Transmigrasi Villains Mother

Ellena memperhatikan lelaki itu sebentar, lalu memeriksa wajah nya yang ternyata benar jika dia memang keracunan dan racun ini juga bukan racun biasa, racun ini memang tak menyebabkan kematian dan efeknya juga tak langsung terasa karna racun ini menyerang organ dalam dan melumpuhkan syarafnya sehingga orang yang terkena racun ini saraf ototnya akan melemah mungkin jika didunia modern ini disebut stroke mungkin.

"Huh... sebenarnya apa yang terjadi padamu?? kenapa bisa terjadi seperti ini?? kenapa kamu bisa diracuni?? hmm untung saja aku segera membawa mu mungkin jika telat sedikit saja nyawamu sudah melayang!" gumam Ellena melihat wajah pria ini sudah sangat pucat dan keunguan.

Ia kemudian mengeluarkan dua botol ditangannya yang tak lain adalah Air suci tiga warna dan sebuah salep luka karna selain diracuni tubuh pria ini penuh luka....

"Mmm maaf yah bukan maksud apa-apa saya hanya membantu!! jika sudah bangun jangan marah!" gumam Ellena .

Ellena mulai melepaskan pakaian pria itu dengan mata tertutup karna tak ingin melihat apa yang seharusnya tak ia lihat..

Setelah pakaiannya dilepas Ellena pun menghela nafas..

"Ayo semangat kamu pasti bisa Ellena!" gumam Ellena yang sebenarnya agak takut membuka matanya karna tak pernah melihat pria dewasa yang bertelanjang dada selain putranya Alaric yang masih kecil.

Dengan pelan ia mencoba untuk membuka matanya pelan dan ...

Yah dia terkejut melihat tubuh bagian atas lelaki ini yang sama keunguannya seperti wajah pria itu dan dipenuhi dengan luka dan sayatan...

Dengan pelan Ellena membuka botol salep yang ada ditangannya.. dan menggosok pelan luka lelaki itu dengan air minum yang ada di kamar itu, setelah itu ia mulai mengoleskan salep itu ketubuh pria yang sedang terbaring tak sadarkan diri itu dengan tangan gemetar.

Ellena sama sekali tak pernah bersentuhan dengan pria jadi ini agak canggung dan mungkin jika ini adalah Alaric Ellena tak akan se canggung ini...

"Huh... sedikit lagi Ellena!" guamamnya lalu kembali mengoleskan salep itu ketubuh pria itu dengan pelan..

Lalu memasangkan pria itu perban yang menutupi seluruh tubuh bagian atasnya yah karna hampir seluruh tubuh atasnya terluka..

"hahhh.. akhirnya.." ucap Ellena menghela nafas panjang...

Kemudian ia kembali membuka botol satu lagi yang berisi air suci yang bisa menetlarkan segala racun yang ia ambil dari ruang dimensi tentunya.

Tidak hanya memberikan Air suci dan mengobati luka ditubuhnya.. Ellena juga mencoba beberapa keahlian akupuntur yang ia pelajari dari Alex dan yah berhasil.. wajah yang tadinya pucat sekarang agak merona..

"Hah.. selesai juga!" ucap Ellena lega..

Ia kemudian menatap pria yang sedang tertidur itu .. Ellena merasakan perasan aneh pada hatinya entah lah yang pasti ini bukan perasaan suka karna ia tampan sebab Ellena juga sadar diri pria ini tampan sedangkan dirinya?? ah.. satu yang Ellena pikirkan.. ia tak tau siapa pria ini bagaimana jika dia orang jahat??

"Mm semoga kamu orang baik!"ucap Ellena lirih kemudian berjalan menuju pintu keluar, ia ingin segera mengganti pakaiannya yang basah dan tak nyaman.

(Cklek) pintu pun dibuka.. membuat kedua bocah kecil yang menunggu pintu itu mendonggak..

"Maa bagaimana kondisi paman itu?" tanya Alaric cepat.

"Racun ditubuh paman itu dan luka-luka nya sudah mama obati.. mm mungkin sebentar lagi paman itu sadar!" ucap Ellena yakin .

karna ia sudah memberikan ramuan air suci yang bisa menetlarkan racun itu..

"Mama bolehkah Cia melihatnya?" tanya Alicia antusias seperti biasanya..

"Hm tentu saja boleh, jagalah paman itu mama ingin mandi dan ganti baju dulu baju mama basah soalnya.." ucap Ellena tersenyum lembut.

"Baik maa.. Cia akan menjaganya.."ucap Alicia.

"Alaric bukankah pakaian mu juga kotor apakah kamu tak ingin mengganti pakaian mu dulu??" tanya Ellena melihat baju Alaric yang kotor.

Yah karna Alaric tadi berlari saat Cia berteriak dan tak sadar ia terjatuh ke lumpuh hingga pakaiannya kotor semua..

"yah.. mah Aric akan mengganti pakaian dulu!" ucap Alaric dan Ellena pun mengangguk.

"Cia mama mandi dulu yah jika ada apa-apa berteriak saja!" ucap Ellena dan diangguki oleh Alicia..

Setelah mengatakan itu mereka pun pergi meninggalkan Alicia yang masuk kedalam kamar..

Skip....

Beberapa waktu kemudian seorang pria tampak menggerakkan jari-jari nya dan pelan-pelan mulai membuka matanya...

Mata tajam pria itu melirik ke sekeliling tempat yang sangat asing menurutnya...

Dimana ini?? apa ada yang menolongnya??

Seingatnya ia diracuni dan apakah yang menolongnya adalah seorang tabib yang hebat? sebab racun yang berada ditubuhnya jelas bukan racun sembarangan bagaimana bisa seorang tabib biasa menyembuhkan racun nya kan?

Bahkan tubuhnya terasa lebih baik..

Sejujurnya karna sering mengikuti perang ia sudah terbiasa diracuni dan racun biasa tak mempan padanya jika racun kemarin membuatnya lemah berarti racun itu bukan racun sembarangan....

Sibuk dalam lamunannya pria itu sampai ia tak sadar jika ada seorang anak perempuan yang sedang bermain boneka di lantai sambil menunggu dirinya..

"Amy jangan nakal ayo kita minum teh belcama!" ucap seorang gadis kecil bersuara cempreng tiba-tiba membuat pria yang sedang melamun itu tersentak saat mendengar suara orang lain di tempat ini..

"Siapa itu?" dingin pria itu membuat Alicia yang sedang bermain pun mendonggak..

"Paman tanya ciapa?? apakah paman beltanya pada Cia??!" Bingung Alicia saat dirinya ditanya namun ia tak berdiri ia hanya duduk mendonggak kearah ranjang pria itu membuat pria itu melihat kearah bagian bawahnya...

Deggh

Pria itu tertegun saat matanya bertatapan langsung dengan seorang gadis kecil yang sangat imut seperti boneka itu..

'Imut sekali!! siapa bocah ini?? kenapa wajahnya sangat imut sekali??' batin pria itu masih tertegun.

"Paman tenapa melamun?" tanya Alicia yang akhirnya berdiri karna melihat paman yang dibantu ibunya itu malah melamun.

"uhuk" dehem pria itu canggung saat bocah kecil cantik itu mendekatinya ..

Entahlah padahal ia sama sekali tak menyukai anak kecil, bahkan dia terkesan acuh tak acuh namun entah kenapa saat melihat anak ini ia merasa tertarik dan ia seperti punya ikatan tak kasat mata dengan anak ini dan kenapa hatinya terasa nyaman saat didekat anak ini??

"Paman tenapa melamun lagi? tenapa paman tak menjawab peltanyaan cia??" tanya Alicia lagi saat ia tak mendapat jawaban.

"Dimana ini?" dingin pria itu berusaha kembali pada sifat aslinya, namun bocah ini..

kenapa bocah itu tak takut padanya?? membuatnya kesal saja!! biasanya bahkan para bangsawan pun takut saat ia bersuara tapi anak perempuan ini terlihat santai bahkan lihatlah matanya yang berbinar itu..

'Lucu' batin pria itu lagi..

"Ini di lumah Cia paman!" jawab Cia

"Dimana?" tanyanya masih tanpa ekspresi.

"Di lumah Cia!" jawab Alicia lagi.

"Dimana tempat ini?" tanya pria itu lagi.

"Ihh paman Cia kan cudah bilang jika ini dilumah Cia!! paman kok tanya dimana telus sih??" ucap Alicia kesal membuat lelaki itu menghelat nafas..

Hah.. bukannya seharusnya ia yang kesal.

"Maksud saya dimana tempat ini?" tanya pria itu panjang lebar.. biasanya kan ia hanya berucap satu dua patah kata..

"Tempat ini kan lumah Cia!" ucap Alicia lagi membuat pria itu mmm agak kesal.

"Hah sudahlah.. percuma bertanya pada bocah!" gumam pria itu namun masih terdengar oleh bocah cantik itu.

Dengan kesal Alicia berkata...

"Cia tidak bocah!! Cia udah becal dasal paman jelek!" ucap Alicia membuat pria itu tak bisa berkata-kata lagi..

*

*

*