Langit yang terlihat cerah berwarna biru di sertai oleh suara ketukan roda kayu yang terus berderak. Seorang anak laki laki sedang berbaring dengan santai di gerobak kereta kuda diatas muatan sambil memandang langit.
Dari langit biru menjadi langit kelabu, perubahan apa yang akan mengguncang dunia yang terbelakang ini.
Perubahan apa saja yang dilakukan Arthur dalam usahanya untuk membuat dunia ini menjadi dunia yang makmur bagi semua orang.
Mulai dari :
- Sosial & Budaya
- Ekonomi Industri
- Pertanian & Peternakan
- Teknologi perang & Industri Sipil
- Pendidikan dan lain sebagainya.
Tentunya, setiap perubahan pasti akan diwarnai dengan nyala api perang dan butuh sebuah pengorbanan.
Nantikan kisah Arthur yang akan merubah wajah dunia ini menjadi asap hitam yang membumbung ke langit.
Catatan Author : Semoga cerita ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan adik adik sekalian yang masih sekolah apabila ada kesamaan tokoh dan tempat mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoComent, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 : Sabotase & Pencegatan II
Pasukan besar berkekuatan 25.000 pasukan bergerak ke arah perbatasan dengan kecepatan cepat.
pasukan kavaleri menjadi pasukan paling depan sebagai ujung tombak sekaligus tim pelacak.
Komandan kavaleri melaporkan situasi terkini kepada tuan Earl.
"Lapor tuan Earl, perjalanan sudah hampir sampai, tim pelacak kami sudah melihat garis depan yang hanya di jaga oleh beberapa ratus pasukan yang tersebar dengan hanya 1 mini benteng."
"Tingkatkan kecepatan Kita akan segera menerobos perbatasan!"
Sambil menunggang kuda tuan Earl memberikan perintah ke komandan pasukan kavaleri.
"Bagaimana tuan Ludwiq, apakah sudah berjalan sesuai rencana?".
"Iya tuan Earl, sebaiknya persiapan pasukan untuk segera bertempur jangan menganggap remeh ratusan garnisun yang menjaga perbatasan.
......................
Sementara di atas sebuah bukit tertentu yang merupakan salah satu jalur ke daerah celah perbatasan, terlihat beberapa tim pelacak sedang memanjatkan pohon sambil memakai teleskop.
"Ketua, bagaimana hasil pemantauan di sekitar sini?" salah satu bawahannya bertanya.
"Seperti yang komandan waspadai, memang terdapat pergerakan pasukan dua kali lebih besar ketimbang pertempuran kemarin."
"Segera kamu hubungi benteng utama untuk mengerahkan pasukan kavaleri untuk mencegat pasukan kavaleri musuh arah timur 45° lebih ke Utara, kirimkan pasukan berat untuk memblokir rute pelarian pasukan musuh."
"Jumlah musuh melebihi 20.000 pasukan juga masukan dalam laporan!" sambil terus mengamati daerah sekitarnya.
Ajudan tim pelacak membuat dua surat peringatan, satu lewat jalur burung merpati dengan dimasukan surat tersebut kedalam tabung kecil kemudian di ikat ke kakinya. Metode kedua dengan mengirimkan kembali surat lewat jalur darat di kirimkan oleh salah satu tim pengintai.
"Alat ini bagus sekali, saya tidak tahu pengrajin mana yang membuatnya," mengelus teleskop yang baru komandan Sebastian serahkan.
Melihat ketua mereka menyukai alat baru tersebut, semua bawahan menggelengkan kepalanya.
......................
Beberapa saat kemudian laporan pengawasan perbatasan sampai ke tangan komandan Sebastian, surat tersebut kemudian di buka dan baca isinya.Setelah membaca surat tersebut raut wajah komandan Sebastian terlihat tidak baik.
"Bah, benar apa kata Arthur ada yang tidak beres dengan musuh, mereka menipu kita."
Komandan kemudian membuat beberapa surat untuk meminta bantuan ke benteng terdekat untuk mencegat musuh menggunakan pengiriman surat seperti tadi.
"Perintahkan pasukan kavaleri untuk segera berangkat untuk mencegat dan menghambat pergerakan pasukan musuh 45⁰ arah timur utara!" sambil menggebrak meja hingga retak.
"Perintah juga pasukan berat dan pemanah bersiap untuk berangkat, sekarang juga!"
Komandan Sebastian kembali ke kamarnya untuk segera memakai baju besinya dan menemui Arthur.
Arthur juga sudah memakai baju besi lengkap siap berperang, sebelum di datangi komandan Sebastian.
"Arthur segera berangkat berperang!" Kata komandan Sebastian di depan tendanya dan berbalik ke arah lapangan latihan untuk memimpin pasukan itu sendiri.
......................
Di sisi lain, sudah terjadi pertempuran di Benteng mini di perbatasan yang hanya di pertahanan ratusan garnisun sementara.
Boom!
Beberapa bagian tembok sudah hancur dan jebol, pasukan musuh masuk bak tsunami membantai semua musuh yang di temuinya.
Akh!
"Tolong!"
Banyak lolongan menyedihkan yang terdengar, karena kalah jumlah dan dalam keadaan tidak siap. Pasukan mereka dibantai seperti ayah, banyak darah berceceran, dada tertusuk kepala berguling dan kobaran api perang segera menghancurkan benteng.
"Bagaimana ini ketua, kita tidak bisa lagi bertahan. Lari pun sudah di hadang tim kavaleri musuh, sudah tidak ada harapan," mereka sangat putus asa.
"Berjuang saja sampai mati, yang mau menyerah dengan musuh akan saya bunuh sendiri!" dengan wajah dingin ucap ketua.
Beberapa saat kemudian benteng sudah hancur dan di lalap api, semua pasukan yang mempertahankan benteng tewas.
ga nyambung sama judulnya..
bisa perang tp, jgan terlalu lama..
soalnya ini industri bukan perang judulnya..🤔🤔🤔