Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2.
****
"Aku hanya melihatnya sebentar saja, kita tunda sampai besok pernikahannya, kamu terlalu berpikiran negatif padanya! jangan terlalu cemburu! aku tidak suka dengan sikap mu ini!!"
Plak!!
Eleanor terkejut tangannya di tepis Ricard, saat tunangannya itu akan pergi meninggalkannya di Altar saat ini juga.
Karena mendengarkan keluhan wanita, teman masa kecil Ricard terluka, terjatuh di kamar mandi, dan tidak ada seorang pun di sana yang menolongnya.
Mata Eleanor berkedip. Ia seketika terpaku di tempatnya, merasakan tangannya begitu sakit di tepis Ricard.
Bukankah aku baru saja tidak merasakan apa-apa lagi, saat tubuhku di bawa masuk ke ruang UGD? kenapa aku bisa di sini?
Eleanor bagaikan orang kebingungan, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, di mana saat ini ia berdiri masih mengenakan gaun pengantinnya.
Gaun pengantin yang ia kenakan saat ia di tabrak mobil, ketika berlari mengejar Ricard menyeberang jalan.
Apa yang terjadi? kenapa aku berdiri di.. ini pernikahan ku! sebelum aku di tabrak mobil, kan??
Eleanor semakin kebingungan melihat sekelilingnya. Ia berdiri di Altar bersama dengan Ricard. Dan ia melihat Ricard di depannya, memandangnya dengan tatapan marah.
A.. apakah aku kembali ke waktu aku belum di tabrak mobil??
Perlahan wajah kebingungan Eleanor berseri oleh rasa senang, ternyata ia kembali sebelum ia mati di tabrak mobil.
Ini suatu keajaiban, ia kembali lagi! Kali ini ia tidak akan melakukan kesalahan lagi, dan tidak akan menjadi wanita bodoh lagi.
"Kamu malah tersenyum! aku tidak menyangka hati mu begitu kejam, Eleanor!!"
Eleanor mendengar nada dingin Ricard, memandangnya dengan raut wajah yang terlihat begitu kesal padanya.
"Ricard! apakah pantas kamu pergi menemui Melanie, di saat hari pernikahan kita! apa salah aku marah padamu, karena kamu lebih mendengarkan Melanie dari pada aku tunangan mu?!"
Eleanor mengatakan sama persis, sebelum Ricard pergi meninggalkannya di Altar, menemui Melanie Cordelia, teman masa kecil Ricard.
"Kamu terlalu cemburu! Melanie hanya tinggal sendirian di apartemennya, tidak ada seorang pun berada di sana, aku harus pergi melihatnya sebentar, kita tunda dulu pernikahan kita, aku harus membawa Melanie ke rumah sakit!!"
Ricard pun berbalik, dan cincin yang tadi akan ia sematkan ke jari Eleanor, jatuh menggelinding ke atas lantai Altar.
"Ricard!!" teriak Eleanor, ia harus memastikan terakhir sekali perasaan Ricard padanya.
Setelah ia puas mengetahui apa yang akan di katakan Ricard, ia akan pergi diam-diam meninggalkan bajingan itu.
Langkah Ricard seketika berhenti mendengar teriakan Eleanor, tapi ia tidak berbalik untuk memandang Eleanor.
"Apakah kamu benar-benar lebih peduli pada Melanie, dari pada aku? jawab aku!!" teriak Eleanor.
"Maaf Eleanor, aku tentu harus memperhatikan Melanie, karena Ibunya sebelum meninggal sudah berpesan padaku, harus memperhatikan dan melindungi Melanie!" jawab Ricard tanpa berbalik untuk menatap Eleanor.
"Baik! kalau memang itu keputusan mu! semoga kamu dan Melanie bahagia selalu! kamu tidak perlu memperdulikan perasaan ku! aku sudah terbiasa kamu perlakukan seperti ini, meninggalkan ku tanpa berpikir dua kali untuk pergi menemui Melanie!!"
Mendadak Ricard berbalik memandang Eleanor, "Eleanor, aku tidak bermaksud untuk mengecewakan mu! kamu harus mengerti akan keadaan Melanie, dia tidak punya siapa-siapa lagi saat ini!!"
"Pergilah! kamu jangan membuat alasan lagi, untuk meyakinkan aku memahami akan keadaan Melanie, aku tahu kalau kamu itu lebih peduli pada cinta masa kecil mu itu!!"
"Eleanor... ah, sudahlah! kita bicarakan lagi nanti, aku akan menolong Melanie dulu!"
Ricard kemudian berbalik, dan berlari meninggalkan Eleanor sendirian di atas Altar, tanpa menoleh sedikit pun, sama seperti sebelum Eleanor mati di tabrak mobil.
Suara gumaman tamu, dan saksi pernikahan Eleanor, saling bicara satu sama lain. Membicarakan pernikahan yang belum sah, di tinggalkan mempelai pria begitu saja.
Eleanor tersenyum dingin memandang cincin yang teronggok di lantai. Untung saja mereka belum di nyatakan sah sebagai suami istri oleh Pendeta.
Dan mereka belum menandatangani akta pernikahan mereka. Sekarang ia akan membalikkan keadaan. Menunggu dua hari lagi, ia akan pulang menemui Ibunya.
Banyak yang harus ia selesaikan, sebelum ia pulang menemui Ibunya. Ia harus memberikan semua barang-barang yang pernah Ricard berikan padanya, dan mengurus pengunduran dirinya dari tempat ia bekerja.
Bersambung......