Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah dari sang Ayah
Di dalam kamar Thien Yu begitu sangat gelisah, pikirannya selalu tertuju pada lelang yang akan berlangsung di paviliun Mulia.
"Bagai mana ini, aku tak mungkin ke tempat lelang itu karena aku tak mempunyai undangan, dan juga aku tak mempunyai barang berharga yang akan di lelang," batin Thien Yu.
Thien Yu meremas rambutnya, fikirannya yang biasanya cemerlang kini benar benar menemui jalan buntu, diapun merebahkan tubuhnya diatas pembaringan, untuk menghilangkan sedikit rasa penat di kepalanya.
Disaat Thien Yu terlelap, di bawah alam sadarnya, dia melihat seorang pemuda tampan dan gagah tengah menatap tajam kearahnya.
Pemuda itu memakai pakaian perang lengkap, tampak kharisma yang sangat kuat terpancar di wajahnya.
"Putraku, kau jangan mudah putus asa, jika kau berusaha maka kau akan mendapat apa yang selama ini kau inginkan, aku ingin kau menjadi seorang yang dapat membanggakan kedua orang tuamu," ucap pemuda tampan yang ada di hadapannya.
Tak lama pemuda itu memudar, sebelum hilang sama sekali, pemuda itu sempat berkata. "Aku titipkan hadiah besar padamu, dan ingat gunakanlah semua itu dengan bijak..!".
Tak lama berselang, Thien Yu pun tersadar dari tidurnya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya yang membuat pakaian yang di kenakannya basah kuyup.
Siapakah laki laki itu? mengapa dia memanggilku seorang putra? apakah dia ayahku yang sedari lahir tak pernah kulihat dan tak pernah ku ketahui keberadaannya?" bisik Thien Yu.
Thien Yu mencubit pipinya sendiri dengan kuat.
"Ackh..!!"
"Aku merasakan sakit berarti aku tak bermimpi, aku yakin ini adalah sebuah petunjuk dan pesan darinya, tapi apa yang di katakannya tentang sebuah hadiah besar yang akan ku dapatkan itu, mustahil terjadi, karena di kekaisaran ini aku hanya sebatang kara dan tak mempunyai sanak saudara. Aku akan menanyakan pada guruku tentang ini semua," batin Thien Yu.
Thien Yu mulai melakukan meditasi untuk dapat memasuki alam batinnya sendiri, guna bertemu dengan gurunya.
Di dalam alam batin nya, tampak pemandangan yang ada, sama halnya dengan keadaan di dunia nyata.
"Tak kusangka Naga Giok membuat alam seperti ini di dalam batinku, sangat indah, asri dan di penuhi dengan energi Qi yang berlimpah," bisik Thien Yu yang baru pertama kali masuk ke dalam alam batinnya sendiri.
Diapun menghentikan langkahnya saat melihat seekor Naga hitam tengah melingkarkan tubuhnya di bawah rimbunnya pepohonan besar yang ada di tempat itu.
"Guru..!!" panggil Thien Yu.
Sang Naga perlahan membuka matanya.
"Ada apa Thien Yu, hingga kau masuk kedalam alam batin mu?" tanya sang Naga.
"Guru, ada hal yang membebani hatiku," jawab Thien Yu.
"Katakanlah pada guru, apa yang ingin kau katakan," ucap sang Naga.
"Saat aku tertidur lelap, di bawah alam sadar ku, aku bertemu seorang pemuda gagah dengan pakaian perang lengkap, dengan kharisma bak seorang jendral. Entah mengapa dia menganggap aku adalah putranya, dia berkata jika ada hadiah besar yang akan aku terima, dan hadiah itu harus ku pergunakan dengan bijak," ucap Thien Yu menceritakan tentang mimpi yang di alaminya.
Terlihat sang Naga Giok kembali memejamkan matanya, dia begitu sangat rindu pada sosok anak muda yang bertemu dengan Thien Yu.
"Adik aku tak menyangka jika kau telah menemui putramu walaupun jasad kasar dan rohmu telah menghilang.
Aku akan memberikan pada putramu hadiah besar yang kau katakan, akan tetapi aku tak akan memberitahu padanya tentang apa yang telah terjadi pada ibu kandungnya dan dirimu.
Saat ini Thien Yu masih dalam tahap membangun kekuatan, jika dia tau mengenai kematian ibunya yang sangat tragis, hal itu akan memicu dendam dan akan mencari pelakunya. Aku tak mau hal itu terjadi karena saat ini Thien Yu belumlah cukup kuat untuk membalaskan dendam itu.
Jika dia telah menjadi kultivator yang pilih tanding, maka saat itu aku akan menceritakan semua tentang latar belakang keluarganya, dan aku tak perlu khwatir lagi jika di saat itu dia ingin membalaskan dendamnya pada orang orang yang telah menyakiti keluarganya," batin sang Naga Giok.
Naga Giok membuka matanya kembali dan berkata.
"Thien Yu selepas apa yang kau katakan, dari pertemuan mu dengan seorang pemuda yang memanggilmu putranya, serta hadiah besar yang akan kau dapatkan benar adanya.
Pemuda itu adalah ayahmu, dan hadiah besar yang di katakannya adalah cincin penyimpanan ayahmu sebelum dia menghilang untuk selama lamanya," ucap sang Naga sambil mengeluarkan cincin ruang dari dalam mulutnya.
Thien Yu segera mengambil cincin ruang yang mengambang di udara, dan diapun berkata. "Guru aku inginkan kau menceritakan mengenai ayah dan ibuku, dan mengapa ayahku tak pernah mau bertemu denganku?" tanyanya.
Thien Yu aku tak bisa menceritakannya sekarang, ada waktunya kelak kau akan mengetahui kebenarannya, dimana saat itu kau telah menjadi seorang kultivator pilih tanding dan pada saat itu juga aku sendiri yang akan menceritakan semua tentang ayah, ibu dan seluruh silsilah keluargamu, tapi untuk sekarang ini fokuslah dalam membentuk tulang kaisar agar kau dapat menguasai tehnik tinju Naga Giok dengan sempurna," jawab Naga Giok.
Thien Yu terdiam, dia ingin sekali mengetahui tentang kehidupan ayah ibunya di masa lalu, akan tetapi dia tak bisa membantah perintah gurunya, yang menginginkan dirinya menjadi kuat terlebih dahulu, sebelum mengetahui tentang kehidupan ayah ibunya di masa lampau.
"Baik guru, aku akan meminta janji itu, aku akan menjadi kuat dan tak terkalahkan," ucap Thien Yu penuh semangat.
Thien Yu sebelum kau pergi dari sini, aku ingin kau meneteskan darah mu kedalam cincin itu, setelah kau di akuinya sebagai putra dari ayahmu, maka cincin itu akan dapat kau pergunakan," ucap Naga Giok.
"Baik Guru!" ucap Thien Yu sambil melukai tangannya, dan meneteskan darahnya diatas cincin sang ayah.
Seketika itu keluar cahaya dari dalam cincin yang memperlihatkan barang barang berharga yang di dalamnya, yang membuat Thien Yu seakan tak percaya jika semua barang barang berharga itu akan menjadi miliknya.
"Terimakasih ayah atas semua pemberianmu ini, dan aku akan mempergunakan barang barang yang tiada tara itu dengan bijak," batin Thien Yu.
Thien Yu keluar dari dalam alam batinnya dan perlahan membuka matanya. terlihat di jari manisnya kini terdapat sebuah cincin yang dipakainya di dalam alam batinnya.
"Aku rasa dengan salah satu barang yang ada di dalam cincin ini, maka aku akan dapat masuk ke dalam Paviliun Mulia, untuk mengikuti lelang yang akan diadakan disana," batin Thien Yu.
Diapun mulai mengeluarkan satu persatu barang barang yang ada di dalam cincin ruangnya, dan Thien Yu langsung memilih satu buah mustika untuk di lelang di paviliun Mulia.
Namun Thien Yu begitu sangat tertarik pada dua belas jarum emas, dan kitab kuno tehnik jari matahari yang menjadi penunjangnya.
"Aku akan mempelajari tehnik ini," batin Thien Yu.