NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis Badung

Menikahi Gadis Badung

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia / Paksaan Terbalik / Menyembunyikan Identitas / Gadis nakal
Popularitas:199k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Menikah karena kecelakaan? Akay tak pernah membayangkan hidupnya berubah setelah menabrak nenek Aylin—dan menerima syarat gila: menikahi cucunya yang suka tawuran dan balapan liar.
Perjanjiannya jelas: jika Akay menceraikan Aylin, ia harus bayar seratus miliar. Tapi jika Aylin yang minta cerai, seluruh warisan neneknya jadi milik Akay.

Setelah sang nenek meninggal, Aylin kabur. Ia hidup bebas di jalanan, menantang maut di lintasan balap ilegal. Tapi takdir mempertemukan mereka lagi—dan Aylin menawar hidup masing-masing meski tetap menikah.

Namun Akay punya rencana lain. Saat bahaya mengintai dan perasaan mulai tumbuh, keduanya harus memilih: bertahan dalam pernikahan pura-pura, atau menghadapi kenyataan bahwa mungkin... cinta datang dari arah yang tak pernah mereka duga.

Akankah pernikahan ini tetap menjadi perjanjian konyol? Atau berubah menjadi cinta yang berani menerobos batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Hotel?

Aylin refleks mundur selangkah. Tapi tak sempat kabur—

Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Akay sudah meraih pergelangan tangannya dengan erat.

"Ikut aku!" suaranya dingin, tapi ada kemarahan yang ditahan.

"Eh! Lepasin, Akay!" Aylin memberontak, tapi cengkeraman tangan lelaki itu terlalu kuat.

Orang-orang hanya bisa melongo melihat kejadian itu.

"Buset, siapa sih orang itu?" bisik seseorang di kerumunan.

"Pacarnya Aylin?"

"Tapi kok galak banget, sih?"

"Eh, bukannya cowok itu yang bawa pergi Aylin waktu tawuran kemarin? Yang juga nganterin dia ke sekolah?" ujar Rena, matanya menyipit, mencoba memastikan.

"Bener, dia orangnya," sahut Sinta dan Linda hampir bersamaan, saling berpandangan dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.

Jordi yang sejak tadi berdiri diam akhirnya bersuara. "Hei, lo siapa? Mau ngapain lo bawa dia?"

Tanpa menoleh, Akay hanya menjawab dingin, "Gue yang akan menuntut dia kalau terjadi apa-apa sama mobil gue."

Dan dengan itu, ia menyeret Aylin menuju mobil.

Aylin mencoba memberontak, tapi dalam sekali hentakan Akay membuka pintu mobil, mendorongnya masuk, dan menutup pintu keras-keras.

"Aku bisa pulang sendiri!" Aylin mendelik padanya.

Akay menatapnya, mata itu menyala penuh kemarahan yang tertahan.

"Tutup mulutmu!"

Lalu, tanpa peduli tatapan semua orang yang masih kebingungan, Akay masuk ke dalam mobil, menginjak gas, dan membawa istrinya pergi.

Sorakan dan pertanyaan meledak di belakang mereka.

"SIAPA DIA?!"

"KENAPA Aylin nggak ngelawan?!"

"Gila, ratu jalanan diseret gitu aja?"

Jordi masih berdiri di tempatnya, menatap mobil yang menjauh.

Ia mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras.

Siapa laki-laki itu sebenarnya?

Di Dalam Mobil

Suasana dalam mobil terasa panas, bukan karena suhu udara, melainkan karena kemarahan yang memenuhi seluruh ruang.

Aylin duduk dengan tangan terlipat di dada, masih berusaha mencerna kenyataan. Pria yang mobilnya ia serempet, yang kendaraannya ia lompati, dan yang mengejarnya mati-matian hingga garis finis—ternyata suaminya sendiri. Ia terlalu tenggelam dalam euforia balapan hingga tak sempat memerhatikan siapa pemilik mobil yang nyaris ia buat celaka.

Sementara itu, Akay menggenggam setir dengan kuat. Rahangnya mengatup, napasnya berat, dan bola matanya penuh bara amarah.

"BALAPAN LIAR, Aylin?!" suara Akay menggelegar, membuat Aylin nyaris tersentak.

Aylin meliriknya sekilas sebelum membuang muka ke jendela, menolak menunjukkan rasa bersalah.

"Terus kenapa?" jawabnya santai. "Aku udah sering kok menang. Kamu pikir aku bakal celaka?"

"Dasar keras kepala!" Akay mengumpat sambil membanting setir ke kiri, membuat mobil berbelok tajam.

"Kau pikir nyawamu itu mainan?!"

Aylin mendengus. "Aku nggak minta kau ikut campur."

"Oh, aku harusnya diem aja?!" Akay menoleh tajam. "Gimana kalau tadi kamu jatuh?! Gimana kalau kamu celaka?! Dan, KAMU UDAH MENYEREMPET MOBILKU, GADIS BADUNG!"

Aylin mengatupkan bibirnya. Ia tahu ia salah, tapi gengsinya terlalu besar untuk mengakuinya.

"Aku nggak nyangka kamu yang bawa mobil itu," gumamnya pelan.

Akay tertawa sinis. "Oh, jadi kalau yang kamu serempet orang lain nggak masalah, gitu?"

Aylin mendesah kesal, "Udahlah, mobil kamu 'kan nggak kenapa-kenapa!"

Akay mencengkram setir lebih erat. "Bukan masalah mobilnya, Aylin! Tapi kamu!"

Aylin terdiam. Ada sesuatu dalam nada suara Akay yang membuat hatinya bergetar.

Bukan sekadar marah. Tapi khawatir.

Namun, alih-alih mengakui, ia justru membuang muka. "Aku nggak apa-apa. Kamu nggak usah lebay."

Akay menggeram. "Aku rasanya pengen ngebanting kamu."

Aylin mendengus. "Coba aja."

Akay menoleh tajam, rahangnya mengatup keras. "Jangan nantang aku, Ay. Aku udah muak sama kelakuan kamu."

Aylin membalas tatapannya tanpa gentar. "Terus kamu mau apa? Mau ceraiin aku?"

Sebuah tawa pendek lolos dari bibir Akay, tapi tidak ada kehangatan di sana. Matanya berkilat bahaya. "Oh, kamu pikir dengan berbuat seperti ini, aku akan menyerah dan menceraikanmu?"

Aylin mengangkat dagu, menantang. "Kalau iya, kenapa?"

Tanpa peringatan, Akay langsung menginjak rem mendadak.

CIITTTTT!

Aylin hampir terpental ke depan kalau saja sabuk pengaman tidak menahannya. Jantungnya mencelos, matanya membelalak marah.

"APA KAU GILA?!"

Akay mencondongkan tubuhnya, mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Napasnya mengembus hangat di kulit Aylin. Tatapannya menembus dalam, berbahaya.

"Dengerin aku baik-baik, Aylin." Suaranya rendah, dingin, tapi mengandung ancaman terselubung. "Kamu pikir bisa terus berbuat onar? Bisa terus seenaknya? Nggak. Kali ini, aku nggak akan ngelepas kamu."

Aylin menelan ludah. Jantungnya berdetak lebih cepat, tapi bukan karena takut.

Sesuatu yang lain.

Sesuatu yang tak ingin ia akui.

Ia mengalihkan wajah, berusaha menenangkan diri. Dengan nada santai, ia mencoba mencairkan suasana. "Serius deh, kamu nggak perlu segitunya. Aku nggak kenapa-kenapa. Aku menang, ‘kan?"

Akay mendengus pendek, matanya masih tajam mengunci Aylin. "Kamu beneran nggak ngerti atau pura-pura bego, Ay?" Suaranya rendah dan tajam, membuat bulu kuduk Aylin meremang.

Aylin menoleh, alisnya terangkat menantang. "Apaan sih? Kamu mau marahin aku terus? Mau ngeributin ini semalaman?"

Alih-alih menjawab, Akay menyunggingkan senyum miring. Senyuman yang lebih berbahaya daripada amarah.

"Nggak. Aku nggak akan ngeributin ini semalaman."

Dengan gerakan santai, ia menarik gas dan kembali menjalankan mobil.

Aylin menatapnya curiga. "Mau ke mana?"

Akay tetap fokus ke jalan. "Hotel."

Aylin berkedip, pikirannya langsung waspada. "Ho-hotel? Maksudmu apa?"

Akay melirik sekilas, membaca ekspresi paniknya dengan tatapan penuh ejekan. "Kau sudah SMA. Tentu sudah belajar bagaimana manusia memperbanyak keturunan, bukan?"

Aylin terkesiap. "Tunggu, kau gila, ya?!"

Akay tertawa pendek, sarkastik. "Aku gila? Hah. Kalau aku gila, kau lebih gila, Ay. Balapan liar, hampir celaka, dan masih bisa nyengir? Aku udah cukup sabar sama kelakuanmu."

Aylin menggeleng cepat, panik mulai merayapi tubuhnya. "Aku nggak mau ke hotel sama kamu. Aku—"

"Kamu harus mau." Akay memotong cepat.

"Nggak mau!"

Akay menginjak rem mendadak lagi.

CIITTTT!

Aylin terlonjak, kali ini lebih kencang. Ia menatapnya dengan mata membelalak, darahnya mendidih. "KAU GILA BENERAN YA?! AKU BISA KENA SERANGAN JANTUNG GARA-GARA KAU!"

Akay menoleh, tatapannya lebih serius dari sebelumnya. Tak ada tawa, tak ada sindiran.

"Dengerin aku baik-baik, Aylin." Suaranya lebih pelan, tapi setiap kata terasa menusuk. "Kau udah terlalu lama lari. Aku nggak akan biarin kamu kabur lagi."

Ia menarik napas dalam, lalu mengucapkan kata-kata yang membuat Aylin membeku di tempat.

"Malam ini, kau harus menjalankan tugasmu sebagai istri. Titik."

Aylin membuka mulut, tapi tak ada suara yang keluar.

Tatapan Akay begitu dalam, begitu pasti.

Dan kali ini, ia tahu Akay tidak sedang bercanda.

Akay masih menatap Aylin dengan intens, napasnya berat menahan emosi yang meledak-ledak. Aylin, di sisi lain, masih shock dengan ucapan suaminya. Hotel? Tugas istri? Apa dia gila?!

Aylin buru-buru meraih handle pintu, mencoba membukanya. Tapi sial, Akay sudah mengunci mobilnya.

"Aku nggak mau!" Aylin menoleh tajam.

Akay mendekat, tatapannya tak terbaca. "Kenapa? Takut?"

Aylin meneguk ludah, tapi ia tak akan mundur begitu saja. "Bukan takut! Aku cuma... Aku cuma nggak mau!"

Akay tersenyum miring, tetapi tidak ada kehangatan di sana. "Lucu. Tadi kamu berani balapan sampai hampir celaka, tapi sekarang kamu mundur?"

"Aku nggak mundur! Aku cuma—"

BRAK!

Tangan Akay menekan dasbor, membuat Aylin tersentak. "Dengar, Ay. Aku capek. Aku capek ngejar kamu. Aku capek lihat kamu selalu nekat, selalu cari masalah. Aku udah cukup sabar selama ini."

Aylin menatapnya, dadanya naik turun. "Terus? Kamu pikir dengan begini aku bakal tunduk? Aku bakal nurut?"

Akay mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha menenangkan diri. "Dulu aku pikir kita bisa jalanin ini pelan-pelan. Tapi kamu terus-terusan lari, Aylin. Aku nggak akan biarin itu lagi."

Aylin menggigit bibir, mencoba mencari celah untuk melawan. "Kalau aku tetap menolak?"

Akay mencondongkan tubuhnya, wajah mereka kini hanya berjarak beberapa senti. "Kita lihat nanti," gumamnya rendah, sarat dengan ketegasan.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Riaaimutt
uwauuuu emejink
Riaaimutt
seriusan bang
apa cuma halu ?
Riaaimutt
k nana kalo nulis kek gini pake praktek gak..
Riaaimutt
saya pecinta motoGP menjerit membayangkan situasi ini
Anitha Ramto
Alhamdulillah akhirnya happy ending..lanjut di kariya baru kak nana kisahnya kakek Aylin
Anitha Ramto
Dikira ini bab terakhir karena panjang banget di bab ini..ternyata masih bersambung...lanjut
Anitha Ramto
insyaAlloh kalo ada waktunya saya mampiir,,,
Siti Jumiati
lanjut lintasan kedua
Riaaimutt
sangat pantas untuk seorang penerus Andi
Syavira Vira
❤️❤️❤️🙏🙏🙏👍🏻👍🏻👍🏻
syisya
emang berbeda ya thor ceritanya bikin spot jantung, dari semua yg biasanya berisi tentang dunia bisnis, percintaan yg berakhir romantis tapi aku gak pernah kepikiran kali ini kamu bikin yg benar" berbeda jauuuuuh dari sebelum"nya
🌠Naπa Kiarra🍁: Ikut aliran otak aja, Kak. Dan saat aku nulis rasanya semangat banget, meski g tahu udah berapa kali aku edit biar feel-nya kerasa banget. 😂

Padahal cuma dapat reward sampai 40 bab, tapi aku tulis sampai 122 bab😀

Tapi jujur aku puas bisa menyelesaikan season 1 ini meski di bab 80 dst g dapat apa-apa. 😂
total 1 replies
Sri Hendrayani
akhirnya and juga
Mrs.Riozelino Fernandez
makasih buat Novel Aylin nya kk Thor...
bener2 menguji jantung bacanya..
balap nya dapet,skill mafia nya TOP👍👍👍👍
sukses terus untuk Aylin dan Akay ke 2 ya kk💗💗💗💗💗
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Luar Biasa.
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
mery harwati
Terimakasih thor karyanya 🙏
Dan ditunggu kisah masa lalu kakek Aylin yang bergelar intel legendaris 💪❤️
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin.Makasih, Kak🤗🙏🙏🙏
mery harwati: Siap thor, sehat selalu untuk author sekeluarga & lancar rejekinya juga ya ❤️
total 3 replies
asih
lanjut kamar sebelah
Puji Hastuti
Kok end? Beneran ini thor?
Puji Hastuti
Alhamdulillah masih berlanjut, mksh thor
Bhadra Pelangi
love love love ma ceritanya ❤️❤️❤️❤️🔥🔥🔥
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
sum mia
hhhhhh.... dah tamat beneran ini kak. gak ada bonus bab gitu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: oke kak....in syaa Allah akan ngikutin terus
🌠Naπa Kiarra🍁: G ada, Kak. Kan langsung dilanjutkan di novel "LINTASAN KEDUA" 😀🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!