Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18. Keputusan Mama Reni
Cinta yang benar, adalah Perasaan yang ditanam diatas Akal dan Syariat.
•
Mendengar perkataan Robby, sontak membuat Aurel yang merupakan Mahasiswa hukum tertawa disana, sedangkan Dikta memilih menundukkan kepalanya dalam keadaan tersenyum.
Robby dan Glenca saling melempar tatapan, kenapa Dikta dan Aurel memilih tertawa pelan mendengar permintaan Robby.
"Aku serius, yah!" bentak Robby yang membuat Aurel dan Dikta terdiam.
"Lucu aja, emangnya situ gatau, dalam hukum, anak yang dibawah dan baru lahir hak asuhnya adalah sepenuhnya hak milik ibunya, kau tidak memiliki hak apa-apa, dan kau juga tidak mengakui anak ini kan? Kenapa kau sekarang meminta hak asuh?" Aurel menjelaskan dengan melipat kedua tangannya.
"Sudah kukatakan Bang, inilah pentingnya pendidikan dan membangun akal diatas sebuah syariat, setelah kau tidak ingin mengakui anak ini, apakah kau yakin aku akan memberikannya begitu saja? Aku tidak akan membohongi anak ini tentang siapa ayahnya, tapi aku tidak akan pernah melepasnya," lanjut Dikta yang membuat Robby terdiam.
Sontak Robby dan Glenca terdiam dengan pipi memerah, Aurel menaikkan alisnya sedangkan Dikta hanya diam dengan senyum teduhnya.
"Aku tidak peduli, aku akan melakukan tes DNA atas anak itu, dan merebut hak asuh anak itu," ujar Robby bersikeras.
"Bahkan setelah kau tidak mengakuinya?" tanya Dikta menohok. "Bagaimana rasanya menjilat ludah sendiri, bang?"
Robby menatap tajam Dikta, sedangkan Aurel langsung mendorong pelan dada Robby agar berhenti menatap sahabatnya. "Jadi kau berniat menempuh jalur hukum? Rebut saja jika kau mampu, kau pikir kau punya kemampuan apa?"
"Kau hanya pria pengecut yang menalak istrimu, kemudian enggan mengakui anak dalam kandungannya dan kini kau berniat merebut hak asuh anak yang bahkan tidak kau akui awalnya? Dimana harga dirimu?" lanjut Aurel yang membuat Robby beralih menatap tajam Aurel.
"Kalian hanya perempuan lemah, akan sangat mudah bagiku, untuk melawan kalian," jawab Robby dengan wajah angkuhnya.
Aurel dan Dikta hanya saling melempar pandangan sebelum sebuah suara mengagetkan mereka dan membuat mereka berempat menatap ke arah sumber suara itu.
"Siapa bilang mereka hanya berdua? Jika kau ingin mencari lawan setidaknya cari yang seimbang, melawan perempuan semakin menurunkan harga dirimu, apakah kau pantas disebut pria?" ujar Adam berjalan ke arah Dikta dan Aurel.
Adam masih memakai jas kedokteran dan kacamata miliknya, dia melipat kedua tangannya dan kini berdiri di samping Dikta.
"Jadi? Bagaimana sekarang Pak Robby? Masih mau melawan?" tanya Aurel menantang.
Robby terdiam, dia kehabisan kata-kata karena kini Dikta dibela oleh dua orang yang memiliki pengaruh besar nantinya. "Aku tidak peduli, sebagai ayah dari anak itu, aku berhak merebut hak asuhnya!"
"Jadi? Dikta hamil?"
"Mama Reni?"
Dikta, Aurel dan yang lainnya menatap ke Mama Reni yang baru saja pulih dari kondisi kesehatannya, sebenarnya Mama Reni baru keluar dari rumah sakit dan hendak pulang ke rumah sebelum dia melihat keributan ini dan mendengar semuanya, Mama Reni berjalan ke arah Robby dan menatap putranya itu.
"Robby? Jadi istri yang kamu talak dalam kondisi hamil?" tanya Mama Reni dengan suara bergetar.
Plak!
Belum sempat Robby menjawab, Mama Reni sudah memberikan tamparan kasar kepada putranya itu, yang membuat Robby terdiam menerima semuanya.
"Mama menyesal pernah memiliki anak seperti kamu, disaat istri kamu hamil, kamu malah menalaknya dan tidak mengakui anaknya, jika Mama tidak ada disini, apa mungkin Mama tahu tentang ini! Demi sebuah batu biasa kamu menukar berlian dimana akal sehatmu Rob!" teriak Mama Reni emosi.
Melihat itu Dikta segera menenangkan Mama Reni, karena takut penyakit jantung Mama Reni kembali kumat, Mama Reni menatap Dikta ia meraih tangan Dikta dan menggenggamnya erat
"Kenapa kamu tidak bicara ini ke Mama nak? Maafkan Robby yah, memang seharusnya kamu terlepas dari pria seperti dia, dan sebagai permintaan maaf, nama ahli waris dari keluarga Reno Dreantama, akan Mama wariskan kepada calon anak kamu," jelas Mama Reni pada Dikta.
"Dan kamu Robby!" lanjut Mama Reni menunjuk Robby. "Mama akan pastikan kamu tidak akan menerima sepeserpun."
Deg!
•
•
•
TBC
sehat dan semangat terus ya
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻