seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. keadilan untuk anak kecil
Ibu penjual itu langsung membungkuskan makanan sesuai dengan permintaan anara yaitu 20 potong. Dan perlu diketahui kue wajik ini memang telah ada pada zaman kerajaan Majapahit, wajik ini menjadi salah satu makanan untuk kalangan bangsawan. dan cukup populer juga.
Setelah membungkuskan kue tersebut, ibu itu langsung menyerahkannya kepada anara dan membayarnya sebanyak 10 keping perunggu. Setelah itu, anara langsung membawa anak-anaknya kembali berjalan menelusuri pasar yang lumayan besar itu. Anara juga tak tanggung-tanggung memberikan jajanan untuk anak-anaknya namun sesuai dengan yang mereka request. nanti, kalau sembarang beli, malah tidak termakan lagi.
Saat mereka sedang berjalan-jalan, dari jarak yang tidak terlalu jauh dari Mereka, terlihat kerumunan orang yang sepertinya mengerumuni orang-orang yang sedang terjadi konflik.
"Ibu, Kenapa di sana banyak sekali orang-orang berkerumun..?? Apakah terjadi sesuatu di tempat itu Bu..??" Tanya Nakula kepada anara. Anara pun langsung mengarahkan pandangannya di mana banyak orang berkerumun dan terdengar suara teriakan.
"Kalau begitu ayo kita lihat.." ujar antara lagi kepada kedua anaknya.
Nakula dan Sadewa pun langsung mengikuti Ibu mereka ke arah kerumunan. Sesampainya mereka di sana, anara dikejutkan dengan pemandangan yang begitu miris. Seorang lelaki gendut sedang menyiksa seorang anak yang barangkali seumuran dengan kedua anaknya. Tapi di sana orang-orang hanya menontonnya saja tanpa ada yang mau menolong. Saat itu juga hati kecil anara yang jiwanya adalah milik Aryani langsung bergegas menyelamatkan anak tersebut.
"Hentikan!! Anda bisa membunuhnya tuan..!!" Teriak anara kepada pria gendut itu.
Pria gendut itu pun langsung menghentikan aksinya menyambuk anak tersebut. Ia langsung menatap marah ke arah anara. Sementara anara sendiri mendekati anak lelaki yang sudah tidak berdaya dan penuh dengan luka itu. Miris sekali. Lagi-lagi anara dibuat sakit hati melihat pemandangan yang seperti ini.
"Apa yang anda lakukan tuan !! Kenapa anda dengan teganya mencambuk anak yang sekecil ini. Tidakkah anda pikir bahwa anak ini bisa meninggal atas kelakuan anda .!!" Ucap anara dengan suara dingin dan datar.
Ia berdiri melihat ke arah lelaki gendut itu yang hanya memasang wajah acuh Tak acuh dan cuek. Sementara Nakula dan Sadewa langsung berjalan ke arah anak itu dan memberikannya minuman yang mereka bawa dari rumah. Tapi minuman itu bukan minuman air suci. lelaki gendut itu meletakkan sebelah tangannya di atas pinggangnya, dan sebelah lagi memegang cambuknya.
"Siapa anda nona !!! Jangan ikut campur urusan saya. Anak ini pantas mendapatkan pelajaran, karena ia sudah berani mencuri makanan di toko saya." Jawab pria gendut itu dengan gaya pongah dan sombongnya.
Anara pun langsung melihat ke arah anak tersebut, anara seperti melihat tubuh si kembar waktu baru pertama kali nyasar di dalam raga ibu mereka yang kejam. kurus dan tak terurus. namun, anara kembali melihat kearah lelaki itu.
"Memangnya anda tidak bisa berbelas kasihan sedikit. Lihatlah tubuh anak ini, begitu kecil dan kurus. Apakah anda tidak punya hati nurani atau perasaan, dan dengan teganya anda menyiksa anak sekecil ini. Tidak bisakah kamu berbaik hati sedikit untuk menyumbangkan makanan yang kamu jual itu untuk mereka." Ujar anara dengan suara yang masih datar dan dingin itu.
Pemilik toko kue tersebut hanya mencebikkan bibirnya mendengar nasehat dari anara. menurutnya, tidak ada yang gratis di dunia ini. bahkan orang-orang di tempat ini tak mau saling tolong menolong karena tidak ingin terlibat.
Cukup miris bukan,?? bukankah zaman dulu orang selalu bekerja secara gotong royong untuk menyelesaikan masalah. Tapi lihatlah, ternyata anara masih menemukan hal yang seperti ini di zaman kuno. Anara juga berpikir pasti di zaman ini juga ada perbudakan.
"Dengar nona, di dunia ini tidak ada yang gratis. Jika ingin makan maka harus bekerja. Jika tidak bekerja maka tidak makan. Apakah Anda paham nona." Anara yang mendengar penuturan lelaki gendut itu langsung memejamkan matanya.
Semboyan yang disebutkan oleh pria tersebut adalah semboyan sesat. Di mana sesama manusia tidak akan saling peduli satu sama lain. Karena malas berdebat dengan pria gendut itu, anara langsung pada tujuannya saja.
"Kalau begitu mari kita menawar. Saya akan membayar kue yang anak ini curi, tapi Anda juga harus merasakan cambuk saya. Karena saya telah membayar untuk kue itu." Ujar anara dengan tampang dingin dan menatap lelaki itu dengan tajam.
Anara tentu saja tidak ingin rugi, lelaki yang sudah bertindak sewenang-wenang itu juga harus merasakan panas dan sakitnya dicambuk. Pria gendut yang mendengar penuturan antara tentu saja tidak terima. ia adalah seorang pria terhormat, mana mungkin dirinya mau di perlukan seperti itu.
"Heh !! penawaran anda tidak berlaku di sini nona !! Jika anda ingin membayar maka bayar saja. Tidak perlu menawar, anak itu berhak mendapatkan pelajaran agar di kemudian hari ia tidak melakukan hal itu lagi." Ujar lelaki itu.
Anara pun langsung dibuat meradang mendengar penuturan itu. Memang benar, kita harus memberikan pelajaran kepada orang yang telah mencuri agar ia jera dan tidak melakukannya lagi. tapi lihatlah, korbannya ini hanyalah seorang anak kecil yang kurus yang membutuhkan uluran tangan dari mereka.
"Benarkah seperti itu.?? Anda ingin saya membayar, tapi anda tidak membiarkan saya untuk menyambuk Anda seperti yang Anda lakukan kepada anak ini. Itu sama saja saya rugi dalam hal fisik. Roti sudah saya ambil dan juga sudah saya bayar, tetapi anak ini tidak mendapatkan pertanggungjawaban atau pengobatan dari anda. Dan saya juga cukup menyayangkan cara anda memberikan pelajaran kepada anak kecil. Anda sama sekali tidak mempertimbangkan nyawa yang ia miliki. Lalu Bagaimana anda akan bertanggung jawab..??" Ujar anara kepada lelaki itu. Lelaki gendut yang mendengar penuturan antara langsung saja menjadi marah.
"Sialan kamu perempuan ******.!! Jika ingin membayar !! maka bayar saja tidak usah banyak bicara.!!! Jika kamu menginginkan Saya merasakan cambukan itu, maka anda juga harus berani mengalahkan anak buah saya. Kalau anak buah saya kalah, Saya menerima apa saja yang akan Anda lakukan kepada saya. Hehe tapi melihat tubuhmu yang kurus seperti ini, Saya tidak yakin anda akan mengalahkan semua anak buah saya. Lebih baik anda serahkan saja uangnya dan pergi dari sini." Ujar lelaki gendut itu lagi. Anara tentu saja tidak terima, keadilan tetap harus ditegakkan.
"Baik kalau begitu, saya terima tantangan anda. Jika saya menang melawan semua anak buah anda, maka anda harus menyerahkan diri kepada saya untuk saya kuliti hidup-hidup." Ujar anara lagi dengan tatapan tajamnya.