NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

Setelah David mengantarkannya, Kinanti memasuki rumah besar milik Julian dengan perasaan campur aduk. Rumah itu terlihat sangat megah, dengan desain yang elegan dan penuh dengan perabotan mewah.

Namun, meskipun suasana rumah itu tampak formal, Kinanti merasakan kehangatan yang datang dari dalamnya, terlebih ketika ia melihat Kenzo, anak kecil yang selama ini ia temui, berlari menyambutnya dengan senyum lebar.

"Aku senang kamu datang!" Seru Kenzo dengan gembira, matanya bersinar ceria.

Tanpa ragu, dia meraih tangan Kinanti dan menariknya ke ruang bermain. "Ayo, main dengan aku!"

Kinanti terkejut, namun senyumnya langsung merekah. Ia merasa senang melihat anak itu begitu bahagia.

"Tentu, Kenzo." Jawabnya lembut, mengikuti langkah kecilnya menuju ruang bermain.

Julian yang melihat anaknya begitu gembira merasa lega. Ia memperhatikan dengan tatapan penuh rasa syukur.

"Terima kasih, Kinanti." Ucapnya tulus.

"Kenzo jarang sekali bisa terlihat senang seperti ini. Kehadiranmu benar-benar membawa kebahagiaan untuknya."

Kinanti tersenyum, meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit canggung berada di rumah yang begitu besar.

"Senang bisa membantu, Tuan Julian." Jawabnya dengan sopan.

Tiba-tiba, Kinanti teringat pertanyaan yang sejak awal ia ingin ajukan. Ia melirik Julian yang sedang duduk di sofa, memperhatikan Kenzo yang tengah bermain.

"Tuan Julian, bolehkah saya bertanya?" Kata Kinanti hati-hati.

"Dimana ibunya Kenzo? Kenapa saya belum pernah melihatnya?"

Julian terdiam sejenak, menatap Kinanti dengan pandangan yang sedikit suram. Kemudian, ia menghela napas panjang, seolah-olah pertanyaan itu membawa kenangan yang tidak mudah baginya untuk dikenang.

"Ibunya Kenzo... sudah meninggal sejak saat dia lahir." Jawab Julian pelan.

"Sejak saat itu, aku yang merawatnya seorang diri."

Kinanti terkejut mendengar penjelasan itu. Ia merasa tergerak, melihat kenyataan yang begitu berat bagi Julian dan Kenzo.

"Saya... saya sangat menyesal mendengar itu, Tuan Julian." Kata Kinanti dengan suara yang penuh empati.

"Maafkan saya karena sudah menanyakan hal itu."

Julian menggelengkan kepala, memberikan senyum tipis meskipun matanya terlihat sendu.

"Tidak perlu minta maaf, Kinanti. Itu sudah lama berlalu, dan aku sudah terbiasa. Kenzo adalah segalanya bagiku sekarang."

Kinanti merasakan kedalaman kata-kata Julian, dan ia pun merasa lebih memahami kenapa Julian begitu protektif terhadap Kenzo.

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk menjaga Kenzo dan membuatnya bahagia." Ucap Kinanti dengan tulus.

Julian mengangguk, seolah-olah merasa lebih tenang setelah mendengar janji Kinanti.

"Aku percaya padamu, Kinanti. Terima kasih telah datang ke sini dan bersedia membantu kami."

Saat itu, Kenzo tiba-tiba berlari mendekat sambil tertawa ceria. "Kak Kinanti, ayo kita main lagi!" Serunya dengan penuh semangat.

Kinanti mengalihkan perhatian kembali kepada Kenzo, merasa bahagia melihatnya begitu riang. Ia mengangguk dengan senyum hangat.

"Ayo, Kenzo. Kita bermain." Jawabnya, dan mereka berdua melanjutkan permainan dengan riang gembira.

Di satu sisi, Julian duduk dengan tenang, melihat anaknya bermain dengan Kinanti. Meskipun masa lalunya menyakitkan, ia merasa sedikit lebih lega melihat Kenzo bahagia.

Julian tahu bahwa kehadiran Kinanti di rumah mereka mungkin akan membawa banyak perubahan, dan ia berharap ini adalah langkah pertama menuju kebahagiaan yang lebih besar untuk Kenzo.

Kinanti pun merasakan kedamaian yang jarang ia rasakan, melihat Kenzo yang ceria dan Julian yang sedikit lebih tenang. Ia tahu bahwa tanggung jawab yang diembannya tidaklah ringan, tetapi ia siap memberikan yang terbaik untuk keluarga ini.

Julian memperhatikan Kenzo yang tampak sangat gembira bermain dengan Kinanti. Senyum lega menghiasi wajah Julian saat melihat anaknya lebih ceria dari biasanya.

"Kinanti, aku harus pergi ke kantor sekarang." Kata Julian sambil melirik jam tangannya.

"Jika ada sesuatu yang kamu butuhkan atau jika ada masalah, jangan ragu untuk menghubungiku. David akan selalu siap membantu jika kamu memerlukan sesuatu."

Kinanti mengangguk, menatap Julian dengan penuh pengertian. "Tentu, Tuan. Jangan khawatir, saya akan menjaga Kenzo dengan baik."

Julian tersenyum tipis dan menundukkan kepala sedikit ke arah Kinanti, sebagai tanda terima kasih. Ia kemudian berjongkok di depan Kenzo yang tengah sibuk dengan mainannya.

"Kenzo, Daddy harus pergi bekerja sebentar. Kak Kinanti akan menemanimu."

Kenzo mengangguk sambil memeluk ayahnya. "Baik, Daddy."

Julian mengusap kepala Kenzo dengan lembut sebelum berdiri dan melangkah keluar rumah. "Aku akan kembali secepat mungkin." Ucapnya sebelum pergi.

Setelah kepergian Julian, suasana rumah menjadi lebih tenang. Kinanti mengajak Kenzo ke ruang keluarga, di mana mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku dan bermain puzzle.

Namun, tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk. Kinanti menoleh dan melihat sepasang suami-istri yang sudah berusia lanjut masuk ke ruangan.

Ibunda Julian, Marta, seorang wanita dengan penampilan anggun namun tegas, menatap Kinanti dengan pandangan yang sulit diartikan. Di sebelahnya, ayahanda Julian, Adam, tampak lebih ramah dengan senyum hangat di wajahnya.

"Selamat siang." Sapa Kinanti dengan sopan, sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat.

Ibunda Julian tetap berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, tatapannya tetap tajam.

"Kamu pasti Kinanti." Katanya dengan nada datar. "Anak ini sudah bercerita banyak tentangmu."

Kinanti merasa sedikit canggung di bawah tatapan tajam itu, tetapi ia berusaha tetap tenang.

"Benar, Nyonya. Saya Kinanti, pengasuh barunya Kenzo."

Ibunda Julian mendekati Kinanti dan memperhatikan Kenzo yang berdiri di sampingnya.

"Kenzo adalah segalanya bagi kami." Ucapnya tegas.

"Aku berharap kamu menjaga dia dengan sangat baik. Kami akan pergi sebentar, ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan."

Kinanti mengangguk penuh hormat. "Tentu, Nyonya. Saya akan menjaga Kenzo dengan sebaik-baiknya."

Ayahanda Julian melangkah maju dan tersenyum kepada Kinanti. "Kami berterima kasih karena kamu bersedia membantu menjaga Kenzo. Kami percaya pada Julian, dan jika dia memilihmu, pasti ada alasan yang baik."

Kinanti merasa sedikit lega mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Tuan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Kenzo."

Setelah itu, kedua orang tua Julian berbalik dan berjalan keluar, meninggalkan Kinanti dan Kenzo di ruang keluarga.

Kinanti menarik napas panjang, merasa lega bahwa pertemuan itu berakhir tanpa masalah berarti. Ia kembali memusatkan perhatian pada Kenzo, yang tampak tak terpengaruh oleh kejadian tadi.

"Kak Kinanti, ayo kita lanjut bermain." Ajak Kenzo sambil menarik tangan Kinanti.

Kinanti tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, Kenzo. Apa yang ingin kamu mainkan sekarang?"

Mereka melanjutkan bermain dan menghabiskan waktu bersama. Kinanti mencoba memahami lebih dalam dinamika keluarga Julian.

Meskipun ia merasa sedikit tegang dengan sikap ibunda Julian, ia bertekad untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Baginya, kebahagiaan Kenzo adalah prioritas utama.

Sore hari itu berlalu dengan cepat. Kinanti mulai merasa lebih nyaman di lingkungan barunya. Ia menyadari bahwa tantangan yang dihadapinya mungkin tidak akan mudah, tetapi ia siap untuk menjalani peran barunya dengan penuh dedikasi dan cinta.

Sementara itu, Kenzo terus menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kehadiran Kinanti. Setiap tawa dan senyum yang muncul dari wajah Kenzo memberikan rasa lega di hati Kinanti.

Ia yakin bahwa kehadirannya membawa kebahagiaan baru bagi anak kecil itu, meskipun perjalanan mereka baru saja dimulai.

1
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
Fitriadesy 99.df
cerita nya bagus
Ds Phone
perumpuan tu mesti paksa dia
Ds Phone
emak nya sombong tak bertempat
Ds Phone
ada rasa suka
Ds Phone
meraka suka sekali
Ds Phone
apa kah dia akan kembali
Ds Phone
ya semua nya tak bolih pasaka kalau hati tak suka
Ds Phone
lama lama akan rapat
Ds Phone
kebahagian yang dia fapat
Ds Phone
orang tak tahu malu macam tu kah
Ds Phone
dia ada bakat terpendam
Ds Phone
bunga bunga cinta
Ds Phone
dia pandai melayan anak anak
Ds Phone
dia dah jatuh cinta lah tu
Ds Phone
kebahagian anak lebih penting
Ds Phone
tentu ada masalah besar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!