Luo Feng secara misterius terlempar ke masa lalu yang sangat jauh, dan menjadi saksi evolusi kehidupan di bumi.
Dengan bantuan fosil trilobita yang diberikan oleh temannya, jiwa Luo Feng mengembara melintasi ruang dan waktu, menjelajahi bumi purba yang tak terduga.
Melalui petualangan yang menakjubkan ini, dia mendapati dirinya memiliki kekuatan tak terbatas, yang cukup baginya untuk menciptakan peradaban baru.
Novel ini akan mengajak pembaca untuk mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang kehidupan, kematian, dan makna dari apa yang kita alami di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TamaOne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 23 : Kembali
Noah belum pernah meninggalkan Kota Devalaya sejauh ini, dan akhirnya menyadari bahwa ternyata laut begitu luas. Dia selalu merasa lautan seolah tidak memiliki ujung.
Bagi mereka, daratan adalah tempat legendaris yang hanya ada dalam mitos, seperti tempat yang hanya bisa dijangkau oleh para dewa.
Dalam petualangan ini, mereka telah melewati banyak badai besar, yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan sebuah pulau.
Pandangan mereka tertuju pada pusaran badai raksasa, yang seolah menghubungkan langit dan laut, serta guntur mengerikan yang terus menyambar ke wilayah lautan.
"Tidak!"
Ketika mereka hendak ditelan oleh badai tersebut, tentakel raksasa meraih mereka.
"Kiw!"
Merlin berteriak dan membawa mereka menjauh dari badai.
Bersama Merlin, mereka melarikan diri dengan sekuat tenaga, namun petir dan badai pemusnah seperti memiliki mata, yang mengejar mereka tanpa henti.
Mereka baru bisa melarikan diri dari badai setelah kelelahan yang luar biasa.
Setelah berhasil lolos dari bencana mengerikan itu, Noah dan rekan-rekannya tertawa terbahak-bahak. Mereka merasakan kepuasan yang luar biasa, karena berhasil bertahan hidup setelah bertarung melawan badai.
Namun tak lama kemudian, mereka menyadari bahwa mereka telah tersesat.
Mereka harus mengelilingi tempat itu berkali-kali, sebelum akhirnya menemukan arah yang benar, dan melanjutkan perjalanan sesuai arahan Raja Luo Qing.
Beberapa hari kemudian, mereka bertemu dengan wilayah laut aneh.
Permukaan laut disini tiba-tiba mendidih, seolah ingin memasak semua kehidupan yang ada di dalamnya. Jika bukan karena perlindungan Merlin, mereka pasti sudah mati berulangkali dalam perjalanan ini.
Mereka menghadapi begitu banyak risiko yang tidak terduga dan akhirnya menyadari, bahwa betapa luas dan kejamnya lautan.
Dalam setiap bahaya ini, mereka menemukan pengalaman yang tak terbatas.
Pada saat ini, mereka sedang beristirahat, dan berbincang satu sama lain.
Salah satu pengikut bertanya, "Pangeran Noah, kapan kita akan sampai ke Tempat Asal kita?"
Daratan legendaris itu mereka sebut sebagai Tempat Asal. Itu karena daratan yang dimaksud adalah tempat dimana Luo Feng pertama kali tiba di bumi purba ini, sekaligus tempat dimana Luo Qing dan Luo Yi pertama kali dilahirkan.
Noah menjawab, "Segera."
"Segera berarti berapa lama lagi, Pangeran?" tanya yang lain.
Noah menjawab, "Segera berarti... aku juga tidak tahu berapa lama."
"???"
Di bawah cahaya bulan, semua orang trefoil menatap Noah dengan bingung.
Noah tertawa dan berkata dengan tegas, "Meskipun aku tidak tahu kapan kita akan tiba, tapi aku tahu kita sudah hampir sampai."
"Apa yang kita lakukan sekarang, merupakan petunjuk sang dewa melalui Raja Kebijaksanaan. Jika kita telah mengikuti semua arahan dan petunjuk dengan benar, maka kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun."
Semua orang akhirnya melihat Noah dengan penuh keyakinan, mereka menjadi lebih rileks, dan tertawa bersama.
Seorang pemuda tiba-tiba berdiri, "Pangeran Noah, apakah kisah kita akan tercatat dalam epik dan sejarah?"
"Tentu saja!" kata Noah.
"Tapi bagaimana Anda bisa tahu hal-hal di masa depan, Pangeran?"
Noah mengangguk dengan yakin.
"Tentu saja aku tahu."
Mereka semua terkejut, "Apakah itu sebuah ramalan dari penguasa dewa?"
Noah menggelengkan kepala, dan menatap pengikutnya dengan senyuman.
"Setelah kita kembali, aku akan memerintahkan para bangsawan untuk menuliskan kisah kita."
"Sepuluh ribu tahun kemudian, kisah kita tidak hanya akan menjadi epik, tetapi juga akan menjadi legenda dan mitos!"
Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui bahwa di masa depan, kisah mereka ini akan benar-benar menjadi legenda dan epik tertinggi di seluruh peradaban.
Keesokan harinya, semua orang melanjutkan perjalanan mereka.
Ini adalah hari yang cerah tanpa awan.
Merlin tampaknya menemukan sesuatu, dia kemudian berenang lebih cepat.
Tak lama kemudian, Merlin mendengar suara raungan yang terus menerus bergema dalam pikirannya. Merlin merasakan keberadaan dewi kehidupan, Luo Yi, di tempat ini.
"Cepat lihat! Apa itu?" Seseorang berteriak.
Semua orang melihat ke arah tersebut.
Disana, mereka melihat sebuah garis besar yang memisahkan langit dan laut.
Garis itu adalah titik horizon, yang memisahkan lautan tak terbatas, seperti sebuah akhir dari dunia air yang tak berujung.
"Itu daratan!"
"Ini daratan yang legendaris!"
"Kita akhirnya menemukannya!"
"Pangeran Noah, apakah Anda melihatnya?"
Tentu saja Noah melihatnya, dia juga tenggelam dalam kebahagiaan yang tak terkira.
Laut memiliki keheningan dan keluasan yang khas, sedangkan daratan memiliki luas yang tak terhingga. Noah akhirnya mengerti, mengapa ayahnya selalu berkata dengan penuh kerinduan saat membicarakan hal-hal tentang daratan.
Noah membawa sekelompok trefoil bersama Merlin, untuk melangkah ke garis horizon.
"Tanah Asal."
"Aku telah menemukanmu."
Noah duduk di atas pasir laut, bahkan menyentuhkan wajahnya ke pasir.
Setelah melalui segala kesulitan, dia akhirnya menemukan tempat turunnya sang dewa, tempat kelahiran leluhur para trefoil, Raja Luo Qing.
Salah satu trefoil bertanya, "Pangeran Noah, apakah kita akan membangun sebuah kota di sini?"
Noah berkata dengan bingung, "Sebuah kota?"
Noah menggelengkan kepalanya, kemudian berteriak keras.
"Tidak! Kita akan membangun sepuluh, seratus, atau bahkan ribuan kota di sini!"
"Aku akan membuat jejak Kerajaan Luo Shen Agung di setiap tempat."
Ketika Noah melihat sekeliling, dia menemukan tanah yang subur, dia semakin merasa tempat ini memang cocok untuk ras trefoil.
Kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan terlukis jelas di wajahnya.
"Perhatikan garis pantai ini, pasti banyak ikan latimera yang bisa di budidayakan di sini."
"Inilah surga kita, tempat yang paling cocok bagi kita untuk tinggal."
Mereka mendirikan perkemahan di sini, Noah bahkan memerintahkan Merlin, untuk membuat beberapa bangunan yang akan digunakan sementara waktu, juga sebagai persiapan kedatangan ras trefoil lainnya di masa depan.
Dalam kegembiraannya, tiba-tiba suara sang ayah bergema di pikiran Noah.
Namun, ada yang aneh pada suara tersebut, dia bahkan bisa merasakan kesedihan di dalamnya.
"Noah, apakah kamu menemukan daratan itu? Jika sudah, maka kembalilah!"
Noah segera berbalik, memandang ke laut jauh.
Meskipun ayahnya tidak mengatakan apapun, dia bisa merasa bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.
Dengan itu, Noah memerintahkan pengikutnya untuk tinggal dan membuka kota baru disini, sementara dia akan menggunakan kekuatan penuh Merlin untuk mencapai Kota Devalaya.
Begitu dia tiba, dia benar-benar merasakan sesuatu yang tidak beres disini
"Pangeran.... Pangeran Noah."
Semua penduduk Kota Devalaya berbaris di kedua sisi jalan, memberi hormat pada Noah, tapi kali ini, ada kesedihan di masing-masing wajah mereka. Seluruh Kota Devalaya seakan diselimuti oleh awan mendung.
Dia bergegas menuju Istana Raja Kebijaksanaan, namun menemukan bahwa istana megah itu telah menjadi reruntuhan.
Penjaga di pintu masuk berlutut ketika menghadap Noah.
"Pangeran Noah, kami turut berduka."
Noah langsung berlari melewati koridor dan masuk ke dalam, kemudian menemukan sebuah peti batu di kamar ibunya.
Dan sosok ibunya, Ratu Kebijaksanaan, saat ini sudah terbaring di dalam peti batu tersebut.
Dia langsung berlutut, seolah tidak percaya ketika menatap peti batu itu.
"Tidak..!"
"Ibu... Ibu... Ibuuu!!!!"
Luo Qing keluar dari ruangan gelap, dan berkata, "Noah, anakku."
"Aku selalu menunggumu."
Noah masih berlutut, dia menatap ayahnya dengan air mata berlinang, seolah bertanya-tanya mengapa ibunya pergi begitu cepat.
"Ayah, apa yang sebenarnya terjadi?"
novel alur rumit ane suka
sukses sllu thor
Posisinya para pembaca ( aku jangan dihitung ) yang lagi sedih langsung ketawa gara gara ini 🤣🤣