juga berhenti. Akhirnya Jenny mencari sumber suara. Dia menemukan handphone Sean tergeletak di atas meja di balkon kamar.

Handphone itu terus bergetar. Jenny melihat ke layar handphone yang terus menyala dan tertera nama Vero di sana. Jenny hanya melihatnya dan membiarkannya hingga handphone itu mati dengan sendirinya. Tetapi kemudian sebuah pesan masuk dan Jenny bisa membaca melalui tampilan pop up.

Apa kamu bersama jalang itu sekarang? Bagus, ambil saja dia agar tidak mendekati Marlo lagi! Begitu isi pesan itu.

Gia mengernyit. Dia tahu dirinya lah jalang yang dimaksud dalam pesan itu. Tetapi darimana Vero tahu jika Sean sedang bersamanya?

Jenny mengambil handphone itu. Kebetulan handphone Sean tidak mengguna password sehingga Jenny dengan mudah membukanya. Jenny langsung melihat pesan yang masuk. Ada dua pesan masuk. Tadinya Jenny hanya penasaran dengan pesan dari Vero, tetapi melihat ada pesan dari Marlo Jenny langsung membuka pesan itu lebih dulu.

Tangan Jenny gemetar. Ternyata Sean merekam pergumulan mereka lalu mengirimkannya kepada Marlo. Jenny segera menghapus video itu meskipun percuma. Meski sudah tidak ada di handphone Sean tetapi Marlo mungkin sudah menyimpannya.

"Jen, masuklah! Apa yang kamu lakukan di sana?" Sean memanggilnya dari balik pintu kaca.

Jenny pun masuk lalu memperlihatkan handphone Sean di tangannya. "Aku hampir percaya kalau kamu tulus, aku hampir menaruh harapan kepadamu, ternyata kamu sama saja!" kata Jenny dengan mata berkaca-kaca.

"Jen, itu tidak seperti yang kamu pikirkan! Yang aku katakan kepadamu tadi sungguh-sungguh!" ucap Sean berusaha meyakinkan.

"Lalu ini apa?! Kamu ingin menunjukkan kepada mereka jika sekarang aku benar-benar pelacur murahan?! Apa karena aku sekarang seorang pelacur lalu aku tidak punya perasaan?! Kau pikir aku tidak akan malu jika kamu menyebarkan video ini ke orang-orang?! Bajingan kamu Sean!!! Kamu tidak lebih baik dari Marlo dan Daffa!!! Kamu sama busuknya dengan mereka!!! Aku benci kalian semua dan aku mengutuk kalian dengan penderitaan yang tidak akan ada habisnya, sama seperti yang aku rasakan sekarang!!!" melempar handphone ke pemiliknya. Lalu dia meraih tasnya dan bersiap meninggalkan kamar itu.

"Tunggu Jen," cegah Sean. "Aku membayarmu untuk satu malam. Kamu tidak boleh pergi begitu saja!"

"Benarkah? Hanya itu yang ada di otakmu? Tidakkah sedikit saja kamu merasa bersalah lalu meminta maaf kepadaku?!" Suara jenny bergetar. Sungguh, dia sangat ingin menangis sekarang.

"Aku akan melaporkanmu kepada perempuan itu jika kamu pergi sekarang!" ancam Sean. Jenny tidak mempedulikan ancaman itu. Jenny hanya ingin segera menjauh dari Sean agar laki-laki itu tidak melihatnya menangis. Pantang bagi Jenny untuk terlihat lemah di depan orang-orang yang ingin menghinanya.

Jenny berjalan menyusuri gang sempit diantara megahnya bangunan-bangunan raksasa ibukota. Air matanya tidak henti-hentinya menetes sejak dia meninggalkan hotel.

"Tidak boleh menangis! Aku Jennifer Ekavira yang kuat dan tangguh!" ucap Jenny. Kata-kata afirmasi yang sedari tadi dia rapalkan itu bukannya membuatnya semakin kuat, tetapi justru membuat air matanya mengalir semakin deras. Hingga akhirnya Jenny tidak kuat lalu bersandar di dinding pagar sebuah bangunan dan menangis sesenggukan. "Aku tidak sekuat itu, Ma ... "

"Jen ... " Sebuah suara memanggil nama Jenny. Suara tangisnya membuat Jenny tidak mengenali suara siapa yang memanggilnya. Apakah itu suara Sean yang mengejarnya ataukah suara Ben yang mencarinya karena laporan Sean.

Buru-buru Jenny menghapus air matanya lalu menoleh ke sumber suara. Melihat laki-laki yang berdiri di hadapannya, air mata Jenny kembali menetes tak tertahan. "Satya ... " ucapnya lirih. Ingin sekali dia berlari lalu menghambur memeluk Satya untuk sekedar menenangkan perasaannya, tetapi Jenny tidak berani melakukannya. Dia sadar dirinya hanyalah seorang pelacur hina, yang bahkan seorang pria lugu dari desa ini tidak pantas bersamanya.

Satya berjalan mendekati Jenny. Dia tatap perempuan itu dengan lembut lalu dia hapus air matanya menggunakan ibu jarinya. "Ayo kita pulang," Satya meraih tangan Jenny lalu menggandengnya menuju tempat kosnya.

Tidak ada percakapan selama perjalanan. Satya terus menggandeng tangan Jenny dengan erat seperti tidak ingin melepaskannya dan itu membuat Jenny merasa jauh lebih tenang.

"Kamu sudah makan?" tanya Satya begitu mereka masuk di kamar kost Satya. Jenny menggeleng lemah.

"Tunggu di sini, aku belikan kamu makan malam," ucapnya lalu beranjak pergi. "Jangan lupa kunci pintu dan jangan bukakan pintu untuk siapapun selagi aku pergi!" imbuhnya lagi.

Jenny tersenyum mendengar kata-kata Satya. Senyum untuk yang pertama kali terlihat setelah dua bulan menghilang. "Aku bukan anak sd!" jawabnya.

Jenny merebahkan tubuhnya sambil menunggu Satya kembali, memandangi langit-langit lapuk kamar kos sederhana tetapi entah mengapa membuatnya merasa sangat nyaman dan aman. Apakah karena bodyguard Ira tidak mengetahui tempat ini ataukah karena keberadaan Satya?

Lima belas menit kemudian Satya kembali sambil menenteng tas kresek berisi nasi bungkus. Dengan wajah sumringah Jenny menerimanya. Makanan yang dulu tidak dia kenal ini sekarang terasa sangat nikmat di lidahnya. Mana ada seorang Jennifer Ekavira makan nasi bungkus? Semua makanan yang masuk ke mulutnya adalah makanan mahal, masakan chef terkenal yang sudah dihitung kalori dan kandungan gizinya. Mamanya pasti akan mengomel jika mengetahui Jenny makan makanan tidak jelas kebersihannya seperti nasi bungkus ini.

Tiba-tiba saja Jenny kesulitan menelan makanannya. Ingatannya tentang sang mama yang sangat menyayanginya kembali berkelebat di pikirannya.

"Kenapa Jen? Makanannya tidak enak?" tanya Satya yang memperhatikan Jenny berhenti makan.

"Tidak apa-apa," jawab Jenny kembali melanjutkan makannya. Matanya kembali berkaca-kaca tetapi dia terus memaksa diri untuk menghabiskan makanan itu.

...❤️❤️❤️...

Satya terus memandangi wajah Jenny yang sudah terlelap. Siapa yang menyangka gadis ayu itu memendam sejuta derita yang harus dia pendam sendirian.

Tidak pernah terlintas di benak Satya jika ternyata Jenny adalah seorang perempuan penghibur. Penampilan Jenny sama sekali tidak terlihat seperti itu. Dia terlihat seperti perempuan-perempuan kaya terpelajar, yang selalu berpakaian sopan dan berkelas. Satya tidak pernah melihat Jenny berpakaian seksi dan terbuka, meskipun dia pernah menemukannya dalam keadaan tanpa busana. Itu adalah hal yang tidak disengaja. Satya sendiri tidak akan percaya kalau dia tidak mendengar dengan telinganya sendiri lalu menyambungkannya dengan beberapa kali pertemuannya dengan Jenny.

Suara getaran handphone membuat Satya memalingkan pandangannya dari Jenny.

Berdamailah dengan masa lalu. Pulanglah Nak, ibu merindukanmu.

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!