Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 Kejutan!
"Maaf pak ponsel Bu Clea tidak bisa di hubungi, saya telpon ke toko kata Rara sejak pagi Bu Clea tidak ke toko" kata Yudi setengah berbisik karena keduanya masih berada di ruang meeting.
"Cari Marisa, dia bilang akan pergi dengan Marisa"
"Baik pak"
Yudi segera keluar ruang meeting untuk menelpon Marisa. tidak lama ia lalu kembali masuk ke ruangan dan mendekati Renei.
"Mba Marisa bilang Bu Clea tidak bersamanya"
"Pasti dia pergi dengan Hermawan!" tuduh Renei.
"Saya rasa tidak mungkin pak, dokter Hermawan sedang keluar negeri sejak dua hari yang lalu, saya bertemu dengannya di bandara saat mengantar kolega kita"
Renei terdiam, ia sedang mencoba untuk tenang dan tidak mencemaskan Clea.
Apa tadi malam aku marah padanya? apa saat mabuk aku memakai nya?
Renei terlihat gusar dan tidak tenang, ia lalu berpamitan meninggalkan meeting lebih awal.
Sementara di rumah Clea dan Marisa memasukan baju-baju Clea kedalam koper besar.
"Apa kau yakin Mas Renei tidak akan marah jika kita ketahuan mengerjainya?" tanya Clea cemas.
"Sudah tenang Clea nanti kalau kakak ku marah biar Oma dan papi yang atasi, kakak mana berani sama Oma"
Clea mengangguk setuju, ia lalu membereskan beberapa makeup di meja rias agar meyakinkan jika dirinya benar-benar pergi dari rumah. sejenak Clea terdiam meski ini hanya pura-pura tapi Clea bisa merasakan betapa sakitnya jika ia sungguhan meninggalkan rumah dan Renei. Clea bahkan tidak bisa membayangkan jika pernikahannya selama dua tahun dengaan Renei akan kandas.
Mata Clea berkaca-kaca, hatinya pilu ia sudah jatuh cinta pada pria angkuh dan arogan itu. Clea tak kuasa meninggalkan Renei meski cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Ya ampun Clea jangan sedih begitu dong ini hanya sandiwara, kau tidak akan pergi sungguhan!" Marisa memeluk kakak iparnya itu.
Clea segera menghapus air matanya ia mengikuti Marisa yang akan menyembunyikan Clea di hotel.
"Barang-barang ini sebagian aku bawa di mobil saja, kau bawa koper kecil ini" kata Marisa.
Clea menurut ia berada di hotel sendirian setelah Marisa mengantarnya lalu pergi lagi untuk mengompori Renei jika Clea hilang.
Siang itu Renei sengaja pulang kerumah di sela kesibukannya di kantor. ia ingin memastikan apa Clea ada di rumah atau tidak. Renei melangkah memasuki ruang tengah.
"Bibi!"
"Iya tuan"
"Mana Clea?"
"Nyonya sudah pergi sejak pagi tuan"
"Apa? pergi sejak pagi?"
"Iya tuan nyonya membawa koper besar katanya isinya baju, tapi bibi tidak berani bertanya soalnya nyonya buru-buru"
Wajah Renei sedikit memucat, ia bergegas menaiki anak tangga dan pergi ke kamar Clea. Renei mendorong handel pintu kamar. ruangan itu hening dan sepi. ia mengamati meja rias yang kosong hanya tersisa foto pernikahan mereka saja. Renei berjalan membuka lemari pakaian, disana juga kosong tidak ada baju Clea.
sial! kemana dia?
Kau pembohong Clea! kau sudah berjanji pada Margareth tidak akan pernah meninggalkan ku dan tidak akan membuatku kesepian tapi sekarang kau pergi dari ku!
Renei menelpon Yudi menanyakan apakah ia sudah menemukan Clea. wajah Renei terlihat kecewa saat ia mendengar Yudi belum menemukan Clea.
Seharian Renei mencari Clea, ia panik dan gusar entah kenapa ia begitu tidak terima jika Clea pergi darinya. Renei mengemudikan mobilnya setengah putus asa, ia terlihat lelah karena belum makan sama sekali sejak siang. sekarang hampir larut malam dan Renei masih di jalan tanpa tujuan. ia hanya mencari Clea di jalan. gadis itu tidak memiliki teman dekat. Clea hanya punya adik lelakinya tapi adiknya sedang sekolah di luar negeri dapat beasiswa.
Clea kau kemana?!
Di tengah kekalutan yang di alami Renei ponselnya berbunyi, nama papi tertera di layar ponsel.
"Iya Pi"
"Rey cepat kemari"
"Saya sedang ada urusan Pi, besok saja"
"Papi tidak mau tahu cepat kemari, Oma..."
"Oma kenapa Pi? iya saya ke rumah sekarang!" Renei memutar mobilnya pergi ke rumah papinya. ia cemas mendengar Oma sepertinya sakit. dari suara papi terlihat panik tadi.
Bersambung ke part selanjutnya....
