Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Rania yang mengira rencananya berhasil langsung melalukan rencana mereka berikutnya. Dia membayar keamaanan setempat untuk mengeledah kamar hotel dengan alasan kekasihnya di jebak. Karna melihat uang pemberian Rania cukup besar para keamanan itu langsung setuju.
"Ada apa ini Rania?" ucap Nyonya Rudolf datang bersama Ria dan Ronal dan melihat Rania sudah menangis.
"Hikss... Mom, Dirga menghianatiku. Dia bermalam dengan wanita lain di kamar" ucap Rania menangis memeluk sang Mommy.
"Apa! Kurang ajar pria itu. Ayo kita labrak dia" ucap Nyonya Rudolf penuh emosi.
"Apa lebih baik kita bicarakan masalah ini baik baik?" ucap Ria menenangkan calon besannya itu.
"Tidak, Jeng. Aku harus memberi pelajaran kepada pria itu" ucap Nyonya Rudolf penuh emosi lalu membawa para keamaanan menuju kamar yang di tunjuk Rania.
Kemananan langsung mengambil kunci cadangan yang di simpan oleh hotel. Mereka langsung membuka pintu itu lalu masuk ke dalam beramai ramai. Kebetulan para wartawan yang sengaja Rania sewa untuk menyebarkan aib Clara juga datang tepat waktu sehingga kamar itu langsung di kerumuni banyak orang.
"Clara!"
"Rafi!"
Pekik Ria ketika melihat Clara dan Rafi masih tertidur saling berpelukan di bawah satu selimut. Mereka menatap pakaian Rafi dan Clara yang berserakan di lantai dengan penuh rasa tidak percaya.
"Nyonya!" ucap Clara terkejut sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"Kenapa jadinya Rafi yang tidur bersama Clara? Mana pria tidak becus itu?" bisik Nyonya Rudolf karna rencana mereka gagal total.
"A..aku tidak tau, Mom. Kakak mana?" ucap Rania menyadari jika sejak tadi malam dia tidak melihat Kania.
Tiba tiba perhatian mereka teralih ke keributan dari kamar lain yang tidak jauh dari lokasi mereka. Sebagian para keamaanan dan juga wartawan berlari ke arah sumber keributan itu.
"Kau menghianati sahabatku? Dasar kau wanita tidak tau di untung Kania"
Degh...
Mendengar nama Kania di sebut Rania dan Mommy langsung saling lempar tatapan. Tidak mau banyak pikir Rania dan Nyonya Rudolf langsung melangkahkan kakinya ke sumber suara itu. Sepeninggalan Rania dan Mommynya, Ronal menyuruh para wartawan dan penjaga keamanan yang tersisa untuk keluar.
"Kalian kenakan pakaian kalian. Setelah itu temui mama" ucap Ria menatap tajam Clara dan Rafi yang masih terdiam di atas ranjang sambil menutupi tubuh mereka lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Clara dan Rafi.
Sepeningalan semua orang Rafi menatap Clara yang terdiam menunduk. Bayangan malam panas mereka tadi malam selalu terlintas di otak Rafi sehingga membuat Clara semakin malu.
"Ternyata tubuhmu sangat nikmat" ucap Rafi tersenyum nakal.
"Maaf! Aku mau ke kamar mandi" ucap Clara menunduk malu.
"Tapi aku menginginkannya lagi" ucap Rafi menarik lengan Clara sehingga jarak mereka semakin dekat.
Rafi menatap lekat wajah Clara yang memerah. Dia yang mulai menikmati suasana langka seperti ini, tiba tiba ide jahil kembali melintas di pikirannya. Biasanya Clara yang mengerjai dirinya sekarang waktunya dia membalas dendam.
"Kau harus tangung jawab Clara!" ucap Rafi menatap tajam Clara.
"A... Aku melakukan apa?" ucap Clara gugup ketika melihat tatapan tajam Rafi dan raut wajah Rafi yang kini tiba tiba berubah.
"Kau sudah memp*r*o*saku! Jadi kau harus tanggung jawab" ucap Rafi menatap tajam Clara.
Mendengar ucapan Rafi tiba tiba Clara terdiam berpikir. Mana ada seorang wanita yang memperkosa pria yang ada pria itu malah keenakan. Apalagi jika wanitanya masih tersegel seperti Clara.
"Tuan membalikkan kenyataan! Yang ada tuan menjebakku sehingga aku harus kehilangan kesucianku. Seharusnya yang tanggung jawab itu tuan bukan aku" ucap Clara tidak mau kalah.
"Idih! Kamu sakit apa? Untuk apa aku menjebak wanita ruba sepertimu" ucap Rafi tidak mau kalah.
"Tuan juga sakit apa? Untuk apa aku memperkosa pria menyebalkan seperti tuan" ucap Clara menunjuk wajah Rafi sehingga selimut yang menutupi bukit kembarnya turun.
"Bukit kembarmu sangat indah ya. Banyak bintangnya" ucap Rafi tersenyum nakal ketika melihat bukit kembar Clara yang di penuhi bintang merah karna ulahnya semalam.
"Tuan!" pekik Clara penuh kekesalan lalu memukul wajah Rafi mengunakan bantal berulang kali.
"Aw! Sakit, Ra" pekik Rafi turun dari ranjang sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Tuan!" pekik Clara kembali menarik selimut agar tubuh polosnya tidak terlihat oleh Rafi.
Karna tidak ada yang mau mengalah akhirnya aksi saling tarik menarik selimut terjadi. Karna tenanga Rafi yang lebih kuat dari Clara akhirnya tubuh Clara ikut tertarik dan memeluk Rafi hingga mereka berdua terjatuh ke lantai. Rafi yang berada di bawah Clara menatap tubuh polos Clara yang ada di atasnya.
"Aku mau mandi dulu" ucap Clara gugup lalu berlari ke kamar mandi.
Rafi yang masih tergeletak di lantai hanya tersenyum menatap tubuh polos Clara. Setelah melihat Clara masuk ke dalam kamar mandi dia berusaha bangkit. Tiba tiba dia menatap bercak darah segar yang menodai sprai sambil tersenyum kecil.
"Aku yang pertama yang menyentuhmu maka aku tidak akan membiarkan orang lain di belakangku. Aku akan segera mendapatkanmu seutuhnya, Sayangku" gumam Rafi tersenyum membayangkan permainan panasnya dengan Clara.
...----------------...
Setelah melihat rencana pertama mereka berhasil Wildan dan Rayyan menjalankan rencana mereka yang kedua. Rayyan dan Wildan membayar pegawai hotel untuk melabrak Kania. Para bocah yang mengetahui rencana para papa mereka langsung heboh dan membuat suasana semakin ribut.
"Apa apaan ini?" teriak Rayyan ketika melihat Kania tertidur di dalam pelukan Dirga kekasih Rania yang mereka suruh untuk meniduri Clara.
"Apa! Kenapa kau ada di sini?" pekik Kania terkejut ketika melihat Dirga memeluknya.
"Mana pakaianku?"ucap Kania panik ketika melihat dirinya dan Dirga dalam keadaan polos.
"Beraninya kau menghianati sahabatku, Kania" bentak Rayyan sambil menatap tajam Kania.
"A... Aku tidak tau kenapa bocah ini ada di sini. Mana Rafi?" ucap Kania gugup sambil menutup tubuh polosnya.
"Papa! Aku mau lihat" ucap Sania dan keempat bocah yang kepo ingin melihat keadaan di dalam kamar.
"Sayang! Kalian masih kecil. Jadi tidak boleh lihat yang begituan" ucap Kinan kewalahan mengahadapi kelima bocah cerdik itu.
"Paman! Ada Tante Rissa" pekik Gibran menunjuk ke belakang.
Mendengar nama istrinya di sebut Kinan langsung menoleh ke belakang. Melihat Kinan telah lengah kelima bocah itu langsung menerobos masuk ke dalam kamar.
"Sania!" pekik Kinan ketika melihat kelima bocah itu telah masuk ke dalam kamar.
"Ah! Ante ahat edang apa? Tok ndak akai aju?" ucap Aulya dengan polosnya.
"Sayang, Kenapa kalian ada di sini. Mana paman Kinan?" ucap Rayyan langsung mengamankan kelima bocah itu.
"Kania! Ada apa ini?" ucap Nyonya Rudolf terkejut ketika melihat putrinya berada dalam satu ranjang dengan seorang pria dalam keadaan polos.
"Kakak! Kenapa kau melakukan ini? Apa kau lupa jika Dirga adalah kekasihku" pekik Rania menatap Kania dengan penuh kekecewaan.
"Jadi pria itu kekasih Rania. Bagus lah sekali dayung dua pulau terlampaui. Berani kau mengusik kehidupan sahabatku maka aku akan menghancurkan hidupmu" batin ketiga papa muda itu tersenyum penuh kemenangan.
Bersambung....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu