Azril Fathurlutfi adalah seorang remaja yang merantau ke Jakarta untuk meraih prestasi nya demi mewujudkan impian kedua orang tua nya
Di tinggalkan banyak harapan dan impian oleh kedua orang tuanya membuat azril menjadi terobsesi akan keberhasilan
Apa jadinya jika di tengah obsesi itu ada kisah percintaan yang cukup rumit antara sahabat nya, dan kedua teman perempuan nya
Apakah Azril mash bisa fokus dengan obsesi itu atau malah goyah karena percintaan yang cukup rumit ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Cinta
..." selupa apapun sahabat dengan perubahan fisik sahabatnya, pasti akan ingat beberapa ciri khas dari sahabatnya itu " ...
...-Manjalitah- ...
***
tak terasa siang sudah berganti malam kini azril tengah duduk tepat di bekas gubug nya
menatap hamparan bintang-bintang di langit malam itu seorang diri
untuk pertama kalinya dari sekian tahun yang lalu azril tersenyum sangat lebar hanya menatap langit itu
menoleh ke samping kanannya mengingat masa-masa dulu kebersamaan dengan lilis
Azril menunduk menatap rerumputan yang sudah tampah lain dari terakhir dia tinggalkan
pundak azril di tepuk seseorang segera laki-laki itu mendongak dan menatap siapa yang menepuk pelan punggung nya
" lilis " -Azril
lisa tersenyum tipis mendengar itu dan duduk di samping sebelah kanannya
" ngapain di sini? kenapa nggak pulang? " -lisa
Azril menatap kembali langit malam itu
" pulang kemana lagi? ini rumah gw " -Azril
" azril - lis "
mereka berdua berucap secara bersamaan
" gw mau ngomong sesuatu "
kembali mereka berucap bersamaan
lisa tertawa sedangkan azril tersenyum tipis sambil menatap wajah cantik itu
" yaudah, lu aja dulu " - Azril
" oke, lu udah tau semuanya? " -lisa
azril menganguk " gw mohon, jangan bilang ke siapapun kalo gw itu temen lama lu " -lisa
azril mengernyit " kenapa? gw mau setiap hari kita berangkat bareng ke sekolah, layaknya kayak dulu, gw juga mau semua temen-temen tau siapa lu sebenernya bagi gw " -azril
"zril, posisi gw terancam di sekolah itu kalo lu beritahu semuanya " -lisa
raut wajah azril berubah tak suka mendengar ucapan lisa " terancam? maksud lu? " -azril
" gw nggak tau ini cuma firasat atau apa, kalo sasha itu kayak nggak suka kalo lilis dateng lagi ke hidup lu " -lisa
" gw takut zril, gw takut kalo seandainya sasha atau dinda tau siapa gw sebenernya, mereka pasti akan berusaha nyingkirin gw, lu tau sendiri gimana sifat mereka hmm? gw cuma nggak mau di singkirin dari sekolah itu " -lisa
Azril menghela nafas dan memutar badannya menghadap lisa lalu memehang kedua pundaknya sambil menatap matanya
" lis, gw janji mereka nggak akan bisa nyentuh lu, gw nggak mau pisah lagi dari lu, gw mau kita kayak dulu, apa-apa selalu bersama, jangan ngehindar lagi lis " -azril
" tapi zril- "
" gw cinta sama lu " -azril memotong ucapan lisa
lisa mematung mendengar itu sekian lama dia hendak mendengar kata-kata itu keluar dari bibir azril
dan sekarang kata-kata itu keluar dengan sendirinya tetapi seketika lisa mengingat Abram dang tunangan yang sudah menyematkan cincin di jari nya
air mata lisa turun perlahan dia takut azril mengetahui kalo dirinya sekarang adalah tunangan orang dan berakhir menjauh
" gw tau lu juga cinta sama gw " - azril
lisa menghapus air mata yang jatuh di pipinya
" gw nggak cinta sama lu, bahkan rasa cinta itu nggak pernah ada biar sedetik pun buat lu " -lisa
azril tersenyum tipis " terus yang kemaren bilang 'cepat kembali aku kangen ' itu siapa? " -azril
" jangan lu pikir selama itu gw nggak sadar kalo lu punya rasa lebih sama sahabat lu ini " -Azril
" gw cuma kangen sebatas sahabat sama lu, nggak pernah kangen lebih dari itu " -lisa
" lu bohong lagi lis " -azril
lisa menatap wajah azril dengan tatapan bingung
" mulut lu emang bilang kalo lu nggak ada rasa sama gw, tapi mata lu nggak bisa bohong dari gw " -azril
***
pagi sudah datang dan matahari pagi sudah naik menyinari bumi
lisa mengerjap saat merasakan silau yang sangat menusuk
matanya perlahan terbuka menatap sekeliling dan menoleh ke samping kiri nya
terdapat wajah yang begitu tampan di sana yang tengah tidur
" tidur aja ganteng apalagi bangun, tambah ganteng " -batin lisa
" udah puas natap wajah tampan gw? " -azril
" Dih.. Pede banget anj, hahah " -lisa
Azril duduk dan menghadapkan badannya ke arah lisa
" ngomong apa barusan? " -azril
" lu kepedean " -lisa
" kata terakhir tadi " -azril
" Anj " -lisa
Azril langsung menepuk pelan bibir lisa dengan sedikit gemas
" azril, emang ya lu nggak pernah berubah dari dulu, selalu ngeselin " -lisa
" ngapain tuh bibir maju " -azril sambil mencubit gemas bibir lisa
" pengen gw cip*k ya? " -azril
Lisa langsung menepuk pelan dada azril dengan pipi yang menggelembung
" yaudah ke rumah lu yuk, udah siang nih " -azril
***
karena hari ini libur sasha yang kemaren berhasil membuat dinda mengatakan nama kampung dimana azril berasal hari ini dia sudah berada di kampung itu
" adem juga kampung nya azril, nggak sekotor yang gw kira " -sasha
mobil sasha berhenti tepat di warung dekat rumah lisa
saat keluar dari warung sasha tak sengaja melihat azril dan lisa berjalan berdua sambil bergandengan tangan ralat azril yang menggandeng
tangan kanan sasha mengepal kuat dengan pandangan menukik tajam ke arah keduanya
" jangan bilang, kalo lisa itu.. " -batinnya
azril dan lisa nampak masuk kedalam rumah sederhana sasha mengikuti keduanya dengan diam-diam
" eh, ini dia lisa nya " -ibunya lisa
Raut wajah lisa berubah tegang melihat seseorang yang tengah duduk di kursi bambu itu
" kak Abram " -lirih lisa
Abram tersenyum lalu berdiri dan tampa kata langsung memeluk lisa sambil sesekali mengecup kepala lisa
" Maaf ya sa, gw telat ke sini nya, kemaren gw lagi di kampus, lagi ada kelas jadi handphone gw silent " -Abram
lisa melepaskan pelukan abram dengan sedikit kasar sehingga abram kebingungan
" kak, kenapa main peluk aja sih, kita kak belum mukhrim " -lisa
abram tertawa kecil " maaf, gw lupa " -Abram
azril hanya diam ketika abram memeluk lisa walau hatinya kesal bukan main
Dirinya aja belum pernah meluk lilis dulu eh orang baru di depannya ini sudah berhasil meluk sahabatnya
mata abram menoleh ke arah azril
" eh, zril. Lu kok ada di sini? " -abram
" rumah gw di sini " -azril
" Akh, so, ini kampung yang lu maksud? " -abram
" iya " - azril
" Lu nggak usah cemburu ka, azril tuh sahabat aku dulu, mungkin sampe sekarang " -lisa
sasha terkejut ketika mendengar kata sahabat
Apa mungkin lisa adalah lilis?
" jadi lilis, udah kembali dalam hidup azril, dan gw baru tau sekarang, betapa bodoh nya gw, dua tahun gw temenan sama musuh gw sendiri, dasar musuh dalam selimut " -batin sasha
sasha pergi dari sana dan kembali masuk kedalam mobilnya
bibirnya tersenyum tipis sambil mengenggam handphone nya
" untung tadi gw rekam pembicaraan mereka, awas aja lu lisa, besok abis lu sama gw " -sasha
" dinda harus tau nih, usaha dia dulu sia-sia toh sekarang si lilis-lilis itu udah ada lagi " -sasha
***
Azril memutuskan untuk ke gubug nya dan membersihkan debu-debu yang kian banyak itu
sedangkan lisa dan abram memutuskan untuk jalan-jalan keliling kampung
" neng, lagi honeymoon ya? "
" nggak bu, kita belum nikah " -lisa
" tapi mau nikah bu, lagi jalan-jalan nyari villa buat honeymoon nanti " -Abram
Lisa mencubit pinggang abram kesal dengan ucapan itu
" bu, windi nya ada? " -lisa
" windi teh lagi kerja, eh ngomong-ngomong eneng nya kenal sama anak ibu? "
" masa ibu lupa, saya lilis bu, anaknya pak harto " -lisa
" lilis yang dulu sama azril itu ya? "
" iya bu " -lisa
" wah, cantik banget ya sekarang neng, udah ada calonnya lagi, tadinya ibu kira lilis itu akan nikah sama azril, eh taunya sama orang lain "
" yaudah bu, saya lanjut jalan lagi ya, titip salam aja buat windi assalamu'alaikum " -lisa
^^^Kuala kapuas, 7 Maret 2025^^^