“Aku bukan barang yang bisa diperjualbelikan.” —Zea
Zea Callista kehilangan orangtuanya dalam sebuah pembantaian brutal yang mengubah hidupnya selamanya. Diasuh oleh paman dan bibinya yang kejam, ia diperlakukan layaknya pembantu dan diperlakukan dengan penuh hinaan oleh sepupunya, Celine. Harapannya untuk kebebasan pupus ketika keluarganya yang serakah menjualnya kepada seorang mafia sebagai bayaran hutang.
Namun, sosok yang selama ini dikira pria tua berbadan buncit ternyata adalah Giovanni Alteza—seorang CEO muda yang kaya raya, berkarisma, dan tanpa ampun. Dunia mengaguminya sebagai pengusaha sukses, tetapi di balik layar, ia adalah pemimpin organisasi mafia paling berbahaya.
“Kau milikku, Zea. Selamanya milikku, dan kau harus menandatangani surat pernikahan kita, tanpa penolakan,”ucap Gio dengan suara serak, sedikit terengah-engah setelah berhasil membuat Zea tercengang dengan ciuman panas yang diberikan lelaki itu.
Apa yang akan dilakukan Zea selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BEEXY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
Hari Demi Hari berlalu, saat Zea kembali membuka matanya di pagi hari. Dia tidak melihat Giovanni di kamar. Padahal Zea penasaran dan ingin bertanya tentang kecupan malam itu. Saat langkah kakinya mengayun di marmer yang mewah, dia membuka pintu dan mendapati banyak orang-orang berpakaian hitam dan bertubuh tegap berjajar di depan kamar.
Zea pun segera melangkah keluar kamar, celingak-celinguk melihat satu persatu orang di sana, sama sekali tidak ya kenali. Mereka semua memakai setelan hitam dan kacamata hitam juga.
"Siapa kalian?"
Wajah kusut Zea setelah bangun tidur sangat berbanding terbalik dengan rapinya pakaian mereka. Zea heran kenapa setiap bangun tidur dia selalu mendapatkan kejutan yang tak terduga.
"Hai halo jawab pertanyaanku!!"
Bahkan setelah Zea memaksa mereka semua tetap diam.
Federico yang sedang berjalan dan melihat Nona nya itu sedang bicara dengan para bodyguard suruhan tuan alteza, segera berjalan untuk mendekatinya. "Mereka hanya akan bicara pada Tuan alteza,"ucapkan Federico tiba-tiba di belakang Zea langsung membuat gadis itu terperanjat karena kaget.
"Kau seharusnya bilang dulu kalau ingin bicara, aku terkejut Kau tiba-tiba ada di belakang ku!" Zea memegangi dadanya karena perasaan keterkejutan yang belum hilang.
"Jadi siapa?" Kini Zea bertanya pada Federico.
"Mereka adalah para bodyguard yang diperintahkan tuan alteza untuk memberikan perlindungan berlapis pada mansion agar seseorang tidak bisa kabur dengan mudah dan bertemu musuh serta malah membahayakan Tuan alteza itu sendiri." Frederico bicara dengan wajah datar dan beberapa kalimat sindiran untuk Zea.
Bagaimana tidak? Siapa lagi yang dimaksud dengan 'seseorang yang bisa saja kabur dan membahayakan Tuan alteza' kalau bukan Zea?
"Bilang saja agar aku tidak bisa kabur, tidak usah menyindirku seperti itu."
Lali Federico memasang senyum datar. "Syukurlah jika anda sadar."
Pelayan sialan.
Ternyata memang benar Zea yang dia maksud.
"Tapi Tuan Alteza mu itu sungguh tidak pintar. Jika memang dia tidak ingin aku kabur, untuk apa dia waktu itu mengajakku pergi ke pantai mengakibatkan Semua pertikaian itu. Dia juga terlibat dalam kejadian waktu itu." Zea bersedekap dada.
Sementara Federico menghela nafas lelah. "Bisa-bisanya kau mengatai tuan alteza tidak pintar. Semuanya juga berawal dari dirimu sendiri yang kabur. Padahal Tuan Altezza waktu itu memberimu kebebasan untuk bersenang-senang di pantai. Tapi beginikah caramu membalas kebaikannya? Dengan mengatainya tidak pintar?"Federico berbicara dengan nada yang tajam.
"Kau dan Giovanni itu tidak ada bedanya. Sama-sama bermulut tajam."
Federico lalu memasang wajah datar. "Dan Anda masih lah Nona Zea yang selalu melawan dan banyak bertanya."
Zea tercengang dengan ucapan Federico. "Dan kini aku mempertanyakan Apa yang dilihat Rosa darimu? Dia bisa mendapatkan yang lebih baik darimu."
"Dasar nona Zea, kenapa anda malah mengalihkan topik kemana-mana." Federico menjeleng-gelengkan kepalanya.
"Soalnya kau menyudutkanku."
"Saya tidak menyudutkan Anda, yang saya katakan adalah fakta yang harus anda terima. Sama seperti fakta bahwa anda sekarang sudah sepenuhnya berada di genggaman Tuan Altezza. Terimalah."
Zea berdecak.
"Tidak ada gunanya lagi mengeluh atau berdecak. Sekarang yang kau perlukan hanyalah menuruti tuan alteza dan jangan membuat masalah yang ujung-ujungnya merepotkanku juga,"ucapkan Federico dengan nada tegas dan tajam namun wajah yang datar.
"Kau bener-bener memiliki harimau di mulutmu."
"Benar. Dan harimau ini hanya patuh kepada tuan alteza."
Zea memutar iris matanya. "Dan sekarang Di manakah tuan alteza yang sangat kau agung-agungkan itu?"
"Tentu saja bekerja. Dia bukanlah pengangguran sepertimu." Fedrico mengatakan itu dengan wajah datar tanpa peduli perasaan Zea sama sekali.
Padahal gadis itu sudah tercengang dan hampir meledak-ledak.
"Apa maksudmu pengangguran?! Dulunya aku juga bekerja! Tapi karena tuan alteza mu yang sangat kau puja-puja itu, aku jadi berakhir di sini." Zea berkacak pinggang tidak mau kalah.
"Terima fakta kalau kau adalah seorang pengangguran. Karena yang kulihat adalah kau yang ada di sini makanya aku akan menilaimu sewaktu kau disini juga. Aku tidak peduli apakah kau memiliki pekerjaan sebelumnya yang jelas di sini kau hanya terus merepotkanku."
Zea tercengang. Sepertinya pelayan-pelayan di Mansion ini terutama Federico tidak pernah diajari untuk bersopan santun dalam bicara.
Zea menghela nafas, "Kau benar-benar sangat jujur."
"Ya, karena aku jujur tuan Altezza sangat mempercayaiku."
"Walaupun kejujuranmu terkadang menyakitiku dan kau terlihat tidak peduli."
"Bukan karena aku kau merasa sakit hati, tapi karena dirimu sendiri yang belum bisa menerima kenyataan tentang hidupmu."
Pelayan satu itu benar-benar selalu bisa membuat Zea tercengang dan kehabisan kata-kata.
Sungguh, menyebalkan.
"Di mana Rosa?? Aku ingin bertemu dengannya. Aku lebih cocok dengan sesama perempuan." Zea mencoba mengalihkan topik.
"Rosa sedang ada urusan di luar. Untuk hari ini kau bisa menyuruhku."
"Rossa Ada urusan apa?"
"Itu bukan urusanmu, tidak boleh, tidak penting dan tidak ada gunanya untukmu."
Pahit.
Itulah Federico.
Tapi, tiba-tiba Zea jadi penasaran ada pertanyaan soal Giovanni dan bagaimana hubungan lelaki itu dengan para wanita. Zea jadi ingin menanyakan hal itu pada Federico yang nampaknya lebih lama tinggal di sisi Giovanni.
"Ah, Federico,"panggil Zea.
"Kali ini ada apa? Jika tidak penting aku tidak akan menurutinya."
"Apa Tuan Altezzamu itu pernah memiliki hubungan dengan seorang wanita? Maksudku mungkin pernah membawa seorang wanita ke mansion ini juga dan mereka menjalin kasih." Dia menatap Federico yang berwajah datar dengan penuh harap.
Lelaki itu sejenak mengalihkan pandangannya karena merasa terganggu oleh tatapan Zea. Namun, dia dapat kembali lagi untuk menatap Zea dengan wajah datar. "Apakah Tuan alteza pernah membawa seorang wanita itu tidak ada hubungannya denganmu. Lebih tepatnya, Tuan alteza bukanlah orang yang mempedulikan cinta monyet sepertimu."
"Kenapa kau malah mengataiku?"
"Karena dari pertanyaanmu sudah dapat terlihat, kalau kau adalah tipe wanita yang hanya berporos pada percintaan. Kau pasti berharap Tuan alteza akan menyukaimu tapi di sisi lain kau juga merasa tidak percaya diri Jika ternyata Tuan Alteza telah memiliki wanita di sisinya,"ucap Federico dengan wajah datarnya yang tidak pernah luntur, bahkan ucapannya sangat tajam seolah langsung menusuk jantung Zea.
Di saat Rossa terus menjodoh-jodohkan Zea dengan Giovanni.
Tapi pelayan Federico di depannya ini malah sebaliknya ... Bahkan tidak segan-segan mengatai Zea berharap lebih pada Giovanni. Padahal Zea hanya penasaran saja tentang kecupan yang diberikan Giovanni di dahinya.
Apakah ada sesuatu yang lain?
Atau itu hanya cara Giovanni memperlukan para propertinya seperti Zea?
\=\=
Giovanni keluar dari rumah yang terdapat di sebuah daerah terpencil dari kota setelah melakukan transaksi jual-beli senjata ilegal dengan kliennya. Hal itu dilakukan untuk menutupi jejak transaksi.
Tak lama kemudian, pesan dari Federico muncul yang menampilkan foto Zea sedang makan dengan lahap, serta beberapa foto Zea yang merasa bosan. Federico memprotet semuanya.
Hal itu membuat Giovanni menaikkan sebelah sudut bibirnya. Tampaknya dia harus kembali ke Mansion untuk memberikan sedikit 'hiburan' Ketegangan untuk Zea.