"Aku hamil."
Savanna yang mendengar sahabatnya hamil pun terkejut, dia menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.
"Dengan Darren , maaf Savanna."
"Nadia, kalian ...." Savanna membekap mulutnya sendiri, rasanya dunianya runtuh saat itu juga. Dimana Darren merupakan kekasihnya sekaligus calon suaminya telah menghamili sahabatnya.
***
"Pergi, nikahi dia. Anggap saja kita gak pernah kenal, aku ... anggap aku gak pernah ada di hidup kalian."
Sejak saat itu, Savanna memilih pergi keluar kota. Hingga, 6 tahun kemudian Savanna kembali lagi ke kota kelahirannya dan dia bertemu dengan seorang bocah yang duduk di pinggir jalan sedang menangis sambil mengoceh.
"Daddy lupa maca cama dedek hiks ... dedek di tindal, nda betul itu hiks ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benda yang Gibran dapat
Jam 8 malam, Darren sudah tiba di rumahnya. Dia merasa heran sebab tak ada suara televisi yang menayangkan kartun kereta api kegemaran si bungsu. Karena sejak beberapa hari terakhir, setiap dirinya pulang. Rumahnya terasa berisik akibat suara televisi.
"Dimana si kembar bi?" Tanya Darren ketika melihat seorang pembantu lewat di depannya.
"Oh, den kembar lagi belajar tuan,"
"Belajar?" Beo Darren dengan tatapan terkejut.
"Iya, den Gibran juga lagi belajar dari sore tadi." Sahut sang pembantu.
Darren seperti tak percaya, dia langsung menaiki tangga menuju kamar putranya. Sesampainya di sana, pintu kamar anak kembarnya sedikit terbuka. Dia pun mengintip untuk melihat apa yang keduanya itu kerjakan.
"Salah! jawabannya dua puluh! hitung lagi yang benar!" ujar Gabriel.
Keduanya tengah tengkurap di atas karpet bulu, sambil menghadap ke sebuah buku. Padahal Darren sudah sediakan meja belajar untuk mereka berdua, tetapi belajar di bawah ternyata lebih nyaman.
"Calah telus ih! betul kok!" Sewot Gibran.
"Kamu mau di ajarin apa enggak? kalau enggak abang mau tidur!" Ancam Gabriel.
"Ish, iya! iya! Gitu aja marah." Ujar Gibran sambil mencebikkan bibirnya kesal.
Darren masih di sana, dia memperhatikan apa yang keduanya lakukan. Dia tak aneh saat melihat Gabriel belajar, justru dia heran pada Gibran yang belajar. Sebab, putranya yang satu itu sangat malas sekali belajar.
"Gini, betul kan!" Unjuk Gibran pada tugasnya.
"Nah, ini baru bener! dari tadi kemana aja sih," ujar Gabriel membuat Gibran yang tadinya tersenyum seketika mengerucutkan bibirnya.
Darren memutuskan untuk pergi, dia tidak ingin mengganggu keduanya. Sesampainya di kamar, Darren masih kerasa aneh dengan Gibran.
"Kepalanya terbentur atau bagaimana? belajar membaca saja aku harus mengajaknya ke jepang dulu baru dia mau belajar. Lalu, sekarang? dengan sukarelanya dia belajar tanpa iming-iming hadiah." Batin Darren.
"Mungkin saja anak itu sudah berubah," ujar Darren selanjutnya dan mengangkat bahunya acuh.
Darren memutuskan untuk mandi, dia membuka bajunya dan mengambil handuk. Setelahnya, dia masuk kamar mandi dengan handuk yang di lilit di pinggangnya.
Cklek!
"Daddy dah pulang?"
Gibran masuk ke dalam kamar, dia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling kamar Darren. Kaki gempalnya terayunkan ke arah ranjang, dia menatap kamar mandi yang terdengar suara gemericik air.
"Oohh lagi mandi, yacudah. Dedek tungguin dulu." Gumamnya.
Gibran melihat ke arah nakas, dia mengambil bingkai nama kedua orang tuanya. Di usapnya bingkai itu, dan membaca nama yang tertera.
"Dallen dan Nadia. Waahh nama mommy, mana fotona yah." Gibran membalikkan figura itu, dia tidak menemukan foto Nadia di sana.
Cklek!!
Gibran kaget, dia segera bersembunyi di bawah tempat tidur Darren. Figura itu oun dia bawa bersamanya karena terkejut.
"Ngapain dedek cembunyi yah? kan dedek bukan maling?" Batin Gibran.
"Ck, kelual deh." Lirih Gibran dan akan berniat keluar.
Namun, tangan Gibran yang akan merayap keluar seketika berhenti saat tak sengaja memegang sebuah benda. Bocah itu pun memgambilnya dan mengendusnya.
"Apa nih? nda da bauna." Gumam Gibran.
Kreett!!
Cklek!
Sepertinya Darren sudah keluar, Gibran pun memutuskan untuk keluar. Dia menepuk bajunya dan juga celananya karena takut ada debu yang menempel di sana.
"Ihh apa nih, kecil banet ini," ujar Gibran menatap benda berbentuk kotak yang sangat kecil itu.
Gibran memasukkannya ke dalam saku celananya, dia pun keluar dari kamar Darren dengan membawa sebuah benda berbentuk memori.
***
Pagi harinya, Gibran sudah siap untuk di tanyakan Savanna. Sedari tadi dia sibuk belajar sebelum Savanna masuk ke dalam.kelasnya.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Selamat pagi bu!" Seru semua murid.
Savanna masuk ke dalam kelas dengan membawa paper bag, dia meletakkannya di atas meja dan menatap seisi kelas.
"Oke, hari ini jadwal menggambar. Siapkan peralatan menggambar kalian!" Titah Savanna.
Semua murid pun belajar menggambar, termasuk si kembar. Gabriel telah selesai lebih dulu, gambarannya sangat simple. Anak itu menggambar sebuah kapal, dengan rapih.
"Wah, Gabriel seperti nya punya bakat menggambar yah." Puji Savanna.
"Tidak." Sahut Gabriel cuek.
Savanna tersenyum, dia kembali mengamati gambar Gabriel. Tak lama, Gibran pun mengumpulkan tugasnya. Dia menyerahkan hasil gambarnya pada Savanna.
"Sudah selesai nak?" Tanya Savanna sambil mengambil gambar Gibran.
Seketika senyum Savanna luntur setelah melihat apa yang Gibran gambar, keningnya mengerut menatap gambar yang dia tidak mengerti gambar apa itu.
"Gibran, ini gambar apa?" Tanya Savanna bingung.
"Itu kotak-kotak lucu," ujar Gibran.
Savanna melihat ada beberapa kotak kecil berwarna hitam di sana, tapi yang bikin Savanna heran. Kotak tersebut berukurabn sama semua, yang artinya Gibran telah mencetak gambar dengan sebuah benda.
"Tadi dedek bingung nau gambal apa, jadi dedek gambal ini." Unjuk Gibran pada sebuah memori yang dia dapat di kamar Darren.
Savanna mengambilnya, dia tertawa saat melihat benda yang Gibran berikan.
"Gibran, ini namanya memori ponsel. Disini kita bisa menyimpan foto maupun file, apa ini milikmu?"
Gibran menggelengkan kepalanya, Savanna beralih menatap Gabriel yang tengah menatap kembarannya.
"Adek nemu dimana?" Tanya Gabriel pada adiknya itu.
"Syutt janan bilang-bilang daddy tapi yah. Cemalem dedek ambil dali kamal daddy, di kolong tempat tidulna." Jawab Gibran.
"Itu namanya mencuri! gak boleh!" Marah Gabriel.
Gibran mengerucutkan bibirnya, sementara Savanna pun paham memori milik siapa itu.
"Yasudah, ini memorinya kembalikan pada daddy oke." Pinta Savanna.
Gibran mengangguk, dia mengambil memori yang berada di tangan Savanna dan di masukkan ke dalam sakunya. Namun, Gibran yang ceroboh membuat memori itu terjatuh ke lantai.
"Yasudah, ayo duduk kembali ke kursi kalian." Titah Savanna.
Jam pelajaran selesai, semua murid sudah pulang terkecuali si kembar. Gibran ingin menagih janji Savanna, sehingga dia tidak pulang terlebih dahulu.
"Gibran sudah siap?" Tanya Savanna pada anak muridnya itu.
"Heum, coalna janan cucah-cucah yah. Nanti dedek nda bica, gagal dapat pudingna nanti." Pinta Gibran membuat Savanna terkekeh.
"Iya, oke ... ibu akan tanya. Berapa hasil dari tujuh di tambah empat?"
Gibran mengacungkan sepuluh jarinya, dia mulai berhitung dengan cara yang Gabriel berikan.
"Tujuh di otak, empat di tangan. Jadina ... tujuh, delapan cembilan cepuluh cebelas!"
"WAH! HEBAT!" Seru Savanna.
Gibran melompat girang, Gabriel yang melihat adiknya seceria itu terlihat heran. Netranya menatap lekat pada Savanna yang kini mengelus pipi bulat adiknya.
"Kenapa Gibran bisa sedekat itu dengan bu Sava?" Batin Gabriel.
"Oke, ibu kau tanya lagi dan ini yang terakhir. Berapa hasil dari lima belas di tambah tujuh?"
Gibar memperaktekan cara yang sama persis, dia menghitung nya dengan lancar membuat Savanna tersenyum bangga.
"Dua puluh dua!"
"Pintarnya!" Seru Savanna mencubit kedua pipi tembam Gibran.
"Oke, karena kamu sudah menjawabnya. Maka, puding ini untukmu dan juga Gabriel." Ucap Savanna sambil menyodorkan pudingnya.
_______
Masih lanjut lagi yah kawan🤗🤗🤗
Oh ya, banyak banget yang tanyain kapan S2 i'm coming daddy🤭🤭. Kabar baiknya, author sidah dapat alurnya🤗🤗🤗. Tinggal di jadikan novel aja. Tapi, karya ini belum selesai😅.
Mau sekalian dua? tapi takut campur aduk😂😂.
Oke deh gini, bulan depan author keluarin S2 i'm coming daddy. Biar ini selesai dulu yah, takut campur dan akhirnya hiatus😅😅.
Gak nyangka nemu idenya cepet, biasanya nunggu berbulan-bulan baru dapat konflik yang bagus😭😭😭.
Bulan ini, kita selesai kan dulu cinta yang belum usai. Setelah itu, kita lanjut S2 i'm coming daddy🥰🥰🥰