Possesive Playboy

Dua berita yang seliweran dibase sekolah, membuat Anisa dan juga Rena langsung mengeram tertahan. Bisa bisanya sekarang Rena dan juga Anisa yanh jadi bahan hujatan, apa lagi Anisa baru saja dapat panggilan dari ruang BK atas fitnah dan juga masalah ini.

"Arrhhh sialan, kenapa bisa sih semua kembali ke gue?" sebal Anisa dengan membanting tubuhnya dimeja kantin.

"Gak nyangka gue, Anisa yang spek kalem ternyata punya jiwa jahat juga"

"Sudah bener sih kalau Langit deketi Giselle dan mutusin Anisa, sifatnya aja bikin gue gedeg"

"Bisa bisanya dia kirim cuplikan, mana aslinya durasi panjang dan juga Anisa yang salah."

"Gue yakin sih setelah ini repotasinya hancur, sok baik nyatanya bermuka dua"

"Gue curiga kalau ternyata dia itu aslinya jahat."

Brakkk

"Ngomong apa kalian barusan?"

Dua gadis itu memiringkan senyumnya "Bukannya fakta ya kalau ternyata lo itu aslinya bermuka dua, gara gara cowok aja lo sampai segitunya, ingat mantannya Langit bukan hanya lo, gak lupa kan kalau Langit itu playboy dan hanya Giselle lah yang bisa merubah sifat Langit?"

"Kenapa sekarang kalian semua berpihak pada Giselle? Bukannya harusnya kalian berpihak pada gue? Giselle yang anak baru dan malah datang disekolah ini sok berkuasa kan.?"

"Bilang aja kalau aslinya lo itu takut kalah saing sama gue kan?" seringkai Giselle dengan menepuk bahu Anisa "Selamat sekarang lo jadi trending topik, dan sebentar lagi lo repotasi lo akan hancur."

"Mau lo apa sih Sel, lo sengaja kan mau hancurin apa yang sudah susah susah gue bangun? gak usah sok berkuasa deh lo, ingat lo juga bentar lagi akan dihempas sama Langit."

"Siapa bilang?" saut Langit dengan berjalan memasuki kantin, diikuti oleh dua sahabatnya, dan malah Bella juga nyempil digeng Langit, bukannya Bella berpihak pada Langit dan ninggalin Giselle, tapi Bella tadi membuang hajatnya dan Giselle kekantin lebih dulu.

Satu kantin menatap kearah Langit, yang datang dengan muka seriusnya, dia berjalan mendekati Giselle dan juga Anisa yang tengah berdebat.

"Gue putusin lo bukan karena Giselle, tapi gue gak suka sama lo. Terus kenapa lo malah lampiasin kekesalan lo ke Giselle?"

Anisa terkekeh sinis sambil mendorong bahu Langit "Lo bilang lo putusin gue bukan karena Giselle? Bukannya setelah Giselle datang lo nargetin buat mainan lo? Dan gue juga yakin kalau sebentar lagi lo akan bosen kan Lang? Mending lo sama gue, dia itu hanya numpang popularitas saja di lo"

"Gimana Nis? Gue gak salah denger kan kalau Giselle numpang tenar di nama Langit?" saut Bella dengan menyodorkan ponselnya "Ciba dibaca gih, apa ini yang namanya numpang tenar, oh lo gak mau baca ya, its okey gue akan bacain secuil info yang baru gue dapat ya. Dengerin!"

Bella memulai mebaca berita yang ada dibase sekolah lama Giselle.

"Giselle adalah gadis primadona dari SMA Alexander High School, memiliki kekasih anak geng motor sekaligus ketua tim basket"

"Ralat mantan" saut Giselle dengan memutar bola matanya jengah "Udah gak usah diterusin, lagian gak penting juga kan bahas kelebihan orang lain,"

Langit mengenggam tangan Giselle tepat didepan Anisa "Tadi lo bilang kalau gue akan hempasin Giselle kan? Tadi lo juga bilang kalau gue mau jadiin mainan Giselle kan? secara tegas gue menyangah ucapan lo itu gue sayang sama Giselle dan gue juga cinta sama dia, dan mulai hari ini gue akan ungkapin perasaan gue selama ini, untuk kalian semua faham kan gimana gue dulu, gue gak pernah ungkapin perasaan gue, termasuk lo Nis, jadi jangan merasa lo itu spesial buat gue kalau nyatanya yang ngajak jadian itu lo bukan gue." tegas Langit

Elang, Leo dan Bella saling pandang dengan senyumnya.

"Jadi hari ini Langit mau konvers ceritanya?" bisik Bella ke Elang

Elang mengidikan bahunya "Gak ada rencana, dan gue takut kalau Giselle nolak"

"Jangan dong, ini udah gue dokumentasikan lo, mau gue pamerin dibase sekolah kalau playboy sudah tobat saat bertemu pawang yang telat. dan Samudra juga akan menangis melihat ini." saut Leo dengan membawa ponselnya untuk merekam Langit yang hendak mengungkap kan perasaannya.

Demi Tuhan Giselle sekarang deg degan, berasa jantungnya mau lepas dari sangkarnya.

Apa lagi saat Langit berjongkok dan mengenggam tangan Giselle, Tuhan tolongin Giselle rasanya dia mau menenggelamkan Langit saat ini juga biar tidak malu.

"Sel" panggil Langit dengan suara lembutnya.

Giselle hanya diam dengan mata mengerjab lucu menatap Langit yang berada dibawahnya.

"Gue gak tau sejak pertama kali ketemu lo, gue langsung merasa penasaran, jujur di awal gue hanya main main dan mau nargetin lo jadi yang kesekian kalinya, tapi lambat laun perasaan gue berubah, bukannya lo yang jatuh cinta sama gue, tapi gue malah jatuh dalam pesona lo, gue beneran jatuh cinta sama lo, gue bahkan rela untuk rubah sifat gue demi lo, dan itu hanya lo Sel, hanya lo yang mampu menjungkir balikan hati gue saat ini. Izinin gue ada disamping lo, selalu dengerin cerita dan juga semua beban lo"

Giselle masih diam, dengan untaian kata kata indah yang baru saja dia dengar dari mulut Langit. Dia tidak tau mau menjawab apa,

"Sel, lo mau kan jadi cewek gue?"

Suara teriakan dari seisi kantin membuat Giselle mati kutu, dia rasanya ingin melayang saat ini juga, Langit yang biasanya tengik sekarang berubah menjadi cowok sweet.

"Aaaa Sel ayok tukeran posisi, gue mau ada diposisi lo saat ini"

"Awas aja kalau di tolak gue gebukin juga lo Sel lama lama,"

"Giselle yang ditembak gue yang deg degan"

"Sel terima Sel, lo orang pertama yang diungkapin perasaannya oleh Langit"

"Kalau kata gue yes, biar mantan yang terobsesi bisa sadar diri"

Giselle menatap sekeliling yang malah heboh, hingga dia mengambil nafas panjangnya dengan menarik tangan Langit "Berdiri lo"

"Sel" lirih Langit

Giselle menggelengkan kepalanya "Berdiri gue bilang,"

"Lo nolak gue?"

"Siapa bilang?"

Langit mengerutkan keningnya "Jadi?"

"Yes" satu kata dari mulut Giselle membuat tubuh Langit menegang, dia masih mencerna ucapan Giselle "Maksudnya yes gimana lo ter..."

Giselle mengangguk dengan seuntai senyum tipisnya "Gue terima lo, tapi dengan satu syarat"

"Apa?"

"Berubah jadi baik, jangan jadi playboy lagi, karena kalau sampai lo selingkuh maka tidak akan ada kata maaf atau balikan lagi deal?"

Langit langsung menjabat tangan Giselle "Deal, jadi sekarang kita jadian?"

Giselle mengangguk dengan senyum smrik kearah Anisa yang mengepalkan tangannya.

"Dia milik gue sekarang, jadi enyah lo dari hubungan gue"

Anisa menahan tangisnya dengan meninggalkan Langit dan Giselle, jujur bukan ini yang Anisa mau, dia sepertinya salah langkah karena telah berbuat seperti kemarin.

Kalau tidak menuriti kata kata Rena mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Anisa benar benar tidak bisa menjangkau Langit lagi.