NovelToon NovelToon
The Killer?

The Killer?

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Sebuah kasus pembunuhan berantai terus saja terjadi di tempat yang selalu sama. Menelan banyak nyawa juga membuat banyak hati terluka kehilangan sosok terkasih. Kasus tersebut menarik perhatian untuk diselidiki. Namun si pelaku lenyap tanpa sebab yang jelas dan justru menambah kekhawatiran penyelidik. Kasus ini menjadi semakin rumit dan harus segera dipecahkan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Rubah Putih

[Picho]

Dingin, sesak, pening…. Padahal tadi saat tidur rasanya sungguh hangat, mengapa sekarang rasanya dingin sekali? Tubuh mungilku bahkan menggigil, hingga terasa ingin pipis. Aku perlahan memposisikan diri menjadi duduk, melihat ke kiri dan kanan tak ada seorangpun. Dimana ayah dan ibuku!? Pantas saja suhunya jadi dingin, tenda besar ini hanya berisi aku sendiri!

“Ayah? Ibu? Kalian dimana? Picho ingin pipis, tolong antar Picho!” Teriakku mencoba memanggil kedua orang yang ku sayangi, namun tak sedikitpun terdengar suara balasan. “Ayah? Ibu?” Aku mencoba memanggil mereka lagi dan tetap tak ada balasan.

Dengan tangan kecil yang bergetar, aku mencoba membuka secara perlahan tirai tenda untuk mencari ayah dan ibuku sekalian meminta mereka mengantarku pipis. Belum sempat tirai terbuka sempurna, indra penciumanku sudah mendeteksi bau hanyir yang sangat pekat hingga rasanya aku ingin muntah.

Hal yang lebih mengerikan lagi terjadi ketika aku sudah berhasil membuka keseluruhan tirai pada tenda tempatku tidur. Netraku menangkap wujud kedua orang yang sedang kucari sudah tergeletak tepat dihadapanku bersama darah segar mengaliri tubuh mereka. Bukan hanya itu, bentuk tubuh mereka pun sudah tak karuan.

Kepala yang terpisah dengan lehernya, dada hingga perut yang sudah terbelah dan menunjukkan isi rongganya yang telah hancur, juga kedua tangan dan kakinya yang sudah terpencar cukup jauh. Tak lupa rahang mereka yang sudah sobek menganga. Mataku terbelalak melihatnya, ini bukan ulah binatang buas kan? Tak kulihat satupun bekas luka gigit atau cakaran binatang buas pada tubuh mereka.

Kejam sekali! Siapa yang melakukan hal mengerikan ini? Sejenak tubuhku mematung tak mampu percaya pada apa yang ku lihat. Aku mencoba memanggil mereka berulangkali sambil menggoyangkan tubuh mereka, berharap ini hanyalah costplay dan prank belaka, namun usahaku nihil. Tak ada satupun dari mereka yang membuka matanya sekeras apapun aku berteriak.

Perlahan air mataku mulai tumpah, menyadari bahwa kedua orang yang ku cintai tak akan pernah bangun lagi. Aku memeluk kedua raga tak bernyawa itu sambil menangis histeris. “AYAH! IBU!” Teriakku dengan suara yang mungkin terdengar ke seluruh penjuru gunung ini sambil terus memeluk mereka dan menatap langit malam nan sunyi.

Tak ku sangka malam libur tahun baru yang seharusnya bahagia bersama keluarga dalam acara camping ini, akan menjadi kenangan buruk yang teramat tragis dan mengerikan. Aku tak bisa melakukan apapun selain menangis dan menyelami rasa pilu di hati sambil mengenenang cinta kasih kehangatan dari mereka.

Cring! Terdengar suara lonceng kecil yang kian mengeras saat aku sedang larut dalam tangisan penuh elegi. Sontak atensiku teralihkan pada sumber suara itu. Tersentak ketika menyadari bahwa sudah ada seekor rubah putih kecil berkalung lonceng hitam tepat di depan mataku. Rubah itu menatap sendu sambil mengelus tanganku dengan kepalanya lalu pergi seolah memberi isyarat untuk mengikutinya.

Seakan terhipnotis, tanpa sadar kaki bergerak melangkah maju mengikuti kemanapun arah rubah putih itu pergi. Hingga sampailah aku pada sebuah pohon besar berwarna putih dengan lubang besar ditengahnya. Rubah itu melompat masuk pada lubang tersebut lalu menghilang.

Aku mencoba untuk menyusulnya, namun tangan terasa seolah tersetrum saat melewati lubang pada pohon putih tersebut. Tak lama setelahnya lubang pohon itu memuntahkan sebuah topeng berbentuk rubah putih, tanpa sadar aku memegang topeng tersebut lalu merasakan pening yang teramat sangat pada kening hingga hanya gelap yang bisa ku lihat, tak ada ingatan lagi yang melintasi benak.

...***...

Tes! Bulir air menetes dari balik kelopak mata hingga membuatnya terbuka secara perlahan. Dada terasa sesak dengan kepala yang amat dingin. Sontak aku yang belum sadar total ini terduduk kaget dan melihat ada handuk basah jatuh dari kening pada pangkuan. Aku demam kah? Ada yang mengkompresku? Tapi siapa dan sejak kapan? Tunggu, tadi itu apa? Mimpi kah? Atau ingatan masa lalu? Ah! Aku bisa mengingat semuanya sekarang!

“Sudah bangun?” Suara orang yang tak asing bagiku mengalihkan atensi padanya. Sontak mata ini terbelalak karena terkejut.

“Leo! Tolong jangan temui aku lagi!” Sentakku padanya sambil berdera air mata. Ia menatap heran.

“Kau ini kenapa? Kita ini sahabat kan?” Tanya Leo yang masih tak mengerti.

“Justru karena kita sahabat, aku tak mau hal buruk terjadi padamu! Jadi kumohon, jangan temui aku lagi!”

“Picho, tenang! Apa yang terjadi padamu!?”

“Topeng rubah itu milikku, Leo! Aku ingat kejadian setelah melihat jasad kedua orangtuaku di gunung, ada seekor rubah putih kecil yang mengantarku pada pohon putih besar yang berlubang. Rubah itu melompat ke dalam lubang pohon dan menghilang, setelahnya lubang pohon itu mengeluarkan topeng rubah putih. Saat ku coba menyentuh topeng tersebut, kepalaku pening dan aku pingsan!” Jelasku panjang lebar. Leo hanya mematung mendengar ceritaku.

“Oleh sebab itu, Leo. Tolong jangan temui aku lagi. Aku takut akan menyakitimu tanpa kusadari suatu hari nanti,” lanjut ku sambil terisak tangis.

“Kalu begitu tinggal bakar saja topeng rubah ini!”

“Apa?”

“Kau jadi berpotensi melakukan kejahatan karena terpengaruh topeng rubah ini kan? Jika memang kau pembunuh berantainya, itu bukan salahmu karena kau melakukannya tanpa sadar. Itu adalah salah topeng rubah sialan ini!”

“Leo?” Aku menatap haru padanya yang tidak menyalahkanku dalam kasus ini.

“Picho, dengar! Aku tak mengerti tentang apa yang terjadi dengan topeng ini, tapi jika itu membawa dampak buruk bagimu ya musnahkan saja! Aku ini sahabatmu, dan aku akan selalu mendukungmu!”

“Tapi apakah bisa semudah itu? Sepertinya topeng ini dipenuhi magis atau hal tertentu yang membuatnya sulit dihancurkan?” Aku mulai ragu apakah bisa melakukan saran dari pria ini dengan mudah atau tidak.

“Kemungkinan sih tidak akan mudah, tapi kan kita akan tahu setelah mencobanya!” Ucap Leo sambil mengambil topeng tersebut dan menyalakan korek yang biasa ia gunakan untuk merokok, bersiap membakar topeng pembawa sial itu.

“Hentikan!” Bukan aku yang berteriak, melainkan perempuan yang entah sejak kapan memasuki kamar pria. Kami sempat tersentak sejenak, api di korek Leo pun padam sebelum menyentuh topeng. Atensi kami beralih pada sumber suara.

“Taira?” Tanyaku, tak percaya dengan apa yang ku lihat saat ini.

“Taira? Jadi ini perempuan misterius yang kau ceritakan padaku tadi? Wah Picho, kau beruntung bisa berkawan dengan gadis secantik ini!” Ledek Leo merayu ku.

“Berisik! Itu tak penting sekarang!” Sentakku kesal pada Leo yang bercandanya tak kenal waktu ini. “Taira, ada apa?” Lanjut ku bertanya pada wanita yang wajahnya sudah dipenuhi peluh ini.

“Jangan dibakar, bukan begitu cara memusnahkannya! Itu justru akan semakin berbahaya bagi kalian berdua,” jawabnya dengan nafas yang tak beraturan. Aku dan Leo saling melempar tatapan heran.

“Lalu?” Tanya Leo singkat.

“Bagaimana cara memusnahkannya?” Sambung ku melanjutkan pertanyaan Leo tadi.

“Itu, aku juga belum tahu. Tapi topeng itu berenergi listrik yang jika dibakar justru akan meledak.”

“Listrik? Jadi itu alasannya tanganku tersetrum saat memasuki lubang pohon untuk menyusul rubah putih kecil dulu?” Taira mengangguk menjawab pertanyaanku.

“Picho, mungkin masa lalu mu ada kaitannya dengan kasus pembunuhan berantai ini. Benar kata Leo, bukan kau pelaku pembunuhannya, tapi topeng rubah itulah yang mempengaruhi alam bawah sadarmu untuk membunuh. Saat ini hanya itulah yang bisa aku pahami, kita harus ke pohon putih itu lagi untuk mencari tahu jawaban selengkapnya,” Taira menjelaskan analisisnya terhadap kasus ini.

“Cerdas juga cara fikir mu! Boleh ku tahu, kau manusia jenis apa? Telepathy bukan?” Tanya Leo pada Taira, ingin memastikan bahwa asumsinya benar.

“Sebelum itu, boleh ku tahu apa yang membuatmu mampu memahami tentang kemampuan kami?” Taira mengembalikan pertanyaan pada Leo.

“Aku hanya manusia biasa yang hobi mempelajari ilmu menarik seperti itu,” jawab Leo.

“Lalu, akan kau apakan ilmu yang kau pelajari?” Sepertinya Taira masih waspada terhadap Leo.

“Aku berkawan dengan seorang Empathy yang sedang kasmaran dengan seseorang pemilik kemampuan misterius, wajar jika aku peduli pada hal-hal seperti itu untuk memahami cara melindungi kalian!”

“Woy! Siapa yang kau sebut dengang kasmaran!?” Amukku tak rela Leo sembarangan bicara tentangku dihadapan Taira.

“Kau tak bisa bohong, Picho\~!” Ledek Leo sambil menusuk-nusuk pipiku dengan telunjuknya. Sepertinya dia ingin balas dendam.

“Siapa yang bohong!?” Sentakku sambil menyingkirkan tangan Leo dari pipiku. Wajahku mulai memerah malu.

Leo sedikit tertawa kecil lalu kembali angkat suara “Sudahlah, itu tak penting kan sekarang? Jadi, Taira… Apakah tebakanku benar?”

Taira sempat terdiam sebelum menjawab “Itu, sebenarnya aku adalah…”

1
Amelia
waduh bahaya enggak tuh 😰😰
Amelia
salam kenal ❤️🙏 semangat terus
Cherry: Salam kenal juga, Terimakasih, kamu juga semangat 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
akhirnya author update, udh ditunggu tunggu.. btw happy birthday ya thor 🥳🥳🥳
Cherry: Makasih 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
senang nya dpt kabar dah mau update, di tunggu ya thoor🥳
Cherry: Makasih masih mau nungguin Author yang ga konsisten ini huwuuh… 😭🙏🏻
total 1 replies
Mpit
bilang aja pemiliknya itu gk mau bayar karyawan nya ahahah
Cherry: Bisa jadi 😁😂
total 1 replies
Mpit
Iyah ayolah,, MC jngn naif/Sweat/
Mpit: rada" wkwk
Cherry: Naif kah dia?
total 2 replies
Mpit
ga tau knp, gw ngerasa Phico punya kepribadian ganda,, nebak doang 🗿
Cherry: Hayo, Picho jenis orang seperti apa? 😄
total 1 replies
Mpit
selagi enak ya gaskennn🗿
Cherry: Tim penyuka pedas, gaskeun 🤩
total 1 replies
Mpit
loh,, gak telpon polisi/manggil warga sekitar gitu?? :(
Cherry: Namanya orang panik, mana kepikiran ke situ? 😁
total 1 replies
Mpit
kan emang jatoh dari sepeda :v ga salah sih
Cherry: Ga salah kan? Hehe 😁
total 1 replies
Mpit
bisa disebut "gadis kecil" aj sih haha
Cherry: Hehe, memang kecil dan mungil sih dia
total 1 replies
Mpit
daripada koma, lanjut dialog,, lebih enak dibacanya klo ditulis dialog, lanjutannya di bawah aja
Cherry: Terimakasih atas sarannya kakak, akan ku jadikan pelajaran di karya-karya berikutnya. 😊🙏🏻
total 1 replies
Mpit
dijadiin bakso enak tuh daging
Cherry: Kalau jual bakso daging manusia, ada yang mau beli ga ya? 😂
total 1 replies
Mpit
Hooo ku kira cewek wkwk

tipe cowok gondrong, kah? /Hey/
Cherry: Hehe, aku emang suka cowok gondrong 😁
total 1 replies
Husna Alifah
huhuu, di tunggu kelanjutannya thorr
Husna Alifah: ehehe, iya maaf ya thor, lama udah ga baca, karena terlalu sibuk 🙏🏻
Cherry: Eh? Kamu masih baca karyaku? Yaampun! Aku rindu banget, udah beberapa hari tak tinggalkan jejak di sini, huhu… 😭 Makasih masih setia menunggu 😊🙏🏻
total 2 replies
Husna Alifah
gapapa thor, tetap semangat yahh
Cherry: Siap, makasih 🥰🙏🏻
total 1 replies
Husna Alifah
aku Thaira thoor...
Cherry: Ok Ok, kita coba tunggu komen dari yang lain ya… kalau belum ada yang komen lagi sampe besok, aku bakal coba bikin Picho sama Taira, hehe. Makasih dah komen
total 1 replies
Husna Alifah
terus up thor.. sedih bngt sama episode ini TwT
Cherry: Besok up lagi. Sedihnya ini episode malah kejadian beneran sama dunia nyataku. Mirip tapi ga persis. #malah curhat /plak/ 😂
total 1 replies
Husna Alifah
update terus thor.. ga sabar kelanjutannya
Cherry: Terimakasih… Jangan bosen baca ceritaku ya 🥰🙏🏻
total 1 replies
Anita Jenius
Lanjut baca dulu
Cherry: Ok, selamat membaca 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!