Sebuah kenyataan pahit harus diterima oleh Liliana.
Suami yang dia cintai tiba – tiba mengatakan akan menceraikannya setelah dia melahirkan anak yang sedang dikandungnya.
Meskipun mereka menikah karena keterpaksaan ,Liliana sangat mencintai suaminya.
Namun badai besar itu datang dan memporak – porandakan rumah tangga mereka setelah Harrold menemukan kembali kekasih yang telah meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka dan membawanya pulang kerumah, tinggal satu atap dengannya.
Hati Liliana yang hancur semakin bertambah hancur ketika dia mengetahui fakta jika drama pernikahan ini sengaja dibuat oleh keluarga Harold untuk menjebaknya dalam skema licik yang telah mereka buat.
Mampukah Liliana bangkit dan keluar dari skema keji yang menjeratnya ?
Ikuti perjuangan Liliana dalam novel disetiap episodenya....
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
“ Bagaimana bos, apa kita bereskan saja lelaki itu agar tak menjadi ganjalan dimasa depan ”, ucap seorang lelaki bertubuh kurus dengan tato besar didadanya yang terlihat dengan jelas akibat tiga kancing kemejanya terbuka dengan wajah serius.
“ Eksekusi dia malam ini ”
“ Untuk anaknya, aku masih mencari cara untuk membebaskannya dari dalam penjara karena dia masih kita butuhkan untuk kedepannya ”, ucap lelaki berwajah sangar dengan tubuh hampir dipenuhi tato tersebut sambil menyedot cerutunya dengan santai.
Begitu pintu kamar terbuka dan empat orang wanita memakai lingery sexy masuk, lelaki kurus tersebut langsung undur diri untuk menyelesaikan tugasnya dan membiarkan bosnya menikmati servis yang diberikan oleh para wanita yang disiapkannya malam ini.
Sementara itu dirumah sakit, Magie yang melihat jika persediaan air minum diatas nakas telah habis segera berjalan keluar untuk membeli dicafetaria rumah sakit karena jika menunggu Edo datang bisa – bisa dia dehidrasi karena kehausan.
Begitu tiba dicafetaris, melihat dimsum hangat tanpa sadar Magie menelan air liurnya sambil berguman pelan “ Tak apa aku tinggal makan dinsum sebentar, lagipula ada banyak perawat yang menunggui suamiku disana ”.
Kepergian Magie membuat Paul lebih leluasa untuk menjalankan tugasnya karena tak ada yang menghalanginya untuk mengeksekusi targetnya dengan cepat.
Setelah memastikan tak ada seorang pun dalam ruangan, Paul pun segera mencabut selang oksigen dan menyuntikkan obat ketubuh targetnya hingga mengalami kejang – kejang hebat.
Paul segera pergi sebelum monitor jantung berbentuk garis lurus dan perawat datang mengeceknya.
Magie memasuki ruang rawat sang suami dengan senyum ceria setelah perutnya kenyang terisi dinsum lezat dicafetaria tadi.
Dia masih belum menyadari jika sang suami sudah tak ada diatas ranjangnya karena sibuk membalas pesan dari Edo yang sebentar lagi akan bertemu dengan seseorang yang ingin mengakuisisi perusahaannya.
Magie yang sama sekali buta masalah bisnis menyerahkan semuanya kepada Edo asalkan dia mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang suami dari transaksi yang akan asisten suaminya itu lakukan.
Begitu selesai membalas pesa Edo, Magie yang merasa ada sesuatu yang janggal dalam penglihatannya segera mendongak, mengarahkan pandangannya ke ranjang rawat sang suami yang saat ini tengah kosong.
“ Dimana papa.... ”, ucap Magie panik.
Magiepun bergegas menuju ruang perawat yang ada diujung ruangan untuk menanyakan keberadaan sang suami.
Baru saja sang perawat hendak menjelaskan, seorang dokter datang menghampiri Magie dengan wajah sedih.
" Nyonya, kami sudah mengupayakan semuanya namun pendarahan otak yang bapak Fendi alami cukup parah sehingga beliau tidak mampu bertahan ”, ucap sang dokter datar.
JDERRR....
Tubuh Magie seperti tersambar petir mendengar ucapan sang dokter kepadanya. Dengan sedikit linglung, diapun berjalan mendekat untuk memperjelasnya.
“ Tidak...itu tidak benar ”
“ Suami saya tidak mungkin mati... ”
“ Dokter sedang berbohong kepada saya kan...”
“ Ini hanya prank kan dok ”, tanya Magie sambil menguncang – guncang tubuh sang dokter meminta penjelasan.
“ Ibu yang sabar ya. Bapak Fendi sudah meninggal dunia dan ibu bisa mengurus jenazahnya untuk dibawah pulang ”, ucap sang dokter dengan suara lembut dan penuh kesabaran.
Tubuh Magie langsung luruh kelantai mendengar kabar mengejutkan tersebut. Entah apa kesalahan yang diperbuatnya hingga kemalangan terus menerus menerpanya.
Paul yang mendengar hal tersebut segera berlalu dengan wajah gembira karena misi yang dijalankannya telah berhasil.
Liliana yang mendengar kabar meninggalnya sang mantan mertua hanya menyuruh Toni untuk mengirim karangan bunga yang mewah karena dia enggan untuk datang.
Meski Liliana masih menyimpan kebencian dalam dadanya, namun sepenggal ingatan masa lalu yang perlahan mulai masuk kedalam memorinya membuatnya sangat yakin jika kematian Fendi ada factor kesengajaan.
Maka dari itu Liliana pun menyuruh Toni untuk menyelidiki kematian mantan papa mertuanya itu dengan cermat karena dia ingin memastikan bayangan samar seseorang yang selama ini berada dibalik setiap langkah yang Fendi ambil dimasa lalu.
Liliana yang perlahan mulai mengingat sedikit demi sedikit masa lalunya semakin menguatkan tekadnya untuk menjadi lebih kuat dari sekarang karena musuh – musuh yang akan dia hadapi dimasa depan sangat tangguh.
Teman dan kerabat yang mendengar kabar kematian Fendi hanya mengirim pesan atau menghubungi Magie untuk mengucapkan bela sungkawa tanpa ada satupun yang berniat untuk datang kerumah duka dan menghiburnya.
“ Apa – apaan mereka !!! ”
“ Kenapa hati mereka begitu dingin melihat kemalangan orang lain tanpa ada satupun rasa empati yang tulus diberikan ”, guman Magie penuh kekecewaan.
Magie yang selama dua tahun ini sudah terbiasa disanjung oleh semua orang dan diprioritaskan merasa sakit hati ketika tak ada satupun teman atau kerabat yang datang kerumah duka untuk mengucapkan belasungkawa secara langsung kepadanya.
Bukan hanya tak bisa datang, mereka bahkan tak memberinya uang duka dan hanya mengirim pesan teks yang bagi Magie hanyalah basa - basi belaka.
Hati Magie yang dipenuhi amarah semakin meledak kala ada karangan bunga yang sangat mewah datang kerumahnya.
Meski Liliana memberinya karangan bunga yang sangat mewah sebagai ucapan berbelasungkawa atas meninggalnya sang suami namun tulisan yang ada didalamnya yang menegaskan nama pengirimnya dari MANTAN **MENANTU YANG INGIN KAMU LENYAPKAN DAN KURAS HABIS HARTANYA** membuat para warga yang melintas didepan rumah pun berhenti dan mengabadikannya dimedia social mereka masing – masing.
Sontak saja karangan bunga yang Liliana kirim kerumah mantan mertuanya yang merupakan rumah hasil curian darinya langsung viral ketika banyak mengguna media social mengabadikannya.
“ Ma, apa – apaan ini..... ”, ucap Sisil sambil menghentakkan kedua kakinya dengan wajah kesal.
Setelah perusahaan papanya bangkrut sehingga berakibat serangan jantung yang membuat papanya meninggal, kehidupan Sisilpun mulai berubah drastis.
Tak ada lagi kartu kredit yang bisa dia gunakan untuk foya – foya karena Magie sudah membekukan semuanya dan hanya menyisakan kartu yang dipegang olehnya sendiri.
Tentu saja hal tersebut membuat adik Harold tersebut kehilangan banyak teman karena selama ini semua orang yang berada disamping Sisil tak ada satupun yang tulus.
Semua orang selama ini mengerubuti Sisil karena gadis itu sangat royal dan mudah untuk dimanfaatkan.
Sekarang, begitu Sisil tak bisa mentraktir mereka maka satu persatu orang yang biasannya mengikutinya mulai menjauh bahkan abai kepadanya seperti mereka sama sekali tak mengenalnya.
Magie yang melihat video yang diperlihatkan Sisil kepadanya langsung bergegas keluar rumah namun sayangnya usahanya untuk memindahkan karangan bunga tersebut kedalam agar tak menarik perhatian para pengguna jalan tak berhasil karena kaki yang digunakan untuk karangan bunga tersebut berdiri telah disemen menjadi satu dengan jalan.
“ Maaf nyonya, menganggu ”
“ Ini pak ustad menanyakan apa jenazah bapak bisa dikubur sekarang atau masih menunggu sanak family yang hendak hadir sebab sebagian besar warga sebentar lagi akan bubar karena mereka masih memiliki banyak keperluan lain ”, ucap salah satu pelayan rumah Magie melaporkan.
Magie yang melihat jika tak ada satupun saudaranya maupun saudara suaminya akan datang kerumah duka maka diapun menyegerakan pemakaman Fendi sebelum semua warga kompleks yang datang melayat bubar dan tak ada lagi yang akan membantunya memakamkan jenazah suaminya.
Tak ada tangisan sedih atau air mata yang keluar dari kedua mata Magie maupun Sisil yang hatinya telah dipenuhi oleh kemarahan sehingga merekapun langsung pulang bersama para pelayat begitu jenazah Fendi dikebumikan.
Sontak saja eskpresi yang diberikan oleh ibu dan anak tersebut kembali menjadi tranding topic didunia maya yang menganggap jika hati keduanya telah mati.
" Lihat keduanya, bahkan kematian suami dan papa mereka sama sekali tak bisa meluluhkan hati mereka yang beku ".
" Pantas saja mereka sangat kejam kepada menantunya karena mereka memang tak memiliki hati "
Itu adalah sebagian komentar para netizen setelah video pemakaman Fendi ditayangkan.