Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sepuluh tahun berlalu, kini bayi yang telah dibuang itu telah tumbuh menjadi anak laki-laki yang dingin. Anak tersebut bernama Boy. Dia masih tinggal di panti asuhan.
Selama ini Boy sering mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Boy sama sekali tidak bisa melawan, karena mereka pintar memutar balikan fakta. Sehingga Boy yang sering dimarahi dan mendapatkan dihukum oleh pengurus panti.
Seperti saat ini, sudah tiba waktunya semua anak yang ada di panti asuhan untuk makan malam. Boy yang baru makan satu suap nasi, dia dibuat terkejut ketika ada seorang anak yang bernama Hadi meludahi makanannya.
"Cuihhh..."
Kemudian anak-anak yang lainnya tertawa terbahak-bahak, seolah-olah apa yang dilakukan Hadi sangat menghibur mereka.
"Hahaha..."
Boy telah habis kesabaran. Anak laki-laki itu segera menggebrak meja, kemudian dia melayangkan pukulan pada wajah Hadi.
Bugh...
Pukulan Boy seketika membuat Hadi terjengkang dari kursi.
"Aduhhh..." Hadi pun mengaduh kesakitan sambil menangis.
"Boy!" bentak Bu Risa yang baru saja masuk ke dalam ruangan makan khusus anak-anak panti.
"Hadi duluan yang..."
Boy ingin membela dirinya sendiri. Tapi sayangnya Bu Risa tidak ingin mendengarkan penjelasan dari Boy.
"Kamu selalu saja membuat masalah!"
Padahal mereka yang selalu memulai, tapi selalu Boy yang disalahkan. Bahkan hari ini Boy harus mendapatkan hukuman dari Bu Risa, dengan cara Bu Risa memukuli kaki Boy dengan gagang sapu.
Sehingga pada malam harinya Boy tidak bisa tidur, dia merasakan sakit yang luar biasa pada kakinya.
Terkadang hati kecil Boy bertanya-tanya. Apakah dia masih memiliki ibu dan ayah? Jika seandainya dia masih memiliki orang tua, lantas mengapa dia berada disini? Apakah mungkin dia sama sekali tidak diharapkan keberadaannya oleh mereka?
...****************...
Hari ini sedang diadakan acara amal di panti asuhan Keano Bakti. Yang pastinya pemilik panti asuhan tersebut akan datang kesana.
Ketika acara amal telah digelar, tiba-tiba terjadi sebuah tragedi yang tidak diharapkan, seorang cucu dari keluarga Keano telah menghilang.
"Maxime!"
"Maxime!"
Semua orang yang ada disana berteriak dan mencari keberadaan sang tuan muda, bahkan banyak pengawal yang tersebar ke setiap sudut di sekitar panti asuhan tersebut.
Boy adalah seorang anak yang sama sekali tidak menyukai keramaian, sehingga dia memilih untuk berdiam diri di gudang yang ada di panti asuhan. Dia ingin bersembunyi disana, agar tidak disuruh oleh para pengurus panti untuk ikut berkumpul di acara amal.
Namun, Boy dibuat kaget ketika dia melihat seorang anak kecil laki-laki yang sedang bersembunyi di dalam gudang. Mungkin anak kecil berusia 7 tahun itu sama sekali tidak tahu bahwa semua orang yang ada di panti asuhan sedang mengkhawatirkannya. Dia mengira bahwa saat ini dia sedang bermain petak umpet.
...****************...
"Maxime!"
"Maxime!"
Terdengar suara Nenek Margaretha yang sedang mencari keberadaan cucunya. Wanita tua itu terlihat sangat gelisah, sangat mengkhawatirkan sang cucu. Dia tidak sengaja melihat ke arah gudang.
Nenek Margaretha nampak mengerutkan keningnya ketika dia melihat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun sedang mengajarkan pelajaran matematika kepada cucunya.
"Nah kalau lima dikali dua jadinya berapa?" tanya Boy kepada Maxime.
"Emm.... tujuh." Maxime nampak kebingungan, mungkin karena dia belum lancar dalam menghitung perkalian.
Boy pun menggelengkan kepala, dia segera memberikan jawaban yang benar. "Bukan, tapi sepuluh."
Nenek Margaretha nampak tersenyum samar, dia segera masuk ke dalam gudang.
Boy sama sekali tidak tahu bahwa anak yang sedang bersamanya itu sedang dicari oleh semua orang yang ada di panti asuhan.
Boy segera berdiri dan sedikit menunduk hormat kepada Nenek Margaretha ketika dia melihat wanita tua itu tiba-tiba masuk ke dalam gudang.
"Oma." Begitu pula Maxime, anak laki-laki itu segera berlari memeluk sang nenek sambil tertawa.
"Ya ampun, Maxime. Oma dari tadi mencari kamu." Nenek Margaretha berkata dengan sedikit mengomel.
Kemudian Nenek Margaretha memandangi Boy yang sedang berdiri di belakang Maxime. "Siapa namamu?"
"Nama saya Boy," jawab Boy sambil sedikit menundukkan kepalanya.
Nenek Margaretha pun memandangi Boy dengan lembut. "Boy, apa kamu mau ikut tinggal dengan kami?"
Boy nampak tercengang mendengarnya. Dia segera mendongakkan kepalanya sambil memandangi wajah wanita tua itu dengan penuh rasa tidak percaya. Seorang pemilik panti asuhan tiba-tiba meminta Boy untuk ikut tinggal bersama dengannya.
"Saya ingin menyekolahkan kamu. Nanti setelah kamu lulus kuliah, kamu bekerja di perusahaan saya. Dan untuk saat ini, kamu hanya perlu menjaga Maxime dan Alexa."
Alexa adalah seorang gadis kecil yang masih berusia 2 tahun. Dia adalah cucu dari mendiang adiknya Nenek Margaretha. Tapi Nenek Margaretha sudah menganggap Alexa sebagai cucunya sendiri. Nenek Margaretha sangat sayang dan kasihan kepada gadis kecil itu karena sudah tidak memiliki ibu, sedangkan ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri. Sehingga Tuan Edwin sering menitipkan Alexa kepada Nenek Margaretha.
Walaupun nampak ragu, perlahan-lahan Boy menganggukkan kepalanya. Dia bersedia diadopsi oleh pemilik panti asuhan tersebut. Mungkin karena dia ingin secepatnya keluar dari panti asuhan yang seperti neraka untuknya.
Rupanya tanpa Boy sadari keputusan dia untuk bersedia diadopsi oleh Nenek Margaretha adalah keputusan yang tepat. Karena suatu saat nanti lewat Alexa dia akan mengetahui jati diri dia yang sebenarnya.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁