Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Kawan lama
Kendaraan melaju dengan cepat membelah padatnya jalan raya di siang hari.Tidak ada perbincangan setelah Elna masuk ke dalam mobil,sebenarnya Arka ingin sekali setidaknya mengajak Elna berbincang tentang hal apapun, tapi entah, dia seperti segan melakukannya.
"Aku turun di sini saja tuan." Ujar Elna begitu tiba di depan hotel, tepatnya di seberang jalan."Aku sudah bilang jangan memanggilku seperti itu,dan lagi hotel masih di seberang sana, kenapa aku harus menurunkan mu di sini?"Protes Arka dengan suara yang sedikit meninggi.
"Untuk sementara saya lebih nyaman memanggil anda dengan sebutan tuan, dan apa tuan mau menjadi bahan gunjingan saat tuan mengantar saya menggunakan mobil ini sampai di lobby hotel? Anda mungkin tidak merasa terbebani, paling hanya menganggap itu sebagai angin lalu saja, tapi saya, pegawai rendahan seperti saya akan mendapat banyak cercaan dari semua orang." Elna menjelaskan panjang lebar pada Arka yang seperti tidak mau tau dan tidak mau ambil pusing.
"Oiya saya ucapkan terima kasih untuk hari ini Tuan Arka,dan maaf karena tidak memberitahu Anda sebelumnya kalau saya sudah punya anak." Elna kemudian meninggalkan Arka setelah menutup pintu mobil mewah tersebut, menyisakan Arka yang melongo karena tidak sedikitpun Elna membiarkannya berbicara atau menyela semua ucapannya.
"Apa semua wanita itu cerewet?Anne, teyze dan hampir semua wanita yang saya kenal kalau sudah berbicara, ibarat sebuah segi empat, panjang kali lebar." Arka menumpahkan sedikit kekesalannya sebelum masuk dan memarkirkan kendaraannya di basement hotel.
"Apa yang terjadi?Chef Rey kemana?Aku telat karena ada sedikit urusan dan itu sudah atas persetujuan Chef Rey sendiri." Elna memberondong pertanyaan pada asistennya chef nya."Chef Rey tiba tiba keluar setelah membuat menu makan siang hari ini, masalahnya kita kedatangan manajer baru, dia baru di pindah tugaskan dari Istanbul.Dan sepertinya dia wanita yang sangat perfeksionis,dan dia mencari anda chef,seorang klien komplain karena dessert hari ini tidak seperti yang dia makan sebelumnya, dan yang mendapat makian klien kita adalah manajer baru tersebut."Lanjut nya menjelaskan.
"Di mana klien kita itu?" Tanya Elna."Dia di kamar 709,jangan bilang chef akan menemuinya."Ujarnya terlihat khawatir."Tentu saja aku harus meminta maaf langsung padanya.Ini akan merusak citra hotel kita kalau terus di biarkan."Elna tersenyum menanggapi kekhawatiran asistennya."Aku akan membuatkan dessert lain sebagai bentuk permintaan maaf padanya.kamu tunggu dulu sebentar, ini tidak akan lama."Lanjut Elna kemudian dengan cepat tangan lincah nya mulai meracik dessert yang akan dia sajikan untuk kliennya.
Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan dessert nya.Elna sudah berdiri di depan kamar 709,walaupun deg degan, Elna tetap harus menghadapi mulut berbisa klien yang mengajukan komplain padanya.Ini bukan hal pertama baginya, tapi yang jelas setiap orang itu punya karakter yang berbeda, termasuk klien nya kali ini.
Tok.. tok..tok..
Elna masuk di dampingi sang asisten setelah pintu kamar terbuka."Selamat siang nona,saya chef Elnara Ziya,chef yang bertanggung jawab untuk pastry Iris hotel.Dan saya mohon maaf atas ketidak nyamanan anda hari ini."Ujar Elna sambil menunduk.
"Aku mendengar desas desus kalau hotel ini punya chef pastry yang sangat handal dan ternyata benar,bagaimana kabarmu Elnara Ziya?" Ujar seorang wanita yang sedang menatap Elna tajam.Merasa seseorang mengenalnya, Elna mengangkat kepala, melihat dengan seksama wanita berkerudung yang sedang berdiri di depannya.
"Nilam?Kamu Nilam kan?" Elna masih belum yakin dengan penglihatannya."Aku pikir kau sudah melupakanku..bagaimana kabarmu?"Nilam memeluk Elna,sahabat lama yang sudah tidak bertemu sejak lima tahun lalu.
"Ya ampun, aku hampir tidak mengenalimu." Elna pun membalas pelukan Nilam."Maaf karena membuat ulah pagi tadi,itu aku lakukan hanya untuk bertemu denganmu."Nilam menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir kuda.Elna sampai menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.
"Kamu itu ya,,karena keisengan mu itu aku harus berhadapan dengan atasan ku.Tapi tidak apa apa, aku sangat senang bertemu dengan mu.Bagaimana kabarmu selama ini?"Mereka kemudian duduk berdua setelah Elna menyuruh asistennya kembali ke kitchen.
"Aku baik,aku ke sini karena ada urusan pekerjaan.Oiya apa kamu masih ingat Alvano Narendra?"Tanya Nilam serius."Jangan menyebut namanya."Ekspresi Elna berubah datar dan dingin."Aku baru tau belakangan ini,kalau ternyata dia telah melakukan kejahatan padamu.Nilam menghela nafasnya."Tapi apa kau tau,setelah kejadian hari itu hidupnya langsung berubah drastis."Elna mengernyitkan kening."Apa maksudmu."
"Apa kau tau,ternyata ayahnya Vano ketahuan menggelapkan uang perusahaan,dan saat itu juga langsung di pecat,dan yang lebih mengejutkan,ternyata setelah beberapa tahun akhirnya pak Narendra ketahuan berselingkuh dan membuat ibunya Vano harus di larikan ke rumah sakit karena terkena serangan jantung,dan alhasil nyawanya tidak tertolong.Setelah apa yang coba dia lakukan padamu,sungguh tragis bukan?"Jelas Nilam panjang lebar.Elna menghela nafas kasar,dia tidak pernah menyangka kalau Tuhan membalas secepat itu.
"Jadi sekarang Vano di mana?"Meskipun sangat marah karena perlakuan Vano padanya dulu,tapi sebagai teman dia tetap mengkhawatirkan keadaan temannya itu.Nilam mengangkat bahunya."Entah.Kabar terakhir yang ku dengar kalau dia depresi dan di rawat di rumah sakit,tapi itu lima tahun lalu,kalau sekarang,aku sama sekali tidak tau."
"Kasian sekali dia,berkat keserakahan orang tuanya dia harus hidup menderita."Ujar Elna menatap lurus ke depan."Ngapain juga kasian,oiya,tidak usah bahas dia lagi,bagaimana kabar anakmu?"Tanya Nilam mengalihkan pembicaraan yang menurutnya sangat tidak berfaedah."Hhhh..dia lagi sakit,sekarang lagi di rawat.Kata dokter gejala demam berdarah,tapi untuk sekarang kondisinya masih stabil,dokter menganjurkan agar Ozkhan banyak minum air putih."
"Syukurlah,Kau sudah tau siapa pria malam itu?"Tanya Nilam lagi,raut wajahnya terlihat penasaran.Elna menggeleng."Aku sekarang tidak mau pusing,yang menjadi prioritasku saat ini hanya anakku."Elna terdengar pasrah."Tapi kamu harus tetap berusaha mencarinya,kasian Ozkhan,aku yakin di umurnya sekarang pasti dia sangat merindukan sosok seorang ayah."
"Betul sekali katamu,tapi aku harus mencari ke mana?menginjakkan kaki di kota itu saja membuatku trauma."Jujur Elna,benar apa yang dia katakan trauma itu masih ada sampai sekarang.Itulah kenapa dia sangat susah membuka hatinya pada pria lain yang mencoba mendekatinya termasuk head chef Iris hotel,Rey mazhar Gaozhan,adik pemilik Iris Company.Namun yang mengherankan dirinya bisa berdekatan bahkan bersentuhan dengan Arka,walaupun di awal dia merasa risih,tapi entah kenapa dekat dengannya membuat Elna merasa nyaman.
"Astaga aku sampai lupa,aku tinggal dulu ya."Elna menepuk jidatnya karena keasikan berbincang dengan Nilam sampai lupa kalau dia di minta menemui manajer baru Iris hotel."Oiya jangan lupa,itu aku buatkan dessert untukmu,di makan ya?"Elna setengah berteriak,karena saat ini dia sudah berdiri di depan pintu.
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.