Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 datang ke pesta
Setelah dipermalukan Vin, Kania dan suaminya pun pergi meninggalkan rumah Gultom karena terlanjur malu. Ia malu karena telah mengakui barang yang bukan miliknya dan juga malu pada kedua orang tuanya yang sudah ia bohongi.
"Sampai ketemu lagi kakak ipar, lain kali kalau ingin bersandiwara, dipersiapkan terlebih dahulu, agar tidak memalukan." ejek Vin dengan puas.
"Jangan menghinaku Vin, akan aku balas perbuatan mu nanti" ucap Kania sebelum pergi.
"Memalukan." Saut Sifa.
Setelah Kania pergi, Sifa segera kembali ke kamar untuk bersiap pergi ke pesta bersama sahabatnya.
Miranda kembali menemui Vin dan melupakan rasa malunya. Saat itu Vin
"Vin. Sifa bilang ingin pergi ke pesta, mama minta kamu untuk ikut serta menemani Sifa ke pesta, aku tidak ingin Sifa pergi sendiri seorang diri. Mama takut kalau terjadi sesuatu pada Sifa, kamu paham kan." Ucap Miranda
"Iya ma." Jawab Vin begitu saja. Setelah mendapatkan jawaban dari Vin Miranda pun lega dan pergi.
Tak lama Sifa pun keluar dari kamar dan ingin pergi, melewati Vin yang sedari tadi menunggu memperhatikannya.
“Tunggu Sifa, aku akan pergi bersamamu. Mama memintaku untuk menemani kamu pergi ke pesta itu.” Ucap Vin dan menghampiri Sifa yang saat itu terlihat sangat cantik dengan gaun yang indah yang melekat di tubuhnya. Dalam hati Vin mengagumi kecantikan istrinya, menepis sifat keras kepalanya itu.
"Gak usah ikut, aku bisa pergi sendiri dan bersenang-senang dengan teman-temanku.” Tolak Sifa, walaupun dalam hati berharap Vin mau menemani dirinya.
“Aku akan tetap ikut. Ini adalah perintah mama dan aku harus mematuhinya." Vin pun kekeh untuk tetap menemani Sifa, yang membuat Sifa tidak lagi bisa menolak.
Sifa pun tak menjawab dan segera menuju ke mobil dan Vin pun mengikuti lalu segera masuk ke dalam mobil bersama.
Di perjalanan, Batu permata menunjukkan tanda-tanda yang aneh, dan saat Vin tak sengaja menyentuh tangan Sifa, tiba-tiba sekelibat bayangan memperlihatkan sebuah kematian menghampiri Sifa dalam seminggu ke depan.
Saat sedang memikirkan apa yang baru di lihatnya, Dom tiba-tiba menghubungi Vin dan meminta Vin untuk menemui dirinya.
"Tuan Vin bisakah kita bertemu? ada sesuatu yang ingin paman bicarakan." ucap Dom dari seberang telepon.
"Maaf paman, aku tidak bisa bertemu dengan paman, karena aku sedang menemani istriku pergi ke pesta. Jika paman mau, paman bisa menemui aku di pesta." Jawab Vin yang dengan terang-terangan menolak Karena menemani istrinya. Namun Dom tetap ingin bertemu dengannya.
" Baiklah, Berikan alamatnya aku yang akan datang menemuimu.” Pinta Dom dan Vin menyetujuinya.
“Baiklah, aku akan share lokasinya. Temui aku di sana.”Vin pun memutuskan panggilan dari Dom dan segera mengirim lokasi pesta yang akan didatangi
Saat Vin mengirim lokasi dimana dirinya dan Sifa akan menghadiri pesta dan tanpa sengaja Sifa melihatnya.
"Apa kamu sedang mengirim pesan pada nyonya Ambar?” tanya Sifa membuat Vin langsung menghentikan jemari tangannya yang sedang menekan layar pipih itu.
“Bukan, ini Paman Dom, pamannya Martin. Dia ingin aku menemuinya dan aku bilang tidak bisa. Tapi dia memaksa makanya Aku memintanya agar dia menemui aku di pesta.” Jelas Vin.
“Vin.” Panggil Sifa
“Heem. Ada apa?” tanya balik Vin.
“Aku ingin bertanya padamu dan tolong jawab dengan jujur. Apakah nyonya Ambar ikut campur tangan dengan penagihan yang kamu lakukan?” tanya Sifa dengan dingin
"Eeemmm... Tidak. Aku melakukannya sendiri.” Jawab Vin singkat, namun Sifa malah menyeringai tak percaya.
“Bohong, aku tidak yakin kamu bisa melakukannya sendiri, aku tau seberapa kemampuanmu. Katakan padaku dengan jujur Vin, aku tidak akan marah.” Sifa terus mendesak Vin untuk jujur dan dengan terpaksa Vin pun mengangguk.
“Benar, penagihan itu ada campur tangan dari nyonya Ambar juga. Tapi sebelumnya aku pernah menyelamatkan paman Dom dari Masalah besar dan nyonya Ambar menghubunginya untuk membayar hutang-hutangnya. Makanya aku bisa segera mendapatkan uang itu dengan mudah. Apakah kamu sekarang percaya?” tanya balik Vin.
“Sepertinya nyonya Ambar benar-benar orang baik. Dan sepertinya suatu saat kita juga akan meminta bantuan darinya.”saut Sifa dan berusaha mengagumi Ambar yang memang orang luar biasa.
“Kamu benar, suatu saat kita juga pasti butuh bantuan darinya.”jawab Vin.
“Lalu arloji itu, apa kah nyonya Ambar juga yang memberikannya?” tanya Sifa lagi.
“Bukan, Arloji ini pemberian dari paman Dom sebagai hadiah. Jika kamu masih tidak percaya kamu bisa memeriksanya.” Jelas Vin dan Sifa baru mempercayainya.
"Iya aku percaya itu. karena kamu sudah membuktikannya."
Tak lama mereka pun sampai di tempat pesta yang di adakan di sebuah rumah mewah. Disana sudah ada Nia dan Lusi yang sudah menunggu kedatangan Sifa.
Nia pun menyambut kedatangan Sifa dan memeluknya.
"Akhirnya kamu datang juga Sifa, aku sudah menunggumu tau." ucap Nia.
"Maaf aku sedikit terlambat." jawab Sifa dan membalas pelukan Nia.
Namun saat melihat Vin ada di belakang Sifa, Nia sangat tidak suka dan jijik melihat ke ikut sertaan Vin.
“Kenapa kamu mengajaknya Sifa?” tanya Nia berbisik. Namun Sifa tak menjawab.
Nia segera membawa Nia masuk, saat Vin ingin mengikuti, Lusi tiba-tiba menghadang Vin.
"Kenapa kamu menghadang ku. aku ingin menemani istriku." ucap Vin dengan dingin.
“Vin, lebih baik kamu segera pergi menjauh dari Sifa dan ceraikan Sifa. Dia tidak pantas dapat laki-laki seperti kamu, yang miskin dan penampilanmu yang selalu norak. Kasian Sifa yang harus tertekan hidup berdampingan denganmu." Hina Lusi.
“Dengarkan aku nona, aku tidak ada masalah denganmu tapi kenapa kamu ingin ikut campur masalahku. Apa karena status sosialku yang tidak sebanding dengan Sifa dan juga dirimu sehingga kamu dengan seenaknya menghinaku. Dengarkan aku Nona, tunggu dalam setengah tahun lagi, aku akan bisa melampaui kasta mu dan akan aku putar balik perkataan mu. Agar kamu menyesali perkataan mu itu dan kamu tidak lagi bisa menghinaku lagi.” Jawab Vin yang benar -benar kesal dengan hinaan Lusi.
“Aku tidak perduli, bahkan jika kamu sudah Kaya raya . Aku tetap tidak akan setuju kamu bersama dengan sifa. Aku juga tidak yakin kamu akan jauh lebih kaya dari kami setelah ini.”saut Lusi tetap dengan hinaan.
"Terserah kamu percaya atau tidak. Aku hanya ingin membukanya kepadamu nanti. dan tunggu saja tanggal mainnya yang akan membuatmu menyesal." saut Vin sebelum
Vin mengabaikan perkataan Lusi yang masih saja merendahkan, dia berjanji akan membuktikan pada Lusi kalau dia akan membungkam mulutnya.
Vin segera menepis tangan Lusi dan segera menyusul Sifa. Lusi pun pada akhirnya tetap membiarkan Vin masuk dan ia mengikuti di belakang.
to Be Continued ☺️☺️☺️