Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Pagi itu, setelah sarapan Retta berangkat sekolah bersama dengan Vanno. Awalnya Retta menolak karena ingin naik kendaraan umum, namun mommy melarangnya. Dan akhirnya, jadilah mereka berangkat ke sekolah bersama.
Vanno menggunakan motor kesayangannya untuk berangkat ke sekolah. Retta terlihat menimang-nimang ketika hendak naik.
"Kenapa diam saja, ayo naik keburu siang nanti." Kata Vanno yang sudah siap di atas motornya.
Sementara Retta terlihat kebingungan. "Ba-bagaimana naiknya, ini tinggi sekali," sahutnya.
Vanno memperhatikan Retta yang saat ini menggunakan seragam sekolahnya dengan panjang rok selutut. Dia berpikir sebentar sebelum akhirnya menemukan ide. "Naik ke undakan teras itu, kemudian naik ke belakangku." Memahami maksud Vanno, Retta segera naik ke undakan teras dan dilanjutkan naik ke atas motor Vanno.
"Sudah." Kata Retta sambil memegang bahu Vanno.
Vanno membenahi tasnya yang dipakai di depan dadanya sebentar baru menjalankan motornya. Butuh waktu sekitar 40 menit untuk sampai di sekolah Retta. Sementara Vanno, butuh sekitar 10 menit lagi untuk sampai di sekolahnya yang memang berada satu jalur dengan sekolah Retta.
Retta meminta berhenti di halte dekat perempatan. Dia lebih memilih berjalan kaki sekitar 50 meter dari sekolahnya. Retta tidak ingin ada temannya yang melihat dia dibonceng seorang laki-laki, meskipun itu suaminya. Karena tidak ada yang tahu jika dia sudah menikah.
Setelah menurunkan Retta, Vanno segera mengendarai motornya menuju ke sekolah. Dia sama sekali tidak menyadari jika dirinya telah diikuti oleh seseorang.
Begitu Vanno berjalan menuju ruang kelasnya, tiba-tiba bahunya ditepuk oleh seseorang.
"Sudah doyan cewek lo?" sapanya sambil merangkul bahu Vanno.
Vanno menoleh dan mendengus kesal. "Apaan sih Yo, pagi-pagi sudah ngaco." Jawabnya sambil melepaskan rangkulan tangan sahabatnya, Neo.
"Gue sudah ngikutin lo sejak dari Prayit kali Van, gue lihat lo bonceng cewek, dan lo turunin di halte dekat perempatan. Dilihat dari seragamnya, dia anak Merdeka deh. Pacar lo?" Tanya Neo sambil masih mengikuti Vanno.
"Bukan."
"Ciihhh. Mana mungkin jika dia bukan pacar lo, terus lo bela-belain jemput dia dan antar ke sekolah pagi-pagi." Kata Neo lagi.
Vanno mendelik kesal. Tanpa menjawab pertanyaan Neo, dia masuk ke kelasnya dan meninggalkan Neo yang masih menggerutu di depan kelas Vanno. Ya, Neo memang tidak satu kelas dengan Vanno. Dia kelas XII IPA 4, sementara Vanno XII IPA 1. Dari beberapa sahabatnya, hanya Axcell yang berada satu kelas dengannya.
Beberapa saat kemudian Axcell datang dan segera duduk di samping Vanno. Belum sempat mereka berbicara, bel sudah berbunyi.
Sementara di SMA Merdeka, Retta berjalan menuju kelasnya sambil menenteng helm yang tadi di pakainya. Sesampainya di dalam kelas, dia langsung disambut oleh Abel, sahabatnya.
"Ta, cepetan pinjam pr mm lo dong, gue belum nih." Teriaknya sambil membawa buku tugasnya.
"Kebiasaan deh." Jawab Retta sambil mendudukkan diri di kursinya. Dia segera memberikan buku tugas matematikanya kepada Abel.
Abel segera menerimanya dan menyalin di buku tugasnya. Retta hanya menggelengkan kepala melihat hal itu. Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi. "Untung gue sudah selesai." Kata Abel girang. "Thanks ya baby, emmuuah," lanjutnya sambil memeluk Retta dan memonyongkan bibirnya seperti hendak menciumnya. Retta segera menggeser tubuhnya, geli. Sementara Abel malah tertawa-tawa melihat Retta.
Pelajaran hari itu dilalui Retta dan Vanno dengan lancar. Pukul 15.00 sekolah Vanno sudah selesai. Dia segera mengirim pesan kepada Retta
Pulang? ~Vanno
Retta merasakan ada pesan masuk di ponselnya. Dia melihat nomor tak dikenal mengiriminya pesan. Seketika dia melihat foto profil nomor tersebut. Begitu dia mengetahui siapa pemilik nomor tersebut, dia segera membalasnya.
10 menit lagi. Mas sudah pulang? ~Retta
Hhmm. Ku tunggu di halte. ~Vanno
Iya, hati" Mas. ~Retta.
Retta tersenyum ketika memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Melihat Retta senyum-senyum sendiri, dia segera mencubit pinggang Retta.
Aauuwww..
\=\=\=\=\=
Masih mau lagi nggak nih…
Kasih dukungan dong.. 🤗🤗